Part 7

34.1K 6K 4.7K
                                    

SELAMA seminggu ini Taeyong terus menerus menghindari Jaehyun. Bahkan berbicara pun hanya seadanya; dalam konteks pekerjaan. Selebihnya, ia tidak menghiraukan semua pertanyaan atau bahkan sapaan dari Jaehyun. Biar saja jika lelaki tampan itu merasa bingung, atau berpikir Taeyong sangatlah tidak profesional.

Semua hal yang berkaitan dengan hati bisa membuat dirinya tidak bersikap profesional. Yah, membayangkan betapa baiknya seorang Jung Jaehyun kepadanya selama ini, tapi ternyata lelaki tampan itu memang selalu bersikap baik ke siapapun. Bahkan selama seminggu ini tidak jarang Taeyong memperhatikan Jaehyun secara diam-diam, lelaki itu selalu bersikap ramah, hangat dan dekat dengan semua orang. Hal itu membuat Taeyong sadar bahwa selama ini Jaehyun hanya bersikap biasa padanya; seperti sewajarnya, Taeyong saja mungkin yang terlalu terbawa perasaan.

Belum lagi semakin lama Jaehyun juga lebih sering menghabiskan waktu bersama Ten. Mereka bercanda, tertawa serta sering keluar bersama. Tak jarang juga Jaehyun mengantar kan Ten pulang dengan motornyaㅡyang membuat Taeyong kesal adalah Ten selalu memeluk Jaehyun dengan erat!

Ah sialan, perasaan sialan. Sepertinya ini salah Taeyong sendiri, ia menyukai lelaki yang salah. Seharusnya dari awal ia tidak perlu terlalu terbawa perasaan, karena pada kenyataan nya Jaehyun sama sekali tidak pernah menyimpan perasaan yang sama dengannya. Malam itu, dimana ia menginap di rumah Jaehyun, itu juga ternyata tidak termasuk hal yang spesial bagi si lelaki tampan. Karena memang Jaehyun sepertinya sering membawa teman-teman nya menginap.

"Hei, kenapa melamun?"

Taeyong tersentak dan menemukan Mingyu yang berdiri di sebelahnya, saat ini ia sedang duduk di beranda kantor, menikmati angin malam yang begitu tenang. Jadwal penerbangan nya sudah selesai dan tidak ada alasan bagi Taeyong untuk terus bersama Jaehyun di dalam sana. Bahkan saat ini ia bisa mendengar tawa Jaehyun mengalun merdu; sepertinya lelaki tampan itu kembali bergurau bersama teman-teman nya.

"Tidak apa." jawab Taeyong singkat. Ia masih menatap landasan yang terlihat sepi, beberapa kali ia menghela nafas jengah. Mungkin sebaiknya ia pulang, hari sudah sangat malam.

Mingyu mengangkat sebelah alisnya. "Kau tidak terlihat baik-baik saja, apa kau sedang sakit? Bagaimana jika kita pulang bersama?" tawarnya.

Taeyong mengulum senyum lalu menggeleng pelan. "Tidak perlu, aku membawa mobil sendiri." ujarnya sembari menggidikkan bahu lalu mulai masuk ke dalam.

Seperti perkiraan nya, kini Jaehyun sedang di kelilingi oleh teman-teman lelaki tampan itu. Mereka saling bergurau dan tertawa, bahkan keberadaan Taeyong pun rasanya tidak terlihat. Karena kesal, akhirnya Taeyong segera mengambil tas miliknya lalu berjalan cepat menjauhi ruangan itu, ia merasa muak.

Bukan merasa muak kepada Jaehyun, namun Taeyong merasa muak kepada dirinya sendiri. Bagaimana pribadi yang ceria sepertinya bisa berubah menjadi pribadi yang culas seperti sekarang ini hanya karena satu lelaki?

"Taeyong!" tubuh Taeyong otomatis berhenti melangkah di koridor menuju lift, ia berbalik dan menemukan Jaehyun yang tersenyum kecil sembari menghampirinya.

"Ada apa hyung?" tanya Taeyong acuh, ia mencoba untuk mengendalikan seluruh perasaan nya saat ini.

Karena Jaehyun dengan wajah lelah sehabis kerja malah terlihat lebih tampan di bandingkan sebelum kerja. Lelaki tinggi itu juga membawa tas kerja nya yang kini tersampir pada bahu.

"Bolehkah aku pulang bersamamu? Motorku mogok, jadi aku tidak bisa pulang. Kita searah kan?"

Mengigit bibir bawah, akhirnya Taeyong mengangguk lalu kembali berjalan dengan Jaehyun yang mengekor di belakangnya. Mereka berdua masuk ke dalam lift, tidak ada percakapan yang berarti, karena Taeyong masih menutup diri dari Jaehyun.

My Pilot《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang