Titik Terendah

5.5K 645 105
                                    

Tiada kata yang pantas untukmu, selain benci dan kemarahaan terpendam.

🔱🔱🔱Lady Lice🔱🔱🔱

Suga maupun Jimin sepertinya hanya mendengar Taehyung menyebut nama Jenie ataupun Nini di saat keterpurukannya, sekitar tiga tahun lalu.

pemuda itu tidak pernah sekalipun menunjukan kepada keduanya, bagaimana rupa mantan kekasihnya itu.

Jadi, wajar saja kalau saat ini Jimin memandang kagum pada wanita berpakaian mewah di hadapannya. Terpesona lebih tepatnya.

Kalau saja Suga tidak bertanya, maka pemuda Park akan terus setia menatap kagum. Kekagumannya melebur, manakala Jenie menyebut nama bosnya. Maka sambil mendengus kesal, Jimin berteriak dari luar memanggil bosnya itu.

Berselang beberapa menit, Taehyung muncul dengan penampilannya yang berantakan. Hal itu tentu mengingatkan Jenie, akan Taehyung yang dulu. berpenampilan bak preman seperti kata Lisa.

seperti dugaanya kemarin saat di apartemen Suga, maka tidak membutuhkan waktu lama Jenie datang juga mencarinya.

Kalau Jenie tersenyum sinis sambil malepas kacamata hitamnya, Taehyung justru terlihat waspada. Jangan sampai Lisa ikut keluar.

"mau apa?".
Tanyanya dingin.

"Gue perlu bicara ama Lo".
lalu melirik kearah meja kasir, di mana saat ini Suga dan Jimin menatap keduanya penuh keingin tahuan.
"kalau Lo ingin mereka tau, di sini juga tidak apa-apa".
Lanjutnya sambil menyeringai.

Tidak ingin berbasa-basi, Taehyung berjalan mendahului tanpa mengucapkan kata. Membuka pintu restoran lebar, buat Jenie.

Wanita itu berjalan angkuh, keluar dari sana.
"Lo selalu tau caranya".
Jenie melirik Taehyung sekilas, yang berjalan di sampingnya.
"ngelakuin cara yang Gue suka".

Taehyung menenggelamkan salah satu tanyanya pada saku celana jinsnya.
"Gue nggak bakalan pernah lupa".
Tatapan matanya tajam menatap lurus kearah depan.
"kecuali Lo yang lupain. Gimana caranya menjaga agar Gue tetap tersenyum di samping Lo, Seperti sekarang ini".

Jenie tidak membalas ucapan Taehyung. Ia lebih memilih menautkan kedua tanganya kedepan. Menghindar secara langsung dari ucapan jelas yang pemuda itu berikan.

Restoran semakin jauh dari keduanya
berjalan. Dan memilih berhenti pada sebuah taman di tengah kota.

Jenie lebih memilih buat duduk pada kursi kayu panjang. Sementara Taehyung berdiri di sisinya, juga ikut memandang jauh kedepan seperti  Jenie lakukan.

Untuk beberapa menit tidak ada yang bersuara. Canggung menyelimuti keduanya. Jenie bahkan terlihat jelas duduk dalam keadaan gelisah. Padahal, saat di restoran tadi Ia begitu tampak percaya diri.

Mungkin ini hanya pikiran Taehyung, kalau Jenie datang mencarinya buat menjelaskan menghilangnya dirinya dalam waktu tiga tahun ini atau meminta maaf secara tulus padanya.

Bagi Taehyung itu tidak apa-apa. Ia akan mencoba memahami dan menerima penjelasan dari Jenie.

Kalau begitu mari kita dengar apa yang aka di ucapakan wanita ini?

"pecat anak itu".

Cukup dengan tiga kata tersebut, Taehyung harus mengubur harapannya. Ternyata Ia salah menilai.

"Dia adalah seorang lady dan sangat tidak pantas untuk bekerja paruh waktu".

Taehyung bergeming hanya kedua telinganya saja yang berfungsi untuk mendengar. Apakah saat ini Ia tengah di ancam? menarik sekali.

My Lady Lalice(END)✔Where stories live. Discover now