Dandelion 7

23 0 0
                                    

Tak ada salahnya memberikan mu kepercayaan untuk itu,jika pembuktian sudah kau lakukan dan kita pun memiliki getaran rasa yang sama bagaimana bisa aku mengelak lagi?

-Azni Faranisa Adila-

______________________________________

Dengan kecepatan normal mobil milik Arga melesat membelah keramaian kota jakarta malam ini,entah kemana arga akan membawaku,aku hanya bisa duduk tenang sambil berjaga jaga,bagaimana pun juga aku harus bisa menjaga diriku sendiri,karena jika bukan aku lantas siapa lagi?

"Azni...."arga melihatku sekilas kemudian kembali fokus pada jalanan.

"Hmmm"jawabku dengan deheman karena aku masih sibuk menghitung lampu dijalanan.

"Kamu ngapain sih,dari pada ngitungin lampu tarus,bagus lagi ngitungin cinta aku ke kamu...."katanya sambil senyum senyum tak karuan.

"Isss...alay,oia ngomong ngomong,kita mau kemana sih ga,lo gak bohong sama gue kan,lo gak bakalan nyulik gue kan?"slidikku.

"Kalau aku nyulik kamu gimana,kayanya kamu kalau aku jual ke pasar gelap laku deh"arga menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

Seketika tubuhku mulai menegang mendengar perkataannya,mau jadi apa aku jika dijual dipasar gelap,apa arga ini masih belum cukup kaya,menurutku dengan keadaan orang tua pemilik yayasan tempatku bersekolah sudah cukup untuk menjaminya,setragis itukah akhir dari kisah ku?

"Santai aja kali yang,mana mungkin aku jual wanita yang aku sayang,yaudah yok turun"katanya.

Aku hanya menggeleng tak percaya,bagaimana bisa aku santai setelah dia mengatakan bahwa ingin menjualku dipasar gelap.

"Percaya sama aku,aku tadi cuma bercanda Az,ayo keluar"ucapnya lagi.

Aku berusaha percaya dan ikut keluar bersama arga, setelah pintu mobil terbuka aku dikejutkan oleh pemandangan nan indah,ternyata arga mbawaku ke bukit,aku baru tau ada tempat setenang ini di kota yang setauku padatnya sudah melebihi apapun,katakan saja aku berlebihan,tetapi memang itulah yang aku rasakan saat ini.

Ditempat ini aku bisa melihat puluhan lampu bahkan ribuan atau bahkan lebih,yang menghiasi kota jakarta dimana sudah 19 tahunan aku tinggal disana,aku tersenyum sambil menikmati suasana angin malam yang menyejukkan,serasa semua beban yang kutanggung sudah bebas bersama angin untuk sesaat.

"Azni...."panggil Arga.

"Makasih ya ga,kamu udah bawa aku kemari..."teriakku girang sambil memeluk arga.

Sesaat kemudian aku langsung menjauhkan diri.
"Ma...maaf ga,gue gak...."

"Iya gak papa,aku tau kok,aku juga seneng kalau kamu juga seneng aku bawa kemari"arga menatapku lembut sambil menggenggam tanganku.

"Az....aku mau ngomong sesuatu ke kamu" tersirat nada keseriusan dalam perkataan arga kali ini.

Aku terdiam sambil bersiap untuk menjadi pendengar yang baik.

"Seandainya kamu harus melalukan sesuatu yang gak pernah kamu ingin kan sama sekali,dan pastinya itu gak bakal buat kamu bahagia apakah kamu bakalan tetap ngelakuin itu?"tanyanya kemudian.

Aku menaikkan satu alisku setelah mendengar pertanyaan dari arga,namun kemudian aku tersenyum.

"Kalau gue sih,gue akan lebih milih apa yang hati gue katakan,karna setau gue ya hati itu gak pernah salah...hahha...itu menurut gue ya ga,emang kenapa sih ga?"tanyaku penasaran.

"Emm...gak ada kok Az,cuma mau tanya aja"arga tersenyum kemudian memelukku.

Aku merasakan detakan jantung arga berpacu lebih cepat,dan sejujurnya akupun merasakan hal yang sama ketika bersama arga,entah rasa apa itu,akupun tak tau.

Dua Cinta Satu Hati ( Dandelion )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang