Camping (2)

5K 166 1
                                    

Follow dan vote ya 😅
Selamat menikmati 😎

Eh, VOTE dulu dong sebelum baca, biar gak lupa. Caranya, pencet logo bintang yang di bawah ya. Pleaseee....
Tiap chapter yaaa...
Nanti ceritanya di update terus deh...
Sangkiuuu...

+++

"Woy.... Bangun woy!" Teriak senior di petang hari saat peserta terlelap tidur.

Semua berlari kalang kabut menuju sumber suara. Dina langsung membangunkan Diana teman baiknya dalam satu atap saat ini.

"Berhitung!" Teriak lagi.

"1, 2, 3, ......75", slesai dan pada bingung.

"Mana 4 kawan kalian lagi?" Tanya senior. Mereka seliatan.

"Baris per kelompok!" Buru2 pada meneriakkan nama kelompok masing2.

"Mana si Asep?" Tanya Diana ke Dina.

"Aduh, bisa jadi masalah ini" kata Dina mulai menerka masa depannya yang suram.

"Kamu, mana teman prianya?" Tanya senior. Kami geleng2. "Panggil!" Bentaknya spontan membuat Dina berlari dan ternyata mereka gak ada, bahkan tendanya. Ternyata tendanya tertiup angin.

"Mana temannya?" Tanya senior lagi.

"Tidak ada kak, tendanya juga tidak ada" jawba Dina takut.

"Na, Asep dan Endi di tenda pria kami" bisik Aning dan di dengar senior.

"Panggil panggil panggil!" Dina segera lari lagi dan karena nyawanya belum 100% jadi dia tidak sepenuhnya melihat ada tali tenda di depannya yang kemudian menjagal kakinya, "Bugh...., Awww...." Dina segera berdiri dan memanggil temannya.

"Kenapa na?" Tanya diana.

"Lutut gw sakit, gw jatuh tadi" katany memegangi lututnya.

"Kamu! Mana nametag kamu!" Tanya senior cantik nan sadis di depan muka Nisa.

"Untung kamu bilang na" lega si Diana karena sebelum tidur Dina mengingatkan untuk tetap menegnakan semua atribut termasuk sepatu.

"Emm emm.. itu kak emmm..." Nisa kebingungan.

"Cepat ambil" katanya. Setelah balik, dia di hukum 10 kali jordir.

"Ooowh gitu ya, mana setia kawannya, mana kompaknya" sindir senior.

Awalnya semua hanya bengong. Disatu sisi mungkin karena nyawa mereka masih berterbangan atau mungkin arwahnya bertukar satu sama lain, dan disisi lain menyindir disaat seperti ini memang agak tidak tepat. Hellooo ini masih jam 3.

Buttttt karena yang berbicara senior, Ingat pasal 1 guys: SENIOR TIDAK PERNAH SALAH.

"Dia nyuruh kita jordir juga, ayo" kata Diana. Dina masih enggan, tapi karena yang lain juga ikutan, apa boleh buat.

"Unbelievable, bahkan saat si cantik nan bodoh itu salah akibat perbuatannya sendiri pun kita kena juga getahnya. Ya Tuhaaaan. Mungkin saat diciptakan dia, saking banyaknya kelebihan yang dimiliki sampai lupa gak dikasih fikiran" gerutu Dina menahan kesal dengan teman cantiknya.

Setelah pemanasan mereka harus mengalami jurik malam, mulai dari jalan sendiri hingga berkelompok.

"Siapa namamu!" Tanya senior di perjalanan. Hanya ada lampu dan lilin di hutan karet yang gelap ini dan mereka berjarak sangat jauh. OMG.

"Meidina Larasati"

"NPM!"
"08150.."
"NPM bukan nomor telfon"
'Aih, kenapa gw sebutin no telfon bodoh bodob bodoh' gerutunya menyesal

SUDDENLY MOMMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang