[7] Jenguk Rama

1.1K 78 3
                                    

Play mulmed ya, gengs. Lagunya bagus banget 😭😭😭

Waste It On Me -
Steve Aoki ft. Bts

Happy reading..

•••

Biasanya aku kesal tiap dijahili Rama. Ya gimana ya, Rama kan pecicilan anaknya. Suka naikin emosi tapi saat dia tak muncul di sekolah membuatku jadi kesepian juga. Nadiya tidak memedulikanku karena dia sedang sibuk mendekati Elang. Lalu siapa lagi yang mau menemaniku yang sudah tak niat melamun lagi. Aku berdecak, memilih membawa bukuku ke gerombolan siswi yang sedang membahas pelajaran, mungkin ini juga peringatan untukku agar lebih fokus belajar karena sebentar lagi aku akan lulus.

Seorang teman sekelasku yang baru saja melangkah keluar kelas melongokan kepalanya dan memanggilku. Aku menatapnya bertanya.

"Ada yang nyari lo, nih."

Baru mau bertanya siapa, temanku itu sudah berlalu membuatku bangkit dan menuju keluar kelas. 2 lelaki dihadapanku langsung menyapa ramah yang kubalas dengan senyuman. "Lo berdua nyari gua?"

Fauzi --salah satu teman futsal Rama-- itu mengangguk. "Marcel ke mana, Pril?"

Yugo --ya sama seperti Fauzi-- mengangguk. "Kayaknya dia gak turun hari ini, ya?"

Aku terkekeh. "Ya emang gak turun, kenapa gak periksa ke kelasnya sih? Gua udah kasih surat sakitnya kok tadi."

Yugo menganga. "Lah sakit tu anak?"

Aku mengiyakan membuat mereka langsung terbahak. Aneh ya, masa teman sakit gak ada sedihnya malah kelihatan bahagia banget. "Lah lo pada juga sakit ya?"

Fauzi menggeleng. Berusaha menghentikan tawanya. "Gak nyangka aja itu anak bisa sakit."

Aku bersedekap, menatap keduanya. "Emang kenapa nyariin dia?"

"Ya mau ngingatin aja buat besok."

Dahiku mengernyit. "Besok kenapa?"

"Besok kan futsal terakhir buat angkatan kita."

Kulihat ekspresi mereka yang menjadi sedih. Aku menepuk bahu keduanya. "Udahlah, kita kan emang gak boleh aktif ekskul lagi. Udah saatnya kita lebih banyak belajar. Mau lo pada gak lulus?"

Keduanya kompak menggeleng. Yugo menatapku. "Btw, Marcel sakit apa, Pril?"

"Katanya sih batuk." jawabku yang membuat keduanya melotot tak percaya.

"Tuh kan udah gua bilang! Tuh anak gak mungkin sakit parah!" Yugo sepertinya sedang emosi.

Fauzi ikut mengiyakan. "Batuk doang gak turun dasar! Bilang aja mager sekolah kan lebih masuk akal!"

Aku memutar bola mataku jengah. "Rama batuk darah."

"HAHHH?!"

Aku berkacak pinggang. "Makanya jangan cepat nethink sama orang. Orang se-aneh Ramapun juga manusia biasa, dia bisa sakit," Aku bersandar di jendela. "Btw, kalian kok bisa ke sini sih? Padahal kan ini lagi jampel."

Oke. Sepertinya aku sedang berhadapan dengan 2 orang yang otaknya loading lama. Kulihat kepala mereka saling menghadap satu sama lain secara slow motion lalu tanpa mengucapkan apapun lagi, mereka segera belari membuatku berdecak dan masuk kelas juga ketika guru yang akan mengajar kelasku sudah terlihat di koridor. Aku mengirimkan vn kepada Nadiya, memberitahunya untuk segera kembali ke kelas.

•••


Selama pelajaran berlangsung, Nadiya terlihat lesu membuatku berpikir pasti ini karena Elang. Aku mengajaknya bicara dengan suara pelan. "Why?"

Menyimpan RasaOnde histórias criam vida. Descubra agora