Dandelion 13

21 1 0
                                    

Sesulit inikah untuk melupakan mu,bahkan disaat aku sudah menjauh pun kenangan dan luka itu masih berbekas secara bersamaan

Azni Faranisa Adila

______________________________________

"Nay......bisa bantu Dila pilihkan bunga yang bagus disini,soalnya papa masih banyak pekerjaan"om Danu memanggil putrinya.

"Tentu saja bisa,asalkan papa bolehkan nay pakai kartu kredit papa" Nay datang mendekat menghampiri kami sambil menaik turunlan alisnya.

Ku lihat om Danu tampak berfikir dua kali,namun untuk yang kemudian beliau mengangguk dengan yakin di sertai senyum khasnya.

Seketika senyum kemenangan terbit di wajah cantik naya,sambil melompat girang dia berteriak.

"Yeayyyyyy......makasih papa,ayo Dil kita cari bunga yang lo mau"naya menarik tangan ku dengan semangat meninggalkan wata,yang berteriak di belakang.

"Jangan lari Nay,entar lo jatuh"kataku.

Kemudian naya menghentikan larinya sambil tersenyum simpul padaku.

"Huh...berkat lo dil,gue jadi bisa pakai kartu kreditnya papa,makasih ya"ucapnya padaku.

Aku menaikkan alisku tak maksud dengan ucapan naya barusan,terima kasih?bukannya seharusnya dia berterima kasih pada papanya ya?

"Seharusnya makasihnya sama papa lo nay,bukan sama gue,lo mah ada ada aja"kataku tak enak.

"Jarang papa kaya tadi dil,intinya makasih banget,oia mau bunga yang kaya apa?"tanya naya padaku.

Aku menggelengkan kepalaku bingung.
"Gak tau nay"

"Astaga naga....Dil,jadi gimana ini?ya udah gimana kalau gue aja yang milihin?"tawar naya.

"Hehhe...boleh deh"ucapku seadanya.

Setelah itu kami langsung memilih beberapa bibit,sambil sesekali bercengkrama,mungkin jika ada orang lain yang tak mengenal kami,pasti mereka akan mengira kami sudah berteman sejak lama.

"Udah cukup deh kaya nya nay"ucapku saat sudah melihat ada sekitar 30 pot bibit tanaman.

"Bentar lagi Dil,satu atau dua lagi aja ya"naya masih sibuk memilih bibit bunga,sedangkan aku hanya memperhatikannya dalam diam ku.

"Nah...ini dia,akhirnya ketemu juga"ucap naya sambil menunjukkan salah satu bibit bunga yang tak asing lagi bagiku.

"Bbu...bunga matahari nay?"tanyaku ragu.

Naya mengangguk semangat.

"Mau dil?"tanya naya.

"Sebenernya aku udah ada satu dirumah,jadi gimana?"tanyaku tak enak.

"Ohh...kalau gitu kita cari yang belum ada aja dil,lo tau gak dil,gue itu selalu bayangin suatu saat gue bakalan di kasih bunga sama seorang lelaki,dan gue mau bunga itu bunga matahari,lo tau alesannya kenapa?"

Aku hanya menggeleng sambil menyimak kata kata naya.

"Alesannya Karena satu,yaitu artinya, jadi bunga matahari itu artinya cinta yang abadi,hahha....maaf ya dil gue ngaco"jelas naya.

Aku tercengang mendengarnya,lantas berarti itu maksud dari bunga matahari yang arga berikan,selama ini aku memang sangat suka tanaman dan benar apa kata arga, kekuranganku adalah tak tau arti dari apa yang aku sukai.

"Hey.....entar dulu,gue mau ngomong"kata seseorang yang mencekal pergelangan tanganku.

"Kalau mau ngomong ya tinggal ngomong aja,gak usah pegang pegang bisa kan?"kataku sewot sambil menghempaskan tangannya.

Dua Cinta Satu Hati ( Dandelion )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang