42

12.6K 609 36
                                    

Seisi lapangan basket sudah dipenuhi oleh riuh suara para suporter dadakan yang datang untuk menyaksikan pertandingan basket antar SMA. Siswa dan siswi Garuda yang pastinya sudah lebih dulu mengisi setengah lapangan sudah siap dengan semua alat penyemangat mereka, mulai dari galon bekas sampai panci bolong milik ibu mereka.

"Harus menang, lakuin yang terbaik!" Kay menyemangati Sam lebih dulu, kakak nya akan berjuang mati-matian hari ini, dan Kay percaya, Sam akan melakukan apapun untuk membanggakan nama Garuda.

"Iya! Yang keras ya teriaknya biar Oppa bisa denger." Jawab Sam sambil mengedipkan satu matanya beriringan dengan cengiran nya yang khas.

"Pasti!"

"Sammy, sini, pasang dulu headband nya," Cassey yang duduk terpisah satu kursi memanggil pacarnya itu dengan tergesa karena Sam sebentar lagi harus melakukan pengarahan  ulang sebelum pertandingan dimulai.

"Nanti teriak, ya?" Pinta Sam seraya menundukan kepalanya agar Cassey bisa dengan mudah memasangkan headband untuknya.

"Hm? Enggak, ah." Tolak Cassey, pandangan nya tidak lepas dari menata rambut Sam agar terlihat lebih rapi. Sebenarnya, tidak diapa-apakan pun Sam sudah ganteng. Bahkan, sampai memasang wajah jelek sekalipun.

"Ih, kamu mah, gitu." Sam berbicara dengan nada manja dengan bibir yang mengerucut.

Cassey terkekeh, "iya, semangat ya."

Gadis itu menepuk kepala Sam membuat pipi Sam terasa panas. Jangan salah, laki-laki juga bisa merasa malu.

"Aku bakal berjuang."

Cassey mengangguk yakin, lalu melambaikan tangan nya saat Sam mulai pergi untuk memberi pengarahan pada tim nya, sekaligus menerima pengarahan langsung dari pelatihnya.

"SAMMUEL!!!!" Teriakan melengking itu membuat Sam berbalik dengan heran, dalam sedetik mulutnya langsung menganga tidak percaya.

"Harus menang! Kalo enggak gue gak bakal masukin lo kerumah!" Ancam orang itu. Dan itu adalah Rei, kakaknya  sendiri yang masih berdiri sambil berteriak dibelakang Kay, ia baru datang, dengan Aresh dan juga Key. Dan mereka bertiga mengenakan baju yang sama, kaos putih polos dengan gambar Sam di baju nya.

"Iya! Gue bakal menang! Liat aja!" Sam mengacungkan jempol nya.

Sedang Aresh dan Key mengangkat papan bertuliskan semangat untuk menyemangati Sam tanpa berkata apapun, jika tentang rasa malu, mereka berdua kompak. Bahkan mereka sampai menutup wajah saat melihat Rei yang teriak-teriak sejak tadi.

Setelah mereka bertiga duduk, pandangan mereka tiba-tiba terarah pada Kay yang ternyata masih ngobrol bersama Marvel tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya menatap dengan tatapan sinis untuk Marvel.

"Kuncirin rambut depan gue, dong. Tolong." Pinta Marvel pelan.

Kay tersenyum lalu mulai menarik rambut depan Marvel setelah Marvel merendahkan tubuhnya.

"Semangat ya! Aku support Kak Marvel dari sini."

Marvel menarik kepalanya, menatap Kay intens lalu menyunggingkan senyum.

"Iya, percaya aja sama gue. Gue, sama yang lain gak mau ngecewain lo dan seisi SMA Garuda, oke?"

Kay mengangguk paham, lalu membiarkan Marvel pergi setelahnya. Beberapa detik setelah kepergian Marvel, sesuatu membuat telinga Kay gatal dan membuat gadis itu kesal. Bahkan, Kay sudah mengepal tangan sekarang.

"Ih, iketin rambut gue dong."

"Uuuu oppa, sini sini. Aku iketin rambutnya."

"Uuu gemesh gemesh."

BROTHERS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang