Pintu Masuk

3.3K 395 149
                                    

Mewah. Begitu yang ada di pikiran para atlet Indonesia ketika memasuki hotel tempat mereka menginap selama di Changzhou. Bahkan hotel ini jauh lebih mewah dibanding yang mereka tempati di Jepang. Sepertinya, PBSI memang sengaja menyiapkan yang terbaik untuk para atlet selama gelaran super 1000 ini agar mereka bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Bukan hanya atlet dari Indonesia, atlet-atlet dari negara lain rupanya juga ada yang menginap di hotel tersebut, seperti Malaysia, Thailand dan juga Korea Selatan. Diam-diam Jonatan dan Fajar menarik nafas lega karena atlet dari Denmark tidak menginap di hotel yang sama dengan mereka.

Setelah mendapatkan kamar masing-masing, dengan teman sekamar yang masih sama dengan saat mereka di Jepang, para atlet tersebut segera membersihkan diri mereka. Malam ini, akan ada welcoming dinner untuk para atlet di salah satu hotel bintang 5 yang dekat dengan stadion tempat mereka bertanding.

Saat Jepang Terbuka kemarin, para atlet Indonesia ini tidak ikut welcoming dinner. Makanya, kali ini mereka sangat semangat untuk ikut serta. Apalagi, welcoming dinner di kelas Super 1000 biasanya memang tidak main-main. Makanannya kelas bintang 5, hiburannya ada dan yang pasti semua atlet akan datang. Jarang ada atlet yang melewatkan welcoming dinner di kelas Super 1000. Itu waktu mereka untuk tebar pesona sekaligus melihat calon lawan-lawan mereka yang pastinya sudah kelas atas.

Jonatan dan Anthony sekarang juga tengah bersiap-siap untuk berangkat menuju lokasi welcoming dinner. Jonatan sudah selesai berganti pakaian dan hanya tinggal mengenakan jaket timnas yang berwarna merah dengan corak warna putih. Dia sekarang sedang menunggu Anthony yang sudah di kamar mandi lebih dari 10 menit.

"Niiik...Lama banget sih lo? Yang lain udah nungguin di bawah lho!" seru Jonatan.

"Perut gue mules, Jo...Lo kalo mau duluan aja nggak apa-apa."

"Nggak lah. Gue tungguin..."

Beberapa menit kemudian, Anthony keluar dari kamar mandi sambil memegangi perutnya. Wajahnya sedikit pucat.

"Aduh Jo...perut gue kenapa ya?" katanya lalu merebahkan diri di tempat tidur. Meringkuk karena perutnya perih.

"Lo tadi makan apa aja sih pas sarapan? Pas di pesawat juga? Kok sampe perutnya sakit gini?" tanya Jonatan.

Anthony menggeleng. "Nggak inget, Jo. Makan gue banyak banget tadi..Kebanyakan makan salad buah apa gimana ya? Makanya jadi lancar."

"Hadeehh...makanya Nik. Kalo makan itu dikira-kira. Pas sarapan tadi semua makanan lo ambil. Di pesawat, makanan semua orang yang nggak abis lo makan," omel Jonatan.

Anthony ini makannya memang banyak. Tapi sayang kurang teratur. Kalau terlanjur doyan makan, sehari bisa 5-7 kali. Tapi kalau terlanjut tidak doyan makan, sehari dia bisa hanya makan sekali saja.

"Kan sayang kalo nggak diabisin..."

"Tapi sekarang perut lo sakit kan..." kata Jonatan. "Sekarang telentang bentar," perintah Jonatan.

Anthony menurut. Jonatan mengangkat kaos yang dipakai Anthony dan mengolesi perut Anthony dengan minyak telon, kemudian menepuk-nepuk perut yang sedikit gembul karena kebanyakan makan itu.

"Nggak kembung kok...Gimana sekarang? Enakan?"

"Lagi dong Jo..." pinta Anthony.

"Apanya?"

"Dielus-elusnya..."

"Nggak berangkat nih? Mau di kamar aja?"

"Ya berangkat, Jo...Tapi dielus-elus bentar aja..." rengek Anthony.

Behind Those SmashesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang