Part 22

42.3K 6.3K 164
                                    


22

Shareen langsung turun dari motor saat mesin motor Rafka baru saja dimatikan di parkiran. Sebelum Shareen membuka jaket milik Rafka, Rafka menghentikan tangannya, membuat Shareen menatap Rafka dengan sorot bingung.

"Nanti lo balikin kalau kita pulang. Sekarang pakai aja dulu." Rafka tersenyum, membuat Shareen mengalihkan perhatian dengan wajah memerah. Tidak biasa Shareen seperti ini. Kenapa belakangan ini dia lebih mudah salah tingkah?

Rafka tertawa melihat tingkah Shareen. Dia menarik bahu Shareen mendekat dan mereka melangkah bersisian. Shareen hanya diam sambil berpikir apa yang Kenzie lakukan sekarang? Ke mana Kenzie dan Erica sampai berjam-jam tak pulang juga?

"Ngomong-ngomong, lo beda banget hari ini," kata Rafka.

"Beda kenapa?" Shareen mendongak ke sampingnya. Rafka terlalu tinggi hingga dia harus susah payah mendongak.

"Penampilan lo." Rafka berdeham. "Jadi makin cantik dari biasanya. Sesuai umur."

Shareen tersipu. Dia tak bisa mengatakan apa-apa selain bergerak memperbaiki jaket di tubuhnya. Mereka melewati basemant motor dan memasuki mal.

Shareen berjalan di samping Rafka sembari memandangi sekeliling. Sejak tadi wajahnya tak pernah tidak tersenyum ketika menginjakkan kaki di dalam sana. Setiap melewati toko, jalannya akan lambat karena tatapannya mengelilingi isi toko dari luar. Dia akan berhenti sesaat untuk melihat sesuatu yang menarik dan Rafka dengan sabar menunggunya, mengajaknya mengobrol apakah Shareen menginginkannya atau tidak.

Perhatian Shareen terpaku pada toko aksesoris. Dia hanya berdiri dari luar kaca untuk memandang kumpulan gelang beraneka bentuk dan warna. Kenzie pernah berjanji untuk membelikannya gelang karena Kenzie tidak mau jika saja Rafka memberikan gelang kepadanya.

"Sepertinya lo pengin banget." Rafka menatapnya dari samping. Shareen langsung menggeleng.

"Enggak, kok! Ayo!" Dia berjalan kembali, kali ini menarik lengan Rafka untuk menjauh dari sana. Shareen tidak ingin membahas tentang gelang bersama Rafka. Shareen ingin gelang langsung dari Kenzie, bukan dari orang lain.

"Kita mau ke mana?" Shareen menatap ke sekelilingnya, lalu kembali mendongak. Tanpa bicara, Rafka menarik pergelangan tangannya dengan penuh kehati-hatian. Lembut. Shareen hanya mengikut sambil bertanya-tanya dan tak sabar untuk mengetahui ke mana Rafka akan membawanya pergi.

Timezone.

Tulisan yang tertulis di atas sana. Mata Shareen berbinar setibanya dia di tempat tujuan Rafka. Anak-anak sampai orang dewasa ada di dalam. Shareen dengan semangat menarik Rafka masuk ke dalam sana. Dia langsung berlari mendatangi permainan satu per satu.

Shareen harus sabar menunggu karena Rafka mengurus sesuatu entah apa. Tak lama kemudian, Rafka datang. Shareen langsung dibuat bersemangat.

"Mau main yang mana dulu?" Rafka ikut bersemangat.

Shareen bertepuk tangan dengan pelan. Bibirnya merapal tempat-tempat permainan yang tidak dia ketahui apa namanya. Dia hanya menyebut warna baju orang yang ada di depan permainan itu.

"Aku mau itu!" Shareen menunjuk kumpulan boneka yang sedang susah payah dicapit oleh sepasang kekasih di depannya. "Aku mau main itu juga!" Shareen menunjuk hockey meja. "Itu! Itu juga! Eh yang di sana juga!"

Shareen menunjuk hampir semua permainan.

Rafka menertawainya, membuat Shareen langsung menggigit telunjuknya yang terus menunjuk. "Kebanyakan, ya? Hehe."

"Enggak, kok. Yuk?" Rafka menarik tangannya. Mereka mendekati street basketball. "Gimana kalau yang ini dulu?"

"Boleh, tapi...." Shareen melirik tempat itu. Dari empat tempat, hanya satu yang tersisa. "Aku dulu atau kamu?"

Can I Meet You Again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang