ordeal: 1

9.6K 848 98
                                    

Taehyung
[Jimin, tanteku meninggal.
Bisa temenin aku ke pemakaman?]

Jimin
[Turut berduka.
Maaf, gak bisa.]

Taehyung
[Kenapa?]

Jimin
[Aku sibuk. Butik lagi kacau.]

Taehyung
[Oke, selamat bekerja, Jim.
Do'ain biar aku gak nangis di sana.]

Jimin mendengus membaca pesan terakhir dari Taehyung. Bukankah wajar menangis karena kehilangan salah satu anggota keluarga? Tapi ini Taehyung, tidak menangis pun sepertinya Jimin akan mengerti. Sebenarnya dia merasa bersalah juga, tidak bisa menemani Taehyung hanya karena pekerjaannya. Tapi mau bagaimana lagi? Dia hanya tidak mau menuruti semua yang diminta Taehyung, membuatnya merasa menang karena berhasil--sedikit banyaknya--mengontrol kehidupan Jimin.

Jimin mengunci ponselnya dan meletakkannya di sisi kiri meja kerjanya. Melanjutkan mendesain beberapa blus yang dipesan oleh kliennya. Klien cerewet kalau boleh dia bilang, karena ini sudah revisi yang bahkan Jimin lupa sudah keberapa kalinya. Membuat kepalanya ingin pecah karena tidak mengerti dengan selera kliennya. Sudah diberi desain yang elegan, malah minta digambarkan model blus yang pasaran. Tapi tidak apa-apa, Jimin masih bisa menahannya, demi bayaran yang dijanjikan si klien cerewet itu.

.

.

.

Setelah mendiang tantenya dimakamkan, Taehyung melangkahkan kakinya ke arah parkiran mobil. Membuka kacamata hitamnya, dia mengambil ponsel di saku celana, berniat menghubungi Jimin untuk mengajaknya makan siang--seperti biasa. Baru saja membuka aplikasi chat, dia disuguhkan dengan pemandangan haru di depannya. Tidak, tidak. Haru itu tentu saja hanya menurut kita, bukan untuk Taehyung.

Beberapa meter di sebelah kanannya, dia melihat seorang pria muda sedang menangis sesenggukan di depan sebuah makam. Mungkin ayahnya? Ibunya? Atau mungkin pacarnya? Taehyung tidak tahu. Lelaki itu terus saja menangis sambil mengelus batu nisan, yang kelihatannya sudah cukup lama ditanam di sana. Tidak lama, lelaki itu mengusap wajahnya dan langsung berdiri, berjalan ke arah Taehyung sambil terus menunduk. Saat akan melewati Taehyung, dia sedikit kehilangan keseimbangannya.

"Apa kau baik-baik saja?"

Lelaki tersebut hanya diam. Melanjutkan langkahnya tanpa niat menjawab pertanyaan Taehyung. Taehyung membalikkan badannya saat dilewati begitu saja, merasa sedikit kesal karena diacuhkan.

"Hey! Kau ini tidak sopan sekali."

Namun saat lelaki iu membalikkan badannya ke arah Taehyung, saat itu juga Taehyung refleks berlari mendekatinya karena dia benar-benar kehilangan keseimbangannya, juga kehilangan kesadarannya.

.

.

.

Jimin
[Udah selesai?]

Taehyung
[Udah. Tumben chat duluan?
Kangen ya?😜]

Jimin
[Engga.
Aneh aja ga nyuruh ke kantor.
Aku kira kamu ikut dikubur.]

Taehyung
[Aku ga ngabarin aja kamu gini, apalagi kalo ikut dikubur.
Aku ga tega. Nanti jodohku kesepian☹️]

[COMPLETED] ordeal • kth × pjmWhere stories live. Discover now