PP 11~Tulip Putih~

22.1K 677 1
                                    

^bijaklah dalam memilih cerita
+18

Terimakasih sudah membuatku
kesal,dan terimakasih sudah membuatku tersenyum,caramu sungguh diluar dugaanku.
-Aby-

"Aby.....dimana bajuku..."teriak kak alan padaku yang saat ini tengah menyiapkan sarapan.

Aku berlari dari bawah menuju kamarku,dimana si bayi besar berada. Ya sekarang aku menyebutnya si bayi besar,aku juga tidak tau,semenjak kemarin sikapnya mulai berubah,mungkin ini adalah awal yang baik untuk kehidupan rumah tangga kami.

"Abyyyyy....."teriaknya lagi.

"Iya,kenapa si kak,pagi pagi udah teriak teriak gak jelas, berisik  ta......u"kataku cego ketika melihat kak alan hanya menggunakan handuk di pinggangnya.

"Mau sampai kapan kamu mengagumi ketampananku hemmm"ledeknya,yang kemudian membuyarkan kecegoanku.

"Iss...kau ini kak,pakai bajumu....apa kau tidak malu"ucapku sambil menutupi mataku dengan kedua telapak tangan.

"Bagaimana aku mau pakai baju,kamu saja belum menyiapkan baju untukku"katanya tanpa merasa bersalah.

Perlu di ketahui bahwasannya memang setiap paginya aku selalu menyiapkan pakaian untuk kak alan,min hari ini,sebab aku bangun kesiangan,dan masih harus menyiapkan sarapan untuknya.

"Nih...pakai"ucapku kesal,sambil melemparkan setelan kemeja biru dan celana kain hitam.

Saat aku hendak keluar kamar,tiba tiba kak alan menarik pergelangan tanganku.yang mengakibatkan aku menabrak tubuhnya.

"Aaaaaa"pekikku.

"Kau ini kak,bisa tidak sih,gak usah is...seng"kataku terbungkam,saat aku melihat kak alan tengah menatapku intents.

"Mau menggodaku hmm...."katanya serak,tapi seksi...oh..ayolah aby,jangan mulai deh.

Aku tertegun mendengar penuturan kak alan 'mau menggodaku?' Apa aku berusaha menggodanya,dasar manusia aneh bin mesum.

"Bajumu...."katanya lagi.

Ah...iya aku ingat. Alamat
Bisa tamat riwayatku ini,sebab aku memanglah menggunakan baju tidur berbahan tipis,aku tidak tau ini milik siapa,yang jelas hanya baju tidur inilah yang ada di lemariku.

Kak alan mulai mempertipis jarak wajah kami. ayolah sepertinya sudah sering sekali kami berciuman,apa gak ada hal lain lagi yang bisa di lakukan?ups....maksudnya ini hal yang berbau positif ya.

Dan ya benar saja tak lama aku merasakan kak alan sudah menciumku. Jujur saja aku menikmatinya,walaupun tak ada niatanku untuk membalas.

Kak alan terus menciumiku secara membabi buta. karena aku tak kunjung membuka mulutku,kak alan dengan tega menggigit bibirku,sehingga mau tak mau aku harus membuka mulutku,lantas kesempatan ini tak dibiarkan begitu saja oleh kak alan,melainkan di pergunakan sebaik baiknya untuk memperdalam ciuman kami.

Aku yang saat ini sudah hanyut dalam permainannya hanya bisa pasrah saat kak alan membopongku ke atas tempat tidur,kemudian menciumi bagian leher,telinga dan sekitarnya,dengan meninggalkan tanda,yang ku ketahui bernama kissmark.

Saat tengah asik dengan kegiatan kami,tiba tiba ponsel kak alan yang berada di atas nakas,berdering berkali kali,namun kak alan tetap mengacuhkannya,tentu saja ini membuatku sebal,bagaimana jika itu penting.

"Kak.....ang...kat m,dulu tel...ponnya"ucapku terbata bata,ya mungkin karena menahan desahan.OmG.

"Biarkan saja"gumamnya,sambil terus melanjutkan aktifitasnya.

Pengantin penggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang