Part 18

49.2K 7.2K 1K
                                    

Cek multimedia!

Ini part terpanjang dari sebelum-sebelumnya.

Jangan lupa rajin komentar. <3

Rajin komentar berbanding lurus dengan rajin update.

Setuju?

Selamat membaca!

____

Saat semua murid XI IPS 1 keluar dari kelas karena sudah waktunya pulang, Fabian dan Edgar langsung mengambil ancang-ancang untuk menghalangi Kenzie dan Rafka. Dua teman Kenzie yang sedikit menggila itu memang menyebalkan. Tujuan mereka hanya demi bermain game di sebuah WARNET yang sudah lama tidak mereka kunjungi.

"Lo juga udah jarang kumpul bareng kita bertiga," sahut Fabian saat Kenzie sudah tiba di luar kelas. Fabian sudah ke sekian kali mengajaknya pergi dan Kenzie selalu menolak dengan alasan karena ada kesibukan lain.

Kenzie memperhatikan Rafka yang mengangkat tangan. Rafka pamit setelah mengatakan alasan bahwa dia harus segera ke bandara untuk menjemput saudara sepupunya.

"Kalau Rafka gue maklumi, dia masih kelihatan kalau latihan basket." Kalimat Fabian mengalihkan perhatian Kenzie dari Rafka yang perlahan menghilang dari koridor. "Lah, elo? Udah nggak pernah kelihatan di lapangan kalau sore, pelatih nyariin lo dan lo susah dihubungi. Apa diem-diem lo punya gandengan baru?"

Kenzie terkejut dengan pertanyaan itu. Nama Shareen langsung muncul di benaknya. Meski Shareen bukanlah siapa-siapanya, alasan kenapa belakangan ini dia menolak ajakan teman-temannya untuk kumpul adalah karena Shareen.

"Enggak. Hubungannya apa kalau gue punya gandengan baru?" tanya Kenzie.

Fabian bersandar di dinding dan memasukkan kedua tangannya di kantung celana. "Gue tahu nggak berhak untuk ngatur lo harus punya cewek apa enggak, tapi setidaknya kita main lah. Semenjak bareng Erica, waktu lo buat cewek itu lebih banyak dibanding pas kita ngumpul bareng. Setelah lo putus, kita masih sering main, lo juga sering latihan. Nggak lama. Lo balik seperti lagi seolah lo itu kelihatan punya pacar baru."

Kenzie mendengkus.

"Makanya dari dulu gue jomlo. Karena gue tahu gimana rasanya punya teman nongkrong yang punya pacar."

Edgar langsung menepuk kepala Fabian. "Makanya lihat cewek asli! Bukan yang virtual."

Fabian berdecak kesal. "Diem."

"Bacot lo pada." Kenzie berjalan menjauh. Dia mengambil ponselnya di saku baju kemudian menimbang-nimbang, memikirkan sesuatu hal.

"Mau ikut kagak?" teriak Fabian.

"Harus pokoknya!" seru Edgar.

Kenzie baru sadar bahwa belakangan ini waktu bersama teman-temannya memang tidak seperti dulu lagi. Apa dia harus menceritakan tentang keberadaan Shareen? Tidak mungkin. Edgar akan menertawainya. Apalagi Fabian bisa sampai mengguling di lantai saking lucu dan tidak masuk akal bagi mereka.

Apa perlu memperkenalkan Shareen sebagai pacarnya? Itu lebih baik. Sedikit masuk akal dan tak perlu menjelaskan Shareen dari mana, tinggal di mana, atau sekolah di mana. Kenzie cukup diam maka Fabian dan Edgar tidak akan penasaran lebih jauh.

Fabian dan Edgar masih mengikutinya dari belakang dan terus mengoceh. Kuping Kenzie terasa panas. Dia menatap ponselnya saat sebuah kiriman foto masuk di pesan facebook dari akun yang tidak dia kenali.

Dibukanya gambar itu dan langkahnya mendadak berhenti. Foto itu adalah foto Shareen yang sedang duduk bersama Rafka di halte. Shareen tampak tersenyum ceria.

Can I Meet You Again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang