Dandelion 5

42 0 0
                                    

Mau atau tidak,waktu ini pasti akan tiba,Artinya itu saatnya untukku menghapus semua ilusi

Indira Mahasin Salsabila

______________________________________

Genap 2 bulan sudah hubunganku dengan Arga,namun khayalan tinggalah khayalan,dimana hubunganku tak seindah hubungan yang lain,karena sejak tragedi telvon malam itu,Arga tak pernah menemuiku,menelvonku bahkan menyapaku pun tidak,jujur saja aku kecewa,tapi mau bagaimana pun itu juga salah ku.

Jika ada hal buruk pastinya ada hal baik juga,hal baiknya adalah aku dan Dila sudah berdamai,dan hubungan kami yang sempat renggang pun,sekarang sudah menghangat kembali.

"Mbak ra,entar sore embak pengumuman kan?"Dila datang menghampiriku dari dapur sambil membawa kripik balado.

Ya aku dan Dila pagi ini sudah tidak sekolah lagi,karena hanya tinggal menunggu kelulusan saja,dan nanti sore adalah pengumuman kelulusan kami,aku di sekolahku dan Dila di sekolahnya.

"He'em,,mau bareng Dil?"tanyaku.

"Hehehe.....boleh mbak,ini mbak kripiknya"dila menyodorkan toples kripik tepat didepan wajahku.

Entah mengapa tiba tiba aku merasa mual mencium aroma bawang yang menyengat dari bumbu balado itu,aku segera berlari kekamar mandi berusaha memuntahkan isi perutku disana.

"Mbak Ra,embak kenapa sih?"dila datang kemudian memijat tengkuk ku.

"Embak juga gak tau Dil,,,masuk angin paling ya?,"jawabku jujur,karena memang aku tidak tau aku kenapa,akhir akhir ini aku sering lelah dan mual mual tidak jelas.

"Mau Dila kerokin mbak?atau Dila belikan obat di warung?"tanya dila khawatir.

"Gak usah dil,cukup kamu gak usah makan kripik itu lagi depan embak,itu udah lebih dari cukup"kataku sambil keluar kamar mandi.

"Loh kok kripik sih mbak,gaya bener biasanya juga rebutan,"

"Embak gak tahan sama baunya Dil,"

"Kok aneh banget sih mbak,kaya orang hamil aja...hahahha"ledek Dila kemudian pergi menyimpan kripiknya.

Aku terdiam memikirkan gurauan Dila,entah mengapa aku jadi merasa takut apa yang diucapkannya menjadi sebuah kebenaran,aku berlari kearah kamar kemudian melihat kalender disana,benar saja aku sudah dua bulan tidak mendapatkan tamu bulanan. Perasaan cemas dan khawatir mulai memenuhi hatiku,apa benar aku hami?tapi tidaklah,semoga saja tidak.

***

"Dila....cepetan,nanti embak telat"teriakku pada Dila.

"Iya mbak,bentar"dila keluar dengan wajah yang kesal.

"Kamu kenapa?jelek banget mukanya"ledekku. Sambil mengunci pintu rumah. Karena kami akan pergi kesekolah untuk melihat pengumuman kelulusan.

"Ayo deh mbak jalan"dila berjalan sambil menarik tanganku.

"Ih.....tarik tarik aja,kamu kenapa sih dil"bingungku.

"Dila sebel banget mbak, masa cowok aneh itu maksa Dila jadi pacarnya,katanya gak ada penolakan gitu mbak,kan dila kesel"jelasnya sambil terus berjalan.

"Hahahhahaha.........cieee...udah punya pacar,adek embak....hahha..udah gede kamu ya,ngomong ngomong kesambet apa ya cowok itu kok bisa naksir sama gadis galak kaya kamu?"ledekku yang semakin membuat wajah dila semakin kesal.

"Embak apaan sih,Dila sebel deh sama mbak Ra,udalah Dila duluan,bye"kata dila kesal sambil terus berjalan meninggalkanku.

Aku sedikit lega dila lebih memilih jalan mendahuluiku,sehingga aku bisa pergi ke apotik untuk membeli tespeck.

Dua Cinta Satu Hati ( Dandelion )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang