Chapter 15

1K 99 7
                                    

Dia tidak punya rambut, dia meringis menahan sakit, dia tidak kuat berjalan, dia kelelahan. Semua yang dijalaninya beberapa bulan ini menyakitkan hati sang Ayah yang selalu mendampinginya menjalani pengobatan. Remaja itu tidak pernah mengeluh, tapi bukan berarti sang Ayah tidak tahu kalau setiap malam akan ada air mata yang turun dari pipi kurus anak sulungnya.

“Ayah. Apa boleh aku melewatkan kemo hari ini?” tanyanya memelas,

Sang Ayah merasa kasihan, namun menepis jauh-jauh perasaan sakitnya dan mengeraskan hati. Dia menggeleng “Tidak, Nak! Kau tidak boleh melewatkan pengobatan satu kalipun” Jawabnya tegas.

“Tapi aku lelah, yah! Mungkin kalau aku tidak berobat saja....”

“Jangan bicara lagi. Ingatlah banyak orang diluar sana yang tidak seberuntung kita” Potong sang ayah cepat “Dan ingatlah adikmu. Kau bilang ingin menemuinya, kan? Tinggal beberapa tahun lagi sampai dia berumur 20 tahun”

“Tapi kata dokter. Umurku cuma akan bertahan...”

“Dokter hanya manusia, bukan Tuhan”

Sang putra akhirnya terdiam, menerima saja ucapan penyemangat Ayahnya. Meskipun dirinya berharap keajaiban datang, namun ia juga tidak merasa sesuci itu hingga merasa pantas mendapat kemudahan instan dalam hidupnya.

“Kau yakin tidak mau menghubungi Jungkook sekarang? Bertemu lebih awal tidak akan menyakiti siapapun, nak!”

Putranya menggeleng “Tidak. Aku tidak mau melihatnya terluka. Kita tidak pernah bertemu, aku ingin pertemuan kami jadi kebahagiaan buat dia, bukannya malah cemas”

“Oke. Kalau begitu kau harus berusaha”

Jimin mengangguk tersenyum, diapun akhirnya bangkit dari ranjang untuk menuju ruangan kemoterapi. Ruangan itu steril, Jeon jae tidak bisa masuk karena bukan dokter ahli dibidangnya, sebagai gantinya dia melihat proses kemoterapi lewat kamera yang sengaja dipasang di beberapa sudut ruangan.

Dia melihat putranya meringis, dia melihat putranya muntah-muntah, dia melihat putranya terkulai tak berdaya tanpa bisa melakukan apapun untuk menghilangkan rasa sakitnya. Untuk saat itu,  laki-laki paruh baya itu memuaskan dirinya untuk menangis tersedu-sedu tanpa takut ketahuan Jimin, perawat-perawat yang ada di dekatnya tidak berkomentar, hanya ikut menitikkan air mata sembari meneruskan pekerjaan masing-masing.

***

Dua-duanya adalah primadona rumah sakit, bukan karena rupa mereka yang rupawan atau pesona mereka yang tak terhindarkan, Uh, tidak ada yang indah dari seseorang yang sedang terbaring sakit. Lalu karena apa?

Sederhana dan klise, yaitu karena mereka adalah keluarga tim medis yang sedang bekerja di tempat yang sama. Hal yang membuat banyak orang bergumam ‘menjadi dokter tidak melulu berarti bisa menyelamatkan keluargamu dari ancaman kematian’

Jimin putra dr. Jeon jae, saat awal kedatangannya masih ceria, bercanda dengan perawat dan melemparkan satu-dua pujian yang membuat perawat wanita tersipu malu. Saat rambutnya pertama kali rontok karena proses kemoterapi yang berkepanjangan, dia sering berceletuk memuji perawat yang memiliki rambut bagus. Dia selalu iri, dia selalu berkhayal ingin mewarnai rambutnya jika suatu saat nanti keluar dari rumah sakit.

Namjoon, putra direktur rumah sakit. Tidak pernah ada yang tahu kalau sang direktur ternyata punya anak laki-laki sampai suatu hari dia tiba-tiba datang entah dari mana asalnya.

Namjoon remaja kabur dari rumah karena suatu hal, tidak diakui selama beberapa tahun hingga tak merasa perlu dikenalkan dalam acara apapun yang berhubungan dengan relasi kerja. Mendadak dia datang diantarkan ambulance, orang yang bersamanya bilang kalau remaja itu jatuh di jalanan sambil memegangi dada, diagnosa medis menunjukkan bahwa dia mengalami kelainan jantung, penyakit yang mungkin diakibatkan oleh faktor genetik sekaligus pola hidup tidak sehat selama hidup di luar rumah. Dan sekecewa apapun orang tua pada anaknya, kasih sayang mereka mutlak, sang direktur seakan melupakan semua hal yang menjadi akar pertikaian merekla dan jadi sangat protektif terhadap putranya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Move On (Discontinue) ❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang