PP 15

21.2K 551 3
                                    

Alan pov

Aku tau pasti aby sangat malu dengan pertanyaan rumi mengenai tandaku yang ada di tubuhnya tepatnya di bagian rahang,rasanya aku sangat ingin tertawa,tapi sengaja aku tahan agar rencana ku tidak gagal,ya aku berencana membuatnya kesal,karena jujur saja wajahnya akan terlihat lebih menggemaskan ketika sedang kesal.

"Rumi,tante mau kekamar dulu ya,rumi mau ikut gak?"katanya pada rumi.

"Boleh tan,tapi kita main ya"

"Iya,ayo...."katanya lagi sambil berjalan menuju kamar dengan sedikit menyenggol pundakku.

"Wah.....marah tu istri lo Al"kata mas kevin.

"Hahhaa....masa iya mas?kayanya enggak deh"ucapku sambil melihat mas kevin yang sedang bermain ps dengan mas haris.

"Gue yakin dia marah tu,oia ngomong ngomong udah buka aja lo Al"kali ini giliran mas haris yang meledek ku.

"Udalah,yakali belum"jawabku asal.

"Itu si aby,gimana juga di ranjang,kan umurnya juga masih muda al,kaya belum berpengalaman gitu"tanya mas kevin lagi.

"Hahahha....itu tah rahasia dapur mas,"jawabku lagi. Ya gini gini aku juga masih bisa jaga privasi abylah,walaupun sejujurnya aby itu tipe yang asik di ajak gulat,tahan lama lagi.hahhaha...aku mohon jangan beritahu aby kalau aku membocorkan sedikit tentang kegiatan kami.

"Hahha...ada ada aja lo Al,kalau maura mah,gak asik cepet lemes"kata mas kevin.

"Alah Al,gak usah di dengerin apa kate si kepin,ngomongnya mah iya gak asik gak asik,la gak asik kok buntut udah dua aja"sindir mas haris bercanda.

"Hahahhaha"tawa kami memenuhi ruangan keluarga,sungguh moment yang istimewa menurutku. Ternyata reunian keluarga itu gak selamanya membosankan,ternyata aby benar. Mungkin selama ini aku yang terlalu sibuk dengan urusanku tanpa melihat ternyata keluargaku semenyenangkan ini.

***

Aby pov

Malam sudah semakin larut,setelah kami melaksanakan kegiatan barbaque,akhirnya Ayah memutuskan untuk kami beristirahat.
Kali ini aku tidak langsung pergi tidur,aku memilih pergi ke arah balkon kamar kak alan atau kamar kami sambil melihat pemandangan ibu kota dari atas,karena posisi kamar kak alan yang berada di lantai tiga membuatku bisa melihat semuanya dari atas sini,sungguh menakjubkan. Sebenarnya bunda dan ayah meminta kami untuk tinggal disini saja,namun kak alan menolak,katanya dia ingin belajar mandiri. Ya sudah,aku toh istri jadi manut manut saja selagi itu sesuatu yang baik.

"Kok nglamun sih?"tanya seseorang yang sangat familiar sembari memeluk pinggangku.

"Siapa yang nglamun"kataku cuek.

"Masih kepikiran omongan rumi?"tanya kak alan lagi,yup orang itu adalah kak alan,siapa lagi coba,masa iya selingkuhanku, apa kata mertua kalau aku selingkuh di rumahnya.

"Siapa,aby? Enggak lah"jawabku kesal,jujur saja aku masih kesal dengan sikap acuh tak acuhnya tadi.

"Maaf,marah ya sama aku?"

"Marah kenapa?emang boleh ya?"tanyaku kembali.

"Hahha...itu masalahnya,kamu gak boleh marah sama aku,nanti jatah aku siapa yang kasih?"

Aku hanya memutar bola mataku malas,bisa bisanya dia berkata frontal sepeti itu di saat aku sedang kesal begini.

"Aku cinta kamu by"kata kak Alan sambil mencium aroma leherku.

"Love you more kak"kataku sambil menikmati pelukan kak alan.

"By...."panggil kak alan setelah beberapa saat kami hanya berdiam diri.

Pengantin penggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang