Dandelion 11

42 3 0
                                    

Aku sakit tapi tidak terlihat,aku terluka tapi tidak berdarah,dan aku disini untuk mencoba menyembuhkan semuanya

Azni Faranisa Adila

______________________________________

Saat ini aku tengah memandangi rumah yang akan kami tempati,kondisinya lumayan baik tak jauh beda dengan rumahku di jakarta,hanya saja ini lebih tak terawat,mungkin jika dibersihkan akan jauh lebih baik.

"Maaf ya dil,aku cuma dapat rumah ini,coba aja kamu mau terima bantuanku"wata datang setelah siap memasukkan koper koper kami ke dalam rumah.

"Aku kesini bukan untuk ngerepotin kamu Ta,cukup kamu bisa disampingku juga aku udah seneng,sekali lagi makasih ya Ta"aku tersenyum seraya menepuk pundak Wata.

"Oke no problem,selagi kamu mau hubungi aku kalau ada butuh,aku gak akan marah,"kata wata seraya tersenyum tulus.

"Hahaha....I will do it,ya udah balik sana ta"kataku lagi.

"Kamu ngusir aku Dil?"tanya dengan memasang muka yang disedih sedihkan.

"Enggak,cuma ini udah malam Ta,gak enak sama tetangga,entar timbul fitnah lo"jelasku.

"Ya...ya...ya....ya udah aku balik dulu ya,kamu hati hati,jangan lupa kunci pintu"wata berjalan mundur kearah mobilnya.

BRUGGG....

"AGGGHGGTT" wata memegangi kepalanya yang terhantuk mobilnya sediri.

"Seharusnya kamu ta yang hati hati..."kataku sambil menahan tawa.

"Gak lucu,gak usah ketawa kamu dil"wata menutup pintunya.

"Iyaa...ya udah sana,hati hati ya ta"ucapku lagi.

"Oke...have a nice dream my princes.."kemudian wata melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah kami.

Aku hanya menggeleng gelengkan kepala,melihat kelakuan wata,kemudian memilih masuk.

Kuihat mbak dira sedang menggelar tikar,tikar dari mana? Jelas saja wata yang mencarikannya, kalau untuk perabotan rumah ini,Alhamdulillah pemiliknya menjual rumah sekaligus dengan isinya,jadi kami tak perlu repot membawa perabotan dari jakarta. Dan mungkin esok kami harus membeli tempat tidur baru.

"Mbak...."aku duduk di samping mbak dila yang sedang memasukkan bantal ke dalam sarungnya.

"Maaf ya mbak,maaf untuk semuanya,maaf sudah menjadi penyebab lelaki itu tak mau menikahi embak,maaf gara gara Dila kita harus pindah ketempat kumuh ini,maaf mbak" aku menangis sambil menundukkan wajahku.

Mbak dira menarikku ke dalam pelukannya "hustt....udah,jangan nangis lagi,embak gak papa kok dil,malahan disini itu tenang,nyaman gak berisik,kamu tau katanya kalau ketenangan itu baik untuk perkembangan janin dalam kandungan"

"Ya udah yok,kita tidur aja,masih banyak yang perlu di bersihkan besok"kata mbak dira.

Aku mengangguk kemudian kami tidur beralaskan tikar sambil berpelukan satu sama lain.

***

Pagi ini aku dan mbak dira tengah membersihkan rumah baru kami,dari dalam hingga luar,rencananya kami akan menanam bunga juga di halaman depan,supaya terlihat sejuk.

"Hahahhaha"tawa kami saat kami sedang membahas hal lucu,seperti kali ini aku dan mbak dira sedang membahas kenangan kami sewaktu kecil dulu.

"Mbak dira inget gak,waktu tk dulu mbak kan pernah ngompol di sekolahan,mbak jorok ya masa perempuan ngompol"ledekku.

"Hahha...ngompol itu manusiawi dil,dari pada gak dikeluarin entar bisa kena batu ginjal loh"kata mbak dira.

"Halah mbak ngeles"

Dua Cinta Satu Hati ( Dandelion )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang