Chapter 12 : pekerjaan baru

5.3K 154 3
                                    

Udara pada pagi hari ini benar-benar sejuk. Alicia pun memulai pekerjaan barunya, yaitu sebagai PENGAMEN di jalanan. Setelah itu, ia akan membuat toko-toko kecil.

Sudah ada 3 jam Alicia mengamen, dia mendapatkan duit Rp. 45.000,00. Tetapi ia tetap bersyukur, dan ternyata untuk mencari duit itu susah. Dan ia mengambil duit sebesar sepuluh ribu untuk membeli nasi dan minum. Dan sisanya, akan ia tabung.

Ia pun melanjutkan pekerjaannya setelah makan. Ia mengamen di skitar jl. Langlai. Ketika ia mengamen ada yang ingin memberinya duit. Tapi ternyata orang tersebut adalah ALVIN.

Alicia pun lari dengan sekuat tenaga, tapi ia terjatuh. Alvin pun membantunya.

"Kenapa lo lari? Dan kenapa lo jadi pengamen gini? Lo juga kenapa gak sekolah? " tanya Alvin

"Kepo banget sih lo!!! Seberapa peduli lo sama gue?!?" ucap Alicia kesal

"Maafin gue"

"Maaf? Untuk? "

"Maaf karena gue udah menjauh dari lo"

"Kenapa lo gak cerita dari dulu? Gue udah tau semua. Jadi gue udah maafin lo. Tapi, jangan paksa gue untuk kembali ke rumah atau sekolah! Dan jangan beritahu kak Vano, kalau lo ketemu gue disini! " perintah Alicia

"Makasih karena lo udah maafin gue. Tapi kenapa lo gak mau balik ke rumah lo? Vano butuh lo. Setiap di kelas ia selalu nangis. Dia sayang sama lo. Lo jangan egois" ucap Alvin

"Apa? Gue egois? Gue gak salah denger? Kak Vano atau gue yang egois? Oh ya tadi kata lo gue yang egois. Oke gue egois, gue gamau balik ke rumah karena apa, lo tau gak? Dia gamau datang pada saat orang tuanya meninggal. Nyokap bokap gue meninggal kemarin. Tepat di tempat kalian lagi ngomong berdua. Ada bapak-bapak yang udah berusaha untuk nelpon kak Vano. Tapi ia malah mematikan teleponnya. Ia benar-benar tidak peduli dengan orang tuanya. Dan kalau dia sayang sama gue, dia pasti sekarang cari gue. Bukan hanya diam. Dan gue mau supaya lo gak kasitau kak Vano. Gue mau tetep disini. Gue mau berusaha sendiri. Dan gue dan Vano, tidaka ada hubungan lagi. Gue sama dia bukan adik-kakak. Sekarang lo pergi dari sini! Jangan kasitau kak Vano. Gue benci dia!" Alicia menahan agar ia tak mengeluarkan air matanya

"Cia, gue turut berdukacita ya atas meninggalnya orang tua lo. Tapi gue minta tolong untuk tidak membenci kakak lo. Gue tau lo kesel sama dia, tapi dia kakak lo sendiri Cia. Pasti ia tidak datang, karena ada sesuatu. Gak mungkin ia gak mau datang ke pemakaman ortu lo. Mending lo sekarang ketemu sama dia, bicara baik-baik. Selesain masalah lo dengan kakak lo. Dia kakak lo, inget dulu ia pasti yang selalu ada disaat lo sendiri. Lo ingat kenangan lo bersama dia dan orang tua lo. Gue mohon jangan membeci siapapun" Alicia yang sudah tak kuat menahan air matanya, akhirnya ia mengeluarkan air matanya.

Alvin yang melihat itu tidak tega. Ia sayang sama Alicia. Ia pun memeluk Alicia untuk menenangkan perempuan tersebut.

"Vin, sampein aja maaf gue sama kak Vano. Dan gue mau supaya lo sama kak Vano jangan berantem lagi. Tapi gue tetep mau disini. Gue nyaman disini. Disini gue gak perlu memikirkan PR, masalah, atau apapun"

"Cia, gue akan sampein maaf lo sama Vano. Tapi tolong jangan jadi pengamen. Gue gasuka itu. Gue bakal bayarin pembayaran sekolah lo dan Vano. Gue janji"

"Sorry Vin, gue bukan cewe murahan!" ucap Alicia dan langsung pergi kembali ke kolong jembatan

Ketika di perjalanan, Alicia bertemu dengan bi Inah. Bi Inah pun juga melihat Alicia. Bi Inah langsung menemui Alicia.

"Non Cia. Non ngapain disini? Ayo balik ke rumah non. Nak Vano cari kamu terus. Dia ngurung diri di kamar. Ga mau makan, keluar kamar, bicara, sama mandi" ucap Bi Inah

"Gak bi, Cia gamau pulang. Cia mau disini aja. Kak Vano udah gak sayang sama Cia dan orang tuanya sendiri" balas Alicia

"Non, nak Vano tidak seperti itu. Mending non Cia pulang dulu ke rumah. Non Cia tanya sama nak Vano. Biar semua jelas non" ucap bi Inah

"Oke bi, Cia bakal pulang. Tapi kalau Cia ada masalah Cia ke rumah bibi ya. Cia numpang di rumah bibi" ucap Alicia

"Iya non. Pasti"

Fake Nerd GirlOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz