Tanda Tanya

4.8K 610 167
                                    

Mata hanya mampu menatap dan menilai. Tapi jiwa melukiskan sebuah perasaan luar biasa akan bahasa cinta dalam kalbu  -MLL-

🔱🔱🔱Lady Lice🔱🔱🔱

Restoran ramai seperti pada biasanya.  Jimin sibuk berkutat di dapur. Taehyung di ruang kerjanya, di temani sejumlah tumpukan map dari restoran maupun bengkel. Suga di meja kasir. Jungkook menggantar pesanan, menggambil piring kotor di atas meja, dan mencucinya di belakang. Ia hanya sendiri melakukan itu semua. Lisa belum datang kerestoran semenjak seminggu lalu.

Jimin bahkan meledek Taehyung, mengatakan hal sama setiap kali berpapasan dengannya. Kalau bos mereka itu sudah lupa mengaji Lisa. Membuat karyawan satu-satunya anak gadis, mogok kerja.

Belum lagi, Jimin mengubah panggilan bos menjadi Taengil. Setelah pulang dari kantor polisi malam itu, Jimin terus saja meledeknya. Meskipun Taehyung tidak hanya tinggal diam dan memberikan ancaman berupa pemotongan gaji, nyatanya sama sekali tidak mempengaruhi Jimin. Ia bahkan samakin gencar memberikan kata-kata plesetan lain buat bosnya.

Sebenarnya Suga dan Jungkook juga ikut kesal atas prilaku Jimin yang menurut mereka kekanak-kanakan. Kejadiannya belum lama, tadi pagi tepatnya pukul sembilan saat restoran baru buka.

Mengira akan seperti pada hari-hari biasanya Ia dengan bebas meledak sang bos, tapi pagi ini Jimin mendapatkan akibatnya.

"selamat pagi, Taengil."
Sapanya ceria. Taehyung jalan sambil lalu. Terlalu malas menghadapi Jimin.  Kesal di abaikan, Ia berlari kecil mengekori Taehyung dari belakang.
"gaji Lisa nunggak, yah?
Duhh padahal tuh bocah yang paling rajin loh."
Lalu melirik Jungkook di samping yang tengah menggepel lantai.
"kalo gaji mau di nunggakin, tuh gaji si Jungkook aja."
Lanjutnya dengan suara keras. Kentara sekali, Jimin ini mau membuat emosi Jungkook pagi-pagi naik.

Niatnya Jungkook hanya ingin membalas ucapan Jimin, tapi ide brilian di dalam otaknya tidak dapat di cegah begitu saja. Sambil bersiul cowok itu mengkaitkan tongkat pel di kaki Jimin. Tidak siap dengan keadaan dadakan ini, membuatnya hilang keseimbangan dan jatuh tengkurap. Sialnya lagi, ember berisi air pel juga ikut tumpah dan membasahi baju seragamnya.

"JEON JUNGKOOK BANGKE!!"

"nggak dengar Gue, nggak dengar."

Bukan hanya suara tawa membahana dari Taehyung dan Jungkook, tapi ucapan dingin dari meja kasir.

"tau rasa kan, Lo."

Berbagai umpatan di layangkan Jimin. Ia juga tidak habis pikir, jelas-jelas Jungkook yang sudah membuatnya celaka. Tapi Ia yang di suruh membersihkan lantai. Membuang muka ke samping dengan kesal, lalu menggepalkan tinju buat Jungkook.

"urusan Gue ama Lo belom kelar." Ancamnya,
Lalu membuat gerakan tangan memotong leher. Di tujukan buat Jungkook.

Jungkook hanya mencibir tidak jelas. Memilih melanjutkan pekerjaannya. Meninggalkan Jimin membersihkan sisa-sisa tumpahan air.

Mood Jimin sedari pagi sudah tidak baik, sorepun makin bertambah buruk saja. Wanita cantik bergaun seksi merah marun terus saja bertanya hal-hal yang tidak di mengertinya.

"medingan Lo tanyain langsung ama si bos."
Ujarnya kesal. "Sibuk banget Gue, waktunya nggak ada buat jawab pertanyaan."

Mourina memberenggut. Berjalan mengintari meja. Hingga berdiri di hadapan Jimin dengan pose sensual. Sial sekali, kalau sudah seperti ini, akal sehatnya tidak akan berkerja dengan baik.

Jimin suka melihat yang seksi-seksi. Melalui layar phonselnya atau secara langsung seperti sekarang. Itu menjadi sebuah kepuasan baginya.

"Namanya siapa, Jim?"
Mourina hendak akan menyentuh dada bidangnya, tapi di tepisnya begitu saja.
"ayolah, Gue udah nanyain ini puluhan kali."

My Lady Lalice(END)✔Where stories live. Discover now