1

1.2K 96 1
                                    

Mentari pagi menyapa dari ufuk timur ke empat gadis yang sudah rapi dengan pakaian sekolah kini bersiap untuk berangkat, Regina dengan wajah yang masih murung menunggu teman-temannya yang sedang mengenakan sepatu dengan sabar.

"Masih pagi udah di tekuk aja tuh muka," ucap Maura sambil menahan tawanya.

"Jatuhnya tuh lo kayak lagi nahan bab gin," timpal Deana yang tak bisa menahan tawanya.

"Oiya kita sekelas lagi gin." ucap Maura yang dibalas tatapan penuh tanya oleh Regina.

Kurang dari lima detik wajah Maura begitu terkejut ketika membaca isi pesan di ponselnya, segera ia merubah ekpresinya namun masih tertangkap oleh penglihatan Regina.

"Ada apa sih? coba sini hp nya gue pengen liat." ucap Regina, gadis itu mencoba meraih ponsel Maura namun Maura menjauhkan ponselnya dari Regina dan mengangkat jari telunjuk tepat di depan wajah Regina, memberinya peringatan.

"Jangan liat isi hp gue atau lo juga jangan buka hp lo sekarang, nanti aja lo juga bakal tau kok." titah Maura, Regina yang tidak suka dibuat penasaran memilih pergi meninggalkan sahabatnya.

Ketiga sahabatnya hanya menggeleng kepala melihat kelakuan temannya satu itu yang seperti anak SD.

"Lo sih emang ada apa di hp lo?" tanya Shiren selepas kepergian Regina, sepertinya dia berangkat sekolah duluan.

"Nih kalian baca absen baru kelas gue sama Regina ada siapa aja."

Deana langsung meraih ponsel itu dan melihat isi file yang berisi absen kelas baru tepatnya kelas sebelas IPS dua, keduanya tak kelah terkejut melihat nama-nama yang tertera di dalamnya.

...

"Apaan sih si Maura so misterius banget alay, gak jelas." monolog Regina sambil menendang batu-batu yang ada di hadapannya, ia berhenti sejenak saat merasa kaos kakinya sedikit turun, dengan perlahan ia naikkan satu persatu kaos kakinya, mungkin karena hari ini hari tersial bagi Regina sebuah motor sport melewatinya yang tepat berada di samping kubangan air alhasil kaos kaki putihnya yang panjang kotor di hari pertama dia sekolah.

"Akhhh." pekiknya.

"Woi sialan siapa tuh kurang ajar banget sih, bawa motor kebut-kebutan." teriak Regina yang terdengar oleh pejalan kaki lain, sontak dirinya menjadi bahan tontonan.

Dengan jalan cepat Regina meninggalkan tempat itu dan sampai lah ia di depan gerbang dengan ngos-ngosan, sedikit menyesal harusnya dia bersabar sedikit agar bisa berangkat bersama sahabatnya dan kejadian tadi tidak terjadi  namun Ego nya terlalu tinggi.

Regina berjalan melewati parkiran sekolah, tak lama matanya menangkap sebuah motor dan melihat siapa pemiliknya yang tadi sempat membuat kaos kakinya kotor.

Regina berjalan melewati parkiran sekolah, tak lama matanya menangkap sebuah motor dan melihat siapa pemiliknya yang tadi sempat membuat kaos kakinya kotor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ReKeyara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang