#ch24

5.8K 675 5
                                    

Taehyungie Kim
Hyung!
Hyung, kau di rumah?
Hyung, kau sibuk ya?
Hyung, kenapa tidak membalas pesanku?

Calling
Calling
Calling

Hyung! Jangan abaikan aku! Balas pesanku atau aku ke sana sekarang!

Yoongi membuang handphonenya setelah membaca semua pesan dari Taehyung. Dari kemarin Yoongi mengabaikan semua telpon dan pesannya.

Yoongi menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Embusan napasnya berat. Matanya menatap langit langit kamar. "Aih, kenapa aku mengabaikannya?" Tangannya dia jadikan tumpuan kepala. "Maaf, aku tidak ingin menemuimu dulu. Aku tidak ingin ini berpengaruh terhadap perlakuanku kepada Jungkook. Maafkan aku Taehyung." Tak lama matanya terpejam. Dia terlelap lebih awal malam ini.

-

"Min Yoongi, kau memang menyebalkan!" gerutu Taehyung sambil terus menatap layar handphonenya berharap dapat balasan dari Yoongi. Namun sepertinya itu tidak akan terjadi lagi. Sudah dua hari Taehyung mengirimi Yoongi pesan dan belum mendapatkan balasan sama sekali. "Sebenarnya ada apa denganmu hyung? Jangan abaikan aku aish!"

Monolognya harus terhenti ketika bel pintu apartemennya terdengar. "Siapa yang malam-malam begini bertamu. Ini sudah hampir jam 10 malam." Taehyung berjalan menuju pintu sambil menghentakkan kakinya.

"Annyeong!"

"Park Jimin? Ada apa ma..." Ucapannya terhenti karena Jimin mendorongnya dan memaksa masuk. "Aku belum mengijinkanmu!"

Jimin tak peduli dengan teriakan Taehyung. Dia langsung mendaratkan bokongnya di sofa ruang tengah apartemen Taehyung. "Kemari dan duduk Tae!"

Taehyung berdecak sebal. "Kenapa kau yang mengatur!" Lalu berjalan dengan malas dan duduk di samping Jimin. "Ada apa?"

"Aku akan menginap."

"Terserahlah!" Lalu Taehyung berdiri dan hendak pergi namun tangannya ditahan oleh Jimin.

"Tunggu sebentar, aku ingin bicara. Duduk dulu!"

Mau tak mau Taehyung menuruti Jimin. Sebenarnya dia sudah sangat mengantuk dan lelah. Dua hari ini dia sibuk dengan acara kampus. Bahkan dua hari juga dia belum bertemu Jungkook. Taehyung merindukan calon suaminya itu.

"Cepat, aku sudah mengantuk!" pinta Taehyung sambil menutupi mulutnya yang menguap dengan telapak tangan.

Jimin lebih dulu membenarkan posisi duduknya agar berhadapan dengan Taehyung dan raut wajah menjadi serius. "Apa kau sudah mengambil pecahan cincin yang ada pada Jungkook?"

Taehyung menatap Jimin. Wajahnya terlihat cemas. "Belum. Kenapa?"

"Aish! Tadi aku bertemu dengan Namjoon hyung."

"Lalu?"

"Seharusnya kau antusias mendengarkanku, bodoh! Ini kan menyangkut calon suamimu." Jimin mendengus kesal.

"Iya iya maaf. Memang apa yang dikatakan Namjoon hyung?"

Kemudian Jimin menggenggam kedua tangan Taehyung. "Begini, kau harus mengambil cincin itu sebelum ulangtahun Jungkook."

"A-apa?" Taehyung membulatkan matanya. Seketika wajahnya tertunduk. "T-tidak bisakah setelah ulangtahunnya saja?"

"Hmmm aku tau perasaanmu." Jimin segera merengkuh tubuh kurus Taehyung ke dalam pelukannya. Di tepuk tepuknya punggung Taehyung. "Tidak apa, semua akan baik-baik saja. Kau bisa melewati ini dengan baik."

The Secret || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang