4. Ciuman Pangeran Uchiha

1.3K 198 29
                                    

Frozen Flower – Ketika Cinta Hanyalah Ilusi

Stroy © zhaErza

Naruto © Masashi Kishimoto

.

.

.

BAB IV

Ciuman Pengeran Uchiha

.

.

.

Lelaki itu mengatakan hal demikian, di hadapan Sakura bahwa telah membunuh Gaara yang merupakan suaminya. Napas sang bunga terhenti sejenak, bola mata lantas membeliak tajam karena kemarahan merambat ke seluruh tubuh, bahkan ia tak peduli dengan fakta bahwa rambut merah muda itu tengah dijambak oleh Pangeran Uchiha.

"Ti-tidak... mungkin," ujar Sakura terbata-bata, syok bukan main.

"Apa kau tidak percaya? Kuulangi! Akulah yang telah menghancurkan kepala suamimu dan mengirimnya ke alam baka. Semua itu sepadan dengan pengorbanan penduduk desa, bukan?"

Sontak Sakura langsung meludahi wajah Uchiha Sasuke.

Mendapati reaksi sang gadis yang di luar dugaan, membuat Pangeran Uchiha itu mengeraskan rahang dan membuang napas, kemudian menggunakan sebelah tangannya untuk menghapus noda di wajah. Kelopak Sasuke terpejam untuk beberapa saat, sekilas dapat sang dara rasakan bahwa lelaki itu mencoba untuk menenangkan diri dari kemarahan.

Mendapati wajah datar tersebut telah kembali, diam-diam Sakura menghela lega. Ia sungguh lepas kendali ketika mendengar mulut biadab itu tidak merasa bersalah atas apa yang telah meraka lakukan terhadap suaminya dan rakyat desa.

Beberapa saat ia membatin, sadarnya langsung menghampiri. Dalam sekejap Sakura benar-benar tercekat dan tidak bisa bernapas ketika mendapati laki-laki itu menciumnya dengan begitu kuat, meraup bibir Sakura dan menekan lidah panas itu untuk bisa masuk ke dalam mulut.

Ia memberontak, mencakar, memukul dan menggerakkan kakinya untuk menendang apa saja. Namun, tangan kuat Sasuke yang memegangi belakang leher Sakura sama sekali tidak bisa dilepaskan. Laki-laki itu terus memaksa dalam ciuman kasar, bahkan ketika Sakura telah menggigit bibir Sasuke hingga berdarah, lelaki itu tak menghentikannya juga.

Ketika Sakura sudah tak kuat menahan napas lebih lama lagi, tubuh pun menjadi lemas karena sempat mengira akan segera mati, dan saat itulah sang pangeran melepaskan ciuman sepihak tersebut.

Sakura terengah-engah, saliva membentuk benang dan terhubung dari bibir mereka. Ia menundukkan kepala, untuk beberapa saat terkaku karena masih berada di belenggu sang pangeran. Merasakan tangan lelaki itu belum melepas leher belakangnya, dan menyadari Sasuke yang kembali mendekatkan wajah, kontan membuat tubuh Sakura langsung gemetar. Yang bisa dilakukan hanyalah menahan dada bidang itu agar tidak mendesak tubuhnya lagi, tetapi dia tak mendapatkan ciuman lagi, malahan bibir pria itu tepat berada di telinga Sakura dan berbisik sembari menyembunyikan seringai.

"Jika kau melakukannya lagi... maka selanjutnya adalah tubuhmu."

Melepas tangan, Sasuke berdiri, menatap sekilas Sakura yang memeluk tubuhnya sendiri dan menangis dalam diam.

"Ah, aku sampai lupa. Jangan kecewa, sebenarnya kita telah menikah, Sakura." Laki-laki itu melangkah dan berhenti ketika telah membuat jarak nyaris mendekati pintu. "Kuberi kau waktu, selanjutnya kau akan tidur di ruangan pribadiku." Setelah mengatakan hal demikian, lantas Sasuke menghilang.

Sakura terkaku atas apa yang telah dijelaskan maupun perbuatan lelaki itu. Air matanya mengalir, kedua tangan kini meremas pakaian yang ia kenakan.

Apa yang terjadi sebenarnya?

A Frozen FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang