Part 4

450 38 0
                                    

Proses pemakaman~

Minghao dan Yume tengah menatap kedua batu nisan kedua orang tuanya diselingi oleh hujan deras yang membasahi keduanya. Keduanya hanya terbasahi sementara, seseorang menolong mereka agar tidak kehujanan. Seseorang itu memayungi kedua adik-kakak itu. Minghao tersenyum pada orang yang memayunginya.

"Terimakasih Soonyoung hyung." Minghao mengusap air matanya

"Sebaiknya jangan panggil aku Soonyoung, panggil saja Hoshi." Hoshi tersenyum

"Baiklah hyung." Minghao mengangguk pelan

Dirumah~

Minghao masih saja berdiam dikamar sedangkan Yume duduk di sofa ruang tamu sambil memegang bingkai foto yang menunjukan keluarganya. Yume mencoba tersenyum tapi dia tidak yakin dia bisa tersenyum lagi seperti dulu. Dia sudah kehilangan orang tuanya dan kakaknya menderita penyakit tumor jantung. Yume terus menangis dia tidak bisa tersenyum sekarang, tanpa sadar Yume membanting bingkai foto itu dan pecah. Serpihan kaca berhamburan dilantai, setelah menyadarinya alangkah terkejutnya Yume. Dia tak menyangka dia akan menjadi seperti ini.

Klekk!

Minghao segera turun dari kamarnya setelah mendengar suara pecahan. Minghao takut jika Yume kenapa-napa. Saat tiba di ruang tamu, Minghao melihat Yume membersihkan serpihan kaca yang berhamburan dilantai itu. Cepat-cepat Minghao mendekatinya dan memegang tangan Yume yang tadinya mau mengambil pecahan kaca yang berhamburan dilantai. Yume langsung menoleh dan menatap Minghao. Sungguh terkejutnya Minghao mendapati Yume yang tengah menangis itu. Minghao langsung memeluk erat adiknya.

"Gwenchana? Kamu tidak terluka kan?" tanya Minghao khawatir

"Gwenchana, aku tidak apa-apa. Hanya saja aku tak sengaja membanting bingkai foto ini." Yume menundukkan kepalanya

"Ah itu hanya tidak sengaja. Tidak apa-apa, kita bereskan bersama." Minghao melepaskan pelukannya lalu mengelus rambut Yume

"Ah ne Oppa." Yume mengangguk pelan

"Oppa, biarkan Yume yang membereskan semuanya. Oppa tidak boleh capek kan? Biar semua Yume yang bertanggung jawab." Yume melanjutkan membersihkan sisa-sisa pecahan kaca dilantai

"Kenapa? Ini kan cuma pekerjaan ringan, biarkan aku membantumu." Minghao memegang wajah Yume dan mengarahkan wajah Yume agar menatapnya

"Baiklah, tapi jangan terlalu capek ya." Yume tersenyum

"Ah ne, tenang saja! The8 tidak akan pernah memaksakan diri," ucap Minghao

"Ahahaha, the8 siapa? Kakak ngacau." Yume tertawa lalu mendorong punggung Minghao

"Ya Minghaolah the8 nya." Minghao mencubit pipi Yume

"Sudahlah, kita harus segera membersihkan sisa-sisa kaca ini," ucap Yume menyudahi

Keduanya langsung membersihkan sisa-sisa kaca bingkai foto itu lalu membuangnya ke kantong plastik. Setelah itu, keduanya duduk berdiam-diaman. Muncullah keheningan diantara keduanya itu. Yume hanya menundukkan kepalanya daritadi setelah membersihkan sisa-sisa pecahan kaca itu. Yume merasa sangat bersalah karena membanting bingkai yang dipajang di meja dekat TV. Sesekali dia menahan air matanya agar tidak menangis lagi.

Minghao menoleh kearah Yume yang daritadi menundukkan kepalanya terus. Minghao langsung mendekatinya dan duduk bersebelahan dengannya. Minghao mengelus rambut Yume dan memeluknya.

"Sudahlah, kau tidak perlu sedih. Itu kan tidak sengaja." Minghao mengelus punggung Yume

"Tapi, Yume sangat bersalah kak! Yume membanting bingkai foto itu." Yume merasa bersalah

"Kakak tau Yume masih belum bisa merelakan appa dan eomma kan? Sama sepertiku masih belum bisa merelakan juga." Minghao memeluk Yume dengan erat

"Nee, kakak jangan tinggalkan Yume sendirian disini ya. Jika appa, eomma, dan kakak meninggalkan Yume, Yume sama siapa? Siapa nanti yang Yume ajak ngomong dan curhat?" ucap Yume memeluk Minghao erat

"Kakak tidak akan meninggalkanmu sendirian, kakak akan selalu bersamamu." Minghao sedikit terharu dengan perkataan Yume

"Gomapta." Yume melepas pelukannya dari Minghao

"Ne, panggil kakak The8 saja." The8 tersenyum pada Yume

Yume mengangguk setuju lalu mengusap air matanya. Meski dia ditinggal pergi oleh orang tuanya, Yume akan berjanji akan melindungi kakaknya itu. Yume hanya ingin kakaknya saja yang hidup, karena Yume rela mati demi kakaknya karena dia sayang dengan The8.

TBC~~

Thanks >The8< [Completed]Where stories live. Discover now