0. Prolog

9.6K 835 22
                                    

Semua telah berubah sejak kejadian buruk itu menimpa Stray Kids.

"Ini sudah larut malam. Cepatlah pulang."

Hyunjin mematikan sambungan telepon secara sepihak. Ia menarik nafas lalu menghembuskannya kasar. Tangan berbalut sarung tangan hitamnya meraih ujung mantel. Merapatkan baju tebal itu.

Ia berjalan menyusuri gang sempit di sebuah komplek terpencil di pinggir kota. Udara malam yang dingin terasa menusuk kulit wajahnya yang tidak dilindungi apa pun. Bulan Purnama bersinar samar di balik awan hitam.

Daerah komplek itu sudah sepi. Kebanyakan penghuninya sudah tertidur dengan lelap di atas kasur empuk yang hangat. Selain itu, tidak banyak orang yang menempati daerah ini. Rumah yang berjajar pun bisa dihitung dengan jari.

Langkah Hyunjin terhenti di depan sebuah rumah bercat putih kusam. Lampu terasnya menyala redup. Terlihat kosong dengan kesunyian yang mengelilingi. Hyunjin tahu benar, di dalam rumah itu ada sembilan orang yang tinggal di sana.

Hyunjin kembali melangkah mendekati rumah itu. Kala jemarinya akan menyentuh kenop pintu, ia menghentikan pergerakannya. Kepalanya menoleh dan pandangannya menyapu sekeliling.

Ia merasa ada yang ganjil dengan situasi yang ia hadapi. Suhu udara di sekitarnya menjadi panas dingin tak karuan. Suasana hening menciptakan keadaan mencekam yang tidak seharusnya.

Alis lelaki itu bertaut kala siluet bayangan hitam melintas cepat di dekat semak. Ia hendak mencari bayangan tersebut jika saja ia tidak ingat malam sudah semakin larut. Atau bahkan ini bisa dibilang hampir pagi.

Ia mengedikkan bahunya, 'Mungkin ini hanya perasaanku saja. Tidak mungkin ada orang yang masih terjaga.'

Hyunjin berbalik, ia hampir membuka pintu ketika pintu tersebut dibuka oleh seseorang. Hyunjin sedikit terkejut, namun ia tetap dengan wajah cueknya. Orang itu tersenyum geli.

"Kamu terkejut ya? Aku tidak sengaja, maafkan aku. Kulihat kamu berdiri di sana sambil melihat ke arah semak. Aku berpikir untuk memanggilmu. Kita akan mengadakan rapat. Semuanya sudah menunggumu di ruang tengah. Chan tidak berhenti mengomel dari tadi."

"Aku tidak terkejut sama sekali. Aku sedang memperhatikan kucing tadi. Biarkan saja Chan hyung mengomel, nanti juga diam sendiri."

Woojin tertawa, begitu juga Hyunjin. Ia mengajak yang lebih muda untuk masuk ke dalam rumah. Hyunjin menoleh untuk kembali melihat ke semak itu.

Matanya bertabrakan dengan netra merah kelam.

Segera ia masuk ke dalam rumah dan mengunci pintunya. Membuat Woojin yang masih berdiri dekat pintu terheran-heran dengan kelakuannya.

"Ada apa dengan anak itu?" gumam Woojin melihat Hyunjin berjalan ke arah kamarnya dengan tergesa. Ia mengedikkan bahu dan berjalan menuju ruang tengah tempat yang lain sedang berkumpul.



Hyunjin tidak bisa tidur. Ia terus teringat sepasang mata merah di semak depan rumah. Setelah masuk ke dalam kamar, lelaki itu mencoba untuk tidur. Namun, bayang-bayang mata itu terus muncul.

𝕷𝗶𝗳𝗲 𝗼𝗿 𝕯𝗲𝗮𝗱 ❪ 𖥻𝒔𝒌𝒛 ❫ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang