Dandelion 9

69 2 1
                                    

Jika kehadiran aku dan dia tidak kau inginkan,maka kami akan pergi menjauh,maafkan kami yang telah merusak kisah cintamu

-Indira Mahasin Salsabila-

______________________________________

Dira pov

aku sangat tidak tega melihat adiku dila menangis saat tau kisah cinta nya berakhir dengan cara seperti. Dia jarang sekali bahkan tak pernah menangis,dia wanita yang kuat tapi hari ini aku bisa mengetahui sisi rapuh pada dirinya,saat ini aku menyadari bahwa dila memang sudah benarbenarencintai arga,begitupun sebaliknya. Sejujurnya aku tak ada niatan untukmenghancurkan dongeng cinta mereka,aku juga tak ingin dila seperti ini,aku juga bisa hidup berdua saja dengan anakku kelak,dan aku juga akan berusaha untuk merelakan Arga.

Dila terus saja bersiteru dengan Arga agar mau menikahiku sedangkan aku disini hanya bisa menangis,aku bukanlah wanita sekuat dila,aku lemah bahkan sangat lemah.

Aku merasakan Dila menggandengku agar pergi dari kediaman Arga,entah mengapa rasanya aku memiliki sedikit harapan agar arga mencegahku untuk pergi dan akan menikahiku,ya walaupun itu mustahil.

Harapan tinggalah harapan,penantian tetaplah penantian,nyatanya hanya satu nama yang tetap di lafalkan oleh Arga yaitu Azni,ya Azni dia memanggil dila sebagai Azni,jujur saja ada keirian di hati ku saat mendengar arga memohon,bahkan menangis agar Dila tidak meninggalkannya,seandainya itu aku,mungkin aku akan menjadi wanita yang sangat beruntung,hahahha....seharusnya aku sadar dimana posisiku.

"Azniii...." kata arga.

Ku lihat arga menahan pergelangan tangan Dila,dengan tatapan memohon dan air mata yang sudah membasahi wajah tampannya,sebegitu cintakah kamu pada Dila Ga,sampai kamu tak menyadari posisiku di sini?

"Ku mohon,jangan tinggalkan aku Azni"ucapnya sambil terus menangis.

Seorang Sharga Chandrana Adhitama,yang terkenal akan sifat dingin dan keplayboyan nya,menangis karena seorang wanita biasa seperti adikku,ya Dira bahkan disaat seperti ini pun kamu sudah tak memiliki peluang sekecil apapun,bahkan sekecil lubang semutpun tak ada.

"Maaf ga,rasanya luka yang kamu berikan itu terlalu sakit,bahkan saat ini penyesalan terberatku adalah ikut mencintaimu,maaf aku sudah mencintaimu ga,maaf....aku harus  pamit"ucap dila sambil menangis kemudian melepaskan pergelangan tangannya dari cekalan arga setelah itu, dia mengajakku untuk pergi meninggalkan arga.

Aku hanya mengamatinya dalam diamku,salah aku ya Rob jika aku membuat saudariku dan orang yang kucintai menangis seperti ini?

"Mbak....maafin dila ya"ucapnya sambil menatapku.

Aku tersenyum lembut kemudian membelai rambutnya"aturannya mbak yang minta maaf,karna udah ngancurin hubungan kamu Dil,embak ben...."

"Udalah mbak,gak usah diffikirin,sekarang kita pulang ya mbak,dila capek"dila kembali menggandengku kemudian berjalan sambil sesekali bersenandung.

Aku tau dia sengaja mengalihkan kesedihannya dengan cara seperti itu,bahkan tak jarang ku lihat dia tetapeneteskan air mata.

***

Tepat saat ba'da Magrib kami tiba dirumah kami. Dila langsung masuk tanpa berkata sedikit pun padaku,aku hanya tersenyum miris melihatnya,mungkin aku pantas mendapatkan kebenciannya.

Tak lama setelah Dila masuk kedalam rumah,akupun ikut masuk. Aku begitu kaget melihat dila mengemasi barang barang kami,seperti baju dan lain lain.

"Dila....kita mau kamana?"tanyaku bingung.

"Kita harus pergi mbak,ayo mbak bantuin dila beres beres,kitaharus cepat"dila masih sibuk memasuk masukkan bajunya ke dalam kopernya.

Aku berjongkok di sebelahnya ikut menata bajunya.

"Biar embak aja yang pergi dil,kamu kembalilah pada Arga..."

Dila hanya diamembisu masih sibuk memasukkan pakaiannya.

"Kamu bisa dengerin embak enggak sih dil"aku menahan tangannya sambil menatap matanya dalam,terdapat luka batin disana,dila mulai meneskan cairan beningnya kembali,aku pun langsung memeluk saudari ku itu.

"Dila gak bisa mbak,,,,,seandainya dila dulu gak nolongin arga,pasti mbak dira sekarang bisa nikah sama arga,dila jahat mbak karna dila juga udah ikut mencintai arga,dila jahat .....izinkan dila nebus kesalahan dila mbak,dila mau selalu di samping mbak dira,apapun yang terjadi,ayok mbak kita pergi dari kota ini mbak,ayo...."ucap dila sambil menangis sejadi jadinya.

"Kita bisa pergi besok pagi sayang..."kataku lembut.

Dila menggeleng,kemudian menatapku dengan tatapan memohon.

"Gak bisa mbak,aku yakin arga pasti bakalan ke sini nanti malam buat cari dila, jadi dila mohon mbak,ayo kita pergi sekarang juga,masalah rumah mbak dila gak usah khawatir Bu endang pasti mau beli rumah kita ini,bukannya dia kemaren maksa kita buat jual rumah ini kan mbak?jadi ayo mbak"

"Kalau emang gitu mau kamu,embak bisa apa ,ya udah embak bantuin kemasin barang barang ya"kataku yang lemudian di balas dengan anggukan semangat dari dila.

Setelah semua dirasa beres,aku tengah terduduk sambil menatap nanar barang barang kami,sedangkan dila,dia sedang pergi kerumah buk endang kemudian ke kafe untuk mengundurkan diri.

"Seberat inikah mencintaimu ga,sampai aku harus bersembunyi dari mu?"air mataku luruh tanpa seizinku.

Sedih rasanya menerima penolakan dari orang yang benar benar kita cintai.

Satu jam telah berlalu akhirnya dila kembali dengan wajah yang lebih gembira dari pada tadi.

"Mbak....dila udah dapat uangnya ini mbak,mas kiki kasih dila bonus lagi,katanya itung itung ucapan terimakasih,ya udah yuk mbak kita berangkat,entar ke buru bisnya berangkat lagi" Dila mulai menganbil alih memerapa tas dan sebuah koper yang akan kami bawa.

Mengenai perabot rumah ini,kami pun menjualnya,walaupun banyak kenangam berharga di dalamnya, namun mau bagaimana lagi. Tidak mungkin juga kami membawa semuanya.

***

Aku dan dila tengah menunggu keberangkatan bis yang akan kami tumpangi.

"Ini mbak,nasi bungkus...."dila memberikanku sebungkus nasi.

"Untuk..?"tanyaku bingung.

"Untuk embak dan ponakan aku makan lah mbak,,,pasti kalian belum makan kan?"jelasnya.

"Kenapa cuma satu dil,kamu emangnta gak makan?"tanyaku hati hati.

"Dila gak laper mbak,mbak dira makan aja dulu'katanya.

"Entar kalau dila laper dila makan mbak,ini juga dila bawa roti di tas"katanya lagi sebelum aku bertanaya lebih lanjut.

Aku hanya pasrah dengan perintah adikku itu,bukannya aku takut,hanya saja aku tak ingin memiliki masalah dengannya. Bagaimanapun juga hanya dialah satu satunya yang kupunya.

"Sebenernya kita mau kemana sih dil?"tanyaku di sela sela makanku.

"Ke bandung mbak,sekalian dila kuliah disana,kebetulan dila dapat beasiswa di bandung mbak "jawabnya.

"Ooo....syukur kalau begitu"kataku.

Aku terus melanjutkan makanku,dengan sesekali bercanda ria dengan dila,aku bingung kenapa anak itu bisa seolah olah tidak terjadi apa apa dengannya.

______________________________________

Dua Cinta Satu Hati ( Dandelion )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang