#Diarasa-2

30 3 0
                                    

"Mengapa hanya diam, Sa?"

"Tidak. Hanya sedang ingin diam."

...

"Mengapa diam juga?"

"Aku hanya mengikutimu."

"Kau menyebalkan!"

"Dan kau tersenyum."

"Diam-ku beralasan, Jara!"

"Aku juga begitu."

"Apa alasanmu?"

"Kau?"

"Kau duluan!"

"Alasanku karena kau diam."

"Hanya itu?"

"Iya."

"Aku hanya merasa benar-benar sendiri, Jara."

"Mengapa merasa begitu?"

"Kau pernah berada dalam kondisi terpuruk tidak? Saat rasanya, ingin mati saja. Karena merasa tak ada yang bisa mengerti seorangpun. Itu yang kurasakan sekarang."

"Mengapa merasa begitu?"

"Ish, tadi kan sudah ku katakan!"

"Sebenarnya, siapa dirimu?"

"Aku? Manusia, Jara."

"Siapa manusia itu?"

"Makhluk di bumi."

"Mengapa bumi ada?"

"Karena takdir."

"Haha, kau lucu, Sa. Lalu mengapa manusia berada di bumi? Tidak di planet lain?"

"Karena Tuhan ingin-Nya di Bumi. Jangan tertawa, aku tidak melucu!"

"Lalu apa tujuan Tuhan?"

"Agar kita mengabdi pada-Nya, kan?"

"Kau benar. Tetapi ada tujuan lain."

"Apa?"

"Agar kita mengenal diri sendiri."

"Aku tak mengerti , Jara."

"Otakmu terlalu kecil, Sa,"

"Aku serius!"

"Baiklah, jangan memukulku lagi. Kau tahu tidak, saat kita mengenal diri sendiri, kita akan benar-benar mengenal Tuhan."

"Lalu?"

"Saat kita telah benar-benar mengenal Tuhan, kita pasti akan mengabdi, Sa. Tanpa mengharap apapun, walau surga sekalipun."

"Mengapa begitu?"

"Karena kita telah cinta pada Tuhan. Dan cinta tulus tidak akan menunggu balasan. Ia hanya akan selalu mengabdi, melakukan, mengagumi tanpa mengharapkan sebuah hadiah apapun."

"Apa hubungannya dengan aku?"

"Assa, kau tadi merasa benar-benar sendiri, kan? Berarti kau tak mengenal dirimu sendiri. Kau tak benar-benar mengenal Tuhanmu. Saat kau telah mengenal Tuhan, sendiri tak punya makna, Sa. Kau tahu mengapa? Karena kau sadar, bahkan dirimu bukanlah milikmu sesungguhnya. Kau tak memiliki apapun, Sa. Semua milik Tuhan. Dan saat kau sadar, kau akan benar-benar menjadi manusia sesungguhnya. Seperti katamu tadi, mengabdi pada-Nya. Karena, kau tahu kembali pada Tuhan adalah hal mutlak yang akan terjadi. Hidupmu bahkan matimu akan bermakna. Kau tak lagi merasa sendiri, tak ingin lagi cepat mati. Kau akan percaya, semua adalah kebaikan. Apapun bentuknya. Tuhan menciptakanmu. Itu artinya, kau berada dalam genggaman-Nya. Kau tak pernah sendiri,Sa. Ada Dia yang akan selalu mendengarmu, bahkan tanpa kau sadari."

"Berarti aku harus mengenal diriku sendiri?"

"Tentu."

"Caranya?"

"Merenung, Sa. Tentang siapa dirimu, mengapa kau ada di bumi, apa tujuan sebenarnya kehidupanmu, dan kemana hidupmu akan berakhir."

"Bantu aku, Jara."

"Semampuku."

"Kau pasti mampu."

"Tidak, Sa. Tuhan yang memampukan."

"Ah, iya. Kau benar."

Diarasa -Dialog Jara & Assa-Where stories live. Discover now