.twentytwo

3.3K 399 5
                                    


Gue bergegas mengambil jaket, memakai sepatu, lalu meraih kunci motor.

"Lo mau kemana?" tanya Mark yang baru aja keluar dari kamarnya.

"Mark.."

Gue udah nggak tahu mesti kayak gimana lagi. Air mata gue kembali keluar dan Mark langsung memeluk tubuh gue dengan erat.

"Lo nangis karena tahu kalau bang Taeyong kecelakaan hm?"

Mark kok tahu?. Gue ingin bertanya dari mana dia bisa tahu kalau Taeyong kecelakaan, tapi mulut gue enggan terbuka.

"Kemarin lo nyuruh dia buat pergi, tapi kenapa setelah lo tahu kondisinya sekarang, lo malah nangis?. Lo seharusnya bahagia karena dia sudah dapet karmanya."

"Ya... seharusnya begitu hiks. Seharusnya gue nggak nangisin dia."

Mark menatap gue lembut. "Ayo gue anter," ajaknya sambil menggenggam tangan gue.

Gue mengerutkan kening. "Lo mau ajak—"

"Rumah sakit Raharja. Gue tahu kalau melupakan mantan itu sulit banget, apalagi kalau putusnya baru kemarin, jadi gue berbaik hati untuk nganterin lo kesana, supaya lo bisa ngelihat dia."

















oke gengs, sesua janji yang tadi —karena vote di chapter sebelumnya udah 35 lebih dan komennya juga udah 5++, jadi aku double up!!

btw, apakah kalian mencium bau-bau...
—ending?🤣, tinggal nunggu 3 chapter lagi lho😌😌

just as a lie | ✔️Where stories live. Discover now