BAB 1

558 66 23
                                        

Warning ; Konten fanfiction ini mengandung mature content dan adegan kekerasan pada setiap chapter !!

Note ; Semua cerita mengalir dari imajinasi saya sendiri, para tokoh hanya dipinjam untuk kenyamanan membaca. Happy reading!

--dont forget to play music for more--

adsxwo prensent ;

" Sometimes a decision taken with compulsion will become a beauty in the future "

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Sometimes a decision taken with compulsion will become a beauty in the future "

-fault –adsxwo 2019-

Nafas kekecewaan berhembus pelan bersamaan dengan ribuan air dari langit yang membasahi kota Seoul. Wajah tampan bak pangeran bergerak gelisah mengingat kejadian yang membuatnya merasa bingung. Tangan besarnya mengusap wajah itu dengan kasar. Pakaian formal yang ia kenakan sudah berantakan. Pikirannya masih berpikir keras untuk mencari jalan keluar.

Lai Guanlin, lelaki dengan wajah tampan, tubuh tinggi dan mempunyai senyuman gummy ini sudah memasuki usia kepala dua. Walaupun usianya baru berkepala dua, Guanlin mampu menjadi seorang CEO ditempatnya bekerja yang tak lain adalah perusahaan milik ayahnya. Bukan hal mudah memulai semuanya, Guanlin harus bekerja keras dari titik awal sampai akhirnya mendapatkan posisinya sekarang.

Ia menatap kosong ke jendela yang menampilkan embun air. Untuk sekarang ia tidak dapat melakukan apapun terkecuali menuruti permintaan sang ayah. Permintaan yang sangat jauh diluar kepala Guanlin—meminta pemuda ini menikah dengan perempuan pilihannya. Sial. Guanlin tidak pernah menyangka atau membayangkan sedikitpun akan seperti ini. Ia malah sudah berandai-andai menikah dengan gadis pilihannya.

Tok!! Tok!! Tok!!

Guanlin menoleh ke arah pintu yang tertutup. Ia menghela nafas pelan sebelum membuka pintu. Ia tidak mau bertengkar lagi jika ketika ia membuka pintu yang datang adalah sang ayah. Kakinya berjalan pelan ke arah pintu dan membukanya pelan—sudah bersiap untuk segala ocehan sang ayah.

" Kenapa menunduk?"

Suara yang tidak asing baginya membuat kepala itu mendongak. Ia menemukan Wooseok—kakak kandungnya berdiri santai dengan pakaian tidur dan secangkir teh yang ia bawa. Guanlin menggeleng pelan. " Ada apa? Kamarmu disebelah bukan disini" Ucapnya dingin.

Wooseok terkekeh melihat perilaku adiknya yang tidak pernah berubah. Ia menyodorkan teh yang berada pada tangannya ke Guanlin. Lalu, dengan tidak sopannya ia masuk ke dalam kamar Guanlin. Kamar yang cukup indah dengan perpaduan warna putih dan cream—terlihat sangat mewah dan megah bak istana kerajaan.

Wooseok duduk pada lantai beralaskan karpet tipis didekat meja kamar Guanlin. " Lin, kemari" Perintahnya dan dituruti oleh sang adik. " Mau cerita tidak? Aku siap mendengarkan keluhanmu sampai pagi" Tawarnya.

fault +panwinkWhere stories live. Discover now