Lembar Kelima : Ciuman

5.5K 151 10
                                    

Aa' Iyan masuk ke kamar kost-ku dan segera melaksanakan sholat maghrib. Setelah sholat dia langsung mengemasi barang bawaannya, lelaki ini tak banyak bicara dia hanya sesekali memandangku dengan melempar sedikit senyuman kecil yang dipaksakan. Raut wajahnya datar dan mengguratkan rasa kekecewaan yang samar-samar.

''Herio ..., terima kasih ya, kamu sudah mau bertemu dengan orang extra ordinary seperti Aa'...,'' ucap pria ini dengan nada sindiran yang cukup jleb terdengar di telinga.

Aku tersenyum getir.

''Kamu anak yang baik dan tidak neko-neko ... kamu memang jauh bebeda dengan cowok-cowok dunia maya yang pernah Aa' temui ... jujur Aa' sangat tertarik dengan kepribadian kamu!'' Aa' Iyan maju selangkah mendekati aku, tangannya yang kurang sempurna itu menyentuh pipiku lalu mengusap bahuku.

''Jaga diri baik-baik ya ... karena terkadang orang yang terlihat sempurna di dunia maya menyimpan sisi negatif yang tak kasat mata di dunia nyata ... Aa' sayang Herio!'' ucap Aa' Iyan pelan namun mampu membuatku tersentuh.

Aa' Iyan mulai menggerakan kakinya dan berjalan menuju pintu kamar kost-an.

''Aa'!'' seruku menahan langkah Aa' Iyan dan entah kekuatan apa yang menggerakan tubuhku untuk mendekati tubuh laki-laki yang wajahnya biasa saja ini, lalu tanpa sungkan aku melingkarkan tanganku di perut Aa' Iyan, aku memeluknya dari belakang dan menyandarkan kepalaku di punggungnya yang gempal dan lebar. Aku merasakan kehangatan yang damai bersandar di punggung lelaki ini.

''Aa' ... Aa' boleh menginap disini!'' ujarku lirih setengah berbisik. Mendengar ucapanku Aa' Iyan langsung membalikkan tubuhnya dan memandangku dengan tatapan mata yang berbinar-binar, dia nampak tersenyum lebar memperlihatkan rona wajah yang gembira.

 Mendengar ucapanku Aa' Iyan langsung membalikkan tubuhnya dan memandangku dengan tatapan mata yang berbinar-binar, dia nampak tersenyum lebar memperlihatkan rona wajah yang gembira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Kamu serius?'' Aa' Iyan mendekatkan wajahnya ke hadapanku, aku mengangguk pelan.

''Terima kasih Herio ... Aa' sudah menduganya, kamu memang anak yang baik ....'' Aa' Iyan tertawa kecil dan meremas gemas pipiku yang agak chubby. ''Kamu tahu tidak ... Aa' tuh seneng banget ... Aa' pengen peluk kamu, Herio ...'' lanjutnya.

''Silahkan peluk aja, A'!"

Dan tanpa ragu Aa' Iyan langsung memelukku dengan sangat amat erat seolah tak mau dilepaskan. Pelukannya benar-benar hangat, rapat dan nikmat. Ini adalah pelukan ternyaman yang pernah aku rasakan.

''Herio ... apakah Aa' boleh mencium kamu?''

''Mmm .. Bo-booleh ... dan Aa' sudah melakukannya, kan tadi?''

''Tapi, Aa' ingin mencium bibirmu, Rio ....''

''Mencium bibirku?'' Aku jadi melongo.

''Iya ... bolehkah?''

''A ... aku ... A-aku belum pernah ....'' Aku jadi terbata-bata dan belum selesai aku ngomong, tiba-tiba ...

''Mmmuachhh!'' Satu kecupan mesra mendarat di bibirku, ternyata Aa' Iyan bergerak cepat tanpa menunggu komandoku, dia menciumku dengan penuh kelembutan sehingga membuatku ternganga dan makin tak percaya terhadap apa yang dia lakukan padaku. Sebuah ciuman dadakan yang mampu membuatku berpikir bahwa beginilah rasanya sebuah ciuman bibir yang penuh kedahsyatan karena sensasi kenikmatan.

''Sorry Rio ... Aa' khilaf!'' bisik Aa' Iyan di kupingku, tapi aku tak bergeming karena aku masih merasakan impuls kenikmatan di syaraf-syaraf daging bibirku.

Aa' menarik tubuhku dan mendudukan aku di atas kasur, kemudian dia duduk di sampingku, tangannya yang kekar meraih tengkukku dan memijatnya perlahan-lahan.

''Aa' ... benar-benar jatuh cinta dengan kamu, Rio ... tapi Aa' sadar siapa Aa' ... Aa' hanya lelaki biasa yang berprofesi sebagai sopir ... Aa' mungkin tidak pantas buat kamu ... Aa' pasti bukan pria idaman kamu ... kamu anak yang baik, manis dan juga ganteng ... Aa' yakin, pasti banyak pria-pria lain yang suka sama kamu ...''

''Cukup ... Aa' sudah terlalu banyak ngomong!"

Aku dan Aa' Iyan saling berpandangan.

''Aa' ... adalah laki-laki pertama yang mencium bibirku. Sungguh, ini seperti gila ... tapi, aku suka! Aa' memang bukan orang yang sempurna, tapi aku melihat ada sesuatu pada diri Aa' yang sulit aku terjemahkan dengan kata-kata ... dan aku tidak tahu ... mungkin inilah yang dinamakan jatuh cinta .... Terdengar sangat naif ... apalagi aku masih sangat amatir dengan dunia percintaan sejenis ... Aa' ... A-aku ... aku .. bingung! Aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri kalau sesungguhnya aku juga menyukai Aa' ....''

''Hai ... sejak kapan kamu bisa mengeluarkan banyak kata-kata seperti ini? Rupanya kamu sekarang yang lebih banyak ngomong, Herio. Hehehe ...."

''Aaackkkhh ... Aa'!'' Aku memeluk tubuh gempal Aa' Iyan dengan pelukan manja, dan Aa' Iyan menyambutku dengan dekapan sayang. Kemudian dengan penuh kelembutan dia mengusap rambutku dan mengecup keningku.

Tinta Putih Di Lembar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang