15

626 25 0
                                    

***

Hari ini kimi sengaja pergi kerumah reihan, karena katanya orang tuanya pergi kerumah adik dari pamela yang istrinya melahirkan disemarang. Meskipun kimi tau reihan belum pulang, setidaknya kimi bisa membuatkan makanan untuk reihan nanti. Kedua orang tua reihan juga menitipkan kunci rumahnya kepada kimi.

Kimi masuk kedalam rumah besar bernuansa coklat muda itu. Meneliti setiap ruangan. Baru kali ini rasanya kimi merasakan rumah ini begitu dingin dan sejuk.

Kimi berkutat di dapur dengan kompor dan alat masak lainnya. Mencoba membuat makanan yang kimi bisa. Hampir setengah jam kimi berhasil membuat nasi goreng dengan telur ceplok diatasnya.

"kimi?" suara reihan berhasil mengehentikan aktivitas kimi yang sedang menghias nasi gorengnya.

"ean, udah pulang? Kimi bikinin nasi goreng buat ean, lihat deh" ucap kimi antusias sambil merangkul tangan reihan menariknya menuju meja makan.

"wah, kayaknya enak tuh" ucap reihan, lalu duduk dimeja makan mencium aroma nasi gorengnya. Lalu menyuapkan satu sendok ke mulutnya.

"gimana? Enakkan?" harap kimi.

"hmmm, enak banget, sejak kapan kamu jago masak? Ini gak keasinan atau kemanisan kayak yang sebelumnya" puji reihan.

Tapi kimi terdiam. Itu bukan reaksi reihan yang sebelumnya jika reihan mencicipi makanan buatannya. Itu seperti kebohongan bagi kimi. Karena sekeras apapun ia berusaha membuat makanan yang disukai reihan, itu takkan berhasil.

"ini enak kok kupu-kupu kecilku" ulang reihan ketika melihat perubahan ekspresi wajah kimi. "lebih baik!" tegasnya sambil menunjukkan senyum teduhnya.

Kimi tersenyum.

Setelah selesai menghabiskan satu piring penuh nasi goreng buatan kimi. Reihan kembali ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian.

Suara bel pintu yang ditekan segera membuat kimi membuka pintu untuk melihat siapa yang datang sore-sore seperti ini. Pintu terbuka, kimi melihat tiga laki-laki yang asing baginya. Tiga laki-laki itu berdiri mematung didepan pintu menatap kimi.

"kalian siapa?" ucap kimi tanpa mengubah apapun, mereka masih tetap sama, tertegun dengan tatapan aneh, menyelidik atau penasaran. Kimi mundur satu langkah. Jangan-jangan tiga laki-laki itu adalah orang gila?

"kupu-kupu kecilku, aku punya sesuatu nih buat kamu" teriak reihan berjalan dari kamarnya yang ada dilantai atas, menggema diseisi rumah.

"kamu ngapain disitu?" ucap reihan setelah melihat kimi berdiri dipintu sambil menatap ke arah reihan lalu kedepan pintu.

Reihan mengikuti tatapan kimi tepat ke arah tiga laki-laki yang berdiri mematung didepan pintu rumahnya.

"hay rey" sapa salah satu dari laki-laki itu. Reihan membulatkan matanya.

Reihan menarik lengan kimi masuk kedalam rumahnya.

"kimi, kenapa kamu ngak bilang ke aku kalau ada tamu, biar aku yang nemuin mereka" ucap reihan.

"tapi ean, tadi kimi lagi cuci piring, terus ada yang mencet bell, kimi kira itu..."

"harusnya kamu liat dulu dijendela atau apa ke, gimana kalau itu orang jahat?"

"tapi kimi kan cuma..."

"kamu diem disini, jangan keluar selagi aku masih belum kembali, ingat!" ucap reihan lalu pergi meninggalkan kimi.

Reihan kembali kedepan pintu. Dimana satria, evan dan nuril berdiri. Reihan sudah bilang kalau reihan akan menghubungi mereka jika akan pergi.

"gue kan udah bilang, nanti gue hubungi lagi, nggak perlu kerumah gue" tukas reihan.

"jadi, yang tadi itu kupu-kupu kecil lo?"

"cantik banget"

"dia dari mana?"

"gue pengen kenalan dong"

"gue juga"

"gue juga"

Reihan semakin membulatkan matanya melihat kimi keluar menghampirinya.

"hay" sapa setiga laki-laki itu.

"Jadi, mereka itu teman kamu ean?" ucap kimi polos.

"iya, kenalin aku satria" ucap satria seraya mengulurkan tangannya. Saat kimi hendak menyambut uluran tangan satria, dengan cepat reihan mencegahnya.

"dan itu nuril dan evan, dia kimimela" timpal reihan.

"ean, emangnya kamu mau kemana?"

"kita mau main futsal, kalau kamu mau ikut, ikut aja" ucap nuril.

"iya, pasti kita lebih semangat kalau ada kamu kimi" sahut evan.

"nggak boleh" sergah reihan "aku nggak ijinin kamu ikut, kamu dirumah aja"

"tapi kan aku badmood dirumah, aku boleh ikut yah, pliss"

"iyalah rey, ajak aja si kimi emang apa salahnya sih, yaudah yu" satria menggiring kimi masuk kedalam mobilnya diikuti evan dan nuril.

Reihan hendak mencegahnya, namun ia urungkan dan segera menyusul mereka. Kalau sudah gini reihan sudah tidak bisa lagi mencegahnya. Semoga tidak terjadi sesuatu.

...

REIHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang