● Chapter 30

125 13 11
                                    

Darrel

Aku tidak mengerti. Perasaan sangat mempengaruhi seluruh perbuatanku. Rasa ini sangat menggebu dan menginginkan lebih.

"Jika kau benar saling cinta, segeralah menikah. Menunda-nunda hanya akan mempersulit dirimu dengan masalah baru." Pekik Calvin.


Bolehkah begitu? Apa diriku sudah benar siap? Bagaimana dengan Daisy? Aku pun bertanya padanya dengan serius. Namun dijawab dengan cengiran bahagianya.

"Semua aku serahkan padamu," kata Daisy.

Aku rasa, pikiranku menjadi terbuka dan lebih tenang. Oh iya, apa yang aku cemaskan? Aku sudah cukup umur dan sanggup membiayai istri dan anakku seumur hidup.



Dulu selalu ada perasaan yang berbisik:


"Dia adalah adikmu!"


Tapi kini telah tiada. Aku melupakan semua identitas dan kebenaran kami. Suara yang mengusik itu telah lenyap dan membiarkan aku melanjutkan keinginanku.

"Baiklah, kita akan menikah minggu depan."


○○○


Beberapa hari berlalu, Hana telah memenuhi permintaan Will. Dia segera ke rumah sakit dengan tergesa-gesa. Ditemukanlah Will di atas kursi roda yang sedang bersama Darrel yang duduk di bangku taman. Kepala Will menengadah melihat bintang yang bertaburan di atas langit.
Sedangkan Darrel dari samping memperhatikannya seolah dapat membaca pikiran dan perasaan Will. Tapi mendadak mereka dikejutkan.

"Yuuki, kenapa ke sini? Gua udah bilang jangan--"

Tiba-tiba bola mata Will memelotot melihat wanita yang sudah pra-lansia berdiri di depannya.

"Gimana bisa...?" Will segera bangkit berdiri dan memeluk ibunya itu, Eve. Wanita itu pun tak kalah dalam mengumbar ekspresi harunya.


"Selama ini ibu dimana?!" Tanya Will. Ibunya tak menjawab dan terus menangis di dada bidang anaknya.

Will melepas pelukannya dan melihat ke sekitarnya. "Ibu, dimana ayah?"


Aneh sekali, ibu Will langsung terperanjat dan mengalihkan wajahnya. Sesekali ia melihat ke arah belakang Will dengan ekspresi ketakutan. Bahkan jari-jarinya terlihat gemetaran.


"D-dia... sedang di luar kota. Seperti biasa, kerja."


"Apa hubungan kalian baik?"


...


"Ya, ... tentu."

Will menoleh ke belakang berusaha mencari sosok yang membuat ibunya bersikap mencurigakan. Tapi ia tak melihat apapun kecuali Darrel yang sedang berdiri keheranan dan seorang nenek yang sedang meminum teh hijau dengan anaknya.

Kinji Rareta AiWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu