2

90 10 0
                                    

"Tae-ah! Ayo sekolah!"

Suara itu semakin lama semakin keras diiringi suara ketukan pintu. Hyung dimana? Ia biasanya akan membangunkanku ketika akan sekolah, tapi sekarang ia meninggalkan ku.

"Ya! Tunggu sebentar, Jimin-ah."

Merasa sangat sedih karena hyung tidak membangunkanku, disamping itu jika tidak ada sahabatku Jimin, mungkin aku lupa berangkat ke sekolah. Pelajaran akan dimulai 15 menit lagi akan tetapi Jimin masih menungguku yang masih menggunakan sepatu. Ia duduk melihatku tanpa mengeluh sedikitpun.

"Kajja!" ajakku kepada sahabatku itu.

Bus tiba begitu kami sampai di halte, syukurlah setidaknya tidak terlalu terlambat.

"Tae-ah! Apa semalam kamu begadang menonton anime, huh?"

"Huh? Ngapain nanya gitu?"

"Aku ingat dua hari lalu Jungkook memberimu film anime yang ada ++ nya, kamu nonton itu kan? Makanya ga bisa bangun pagi"

"Bukannya begitu. Namjoon-hyung tidak membangunkanku hari ini."

"Alasan saja! Kamu pasti nonton bareng hyung-mu kan!"

"Aku tidak suka nonton begituan bantet!!"

Tanpa sengaja aku mengeluarkan suara yang cukup besar ketika masih di bus, alhasil banyak wajah yang menatapku sekarang. Bahkan seorang bibi tidak jadi menguap karena menatapku keheranan.

Jimin segera menutup mulutku. "Maafkan dia." ucapnya sambil menunduk.

"Ya! Isi teriak - teriak lagi! Mana teriaknya Jimin bantet! Jimin ganteng dong" bisiknya.

"Ingin muntah."

Kami berjalan menuju kelas bersama. Ya, sudah telat 10 menit. Hukuman pasti akan diberikan, apalagi selain membersihkan kamar mandi milik sejuta umat di sekolah ini?

"Ada orang disana?" ucap Jimin membuatku penasaran.

"Siapa?"

"Tunggu. Akan ku periksa."

Jimin membuka pintu kamar mandi yang sedari tadi terdengar suara air. Dan benar saja ada seorang pria duduk di wc duduk sambil tertidur.

"Bangun! Kamar mandinya mau dibersihkan!"

"Hmm.." gumam pria itu sambil melanjutkan tidurnya

"Tae-ah, sepertinya dia dari kelas 3. Kita panggil dia hyung saja"

Aku hanya mengangguk.

"Hyung, bisakah hyung bangun sebentar? Kami harus membersihkan kamar mandi kalau tidak.."

Jimin belum menyelesaikan pembicaraannya dan pria itu mendadak bangun.

"Yoon Gi." ucapnya dan langsung pergi.

"Jimin-ah! Yoon Gi itu apa?"

"Itu nama dia! Kamu itu bodoh apa gak pinter sih Tae?"

Entahlah itu hukuman atau ajang bermain bagi kami, tapi itu sangat menyenangkan karena menghabiskan waktu bersama sahabat yang selalu ada untukmu saat dunia menjauhimu. Aku bersyukur kalau sahabatku itu adalah Jimin.

Kami memasuki kelas tapi tidak ada siapapun disini. Mungkin semua sudah pergi ke kantin.

"Aku lapar." ucap Jimin.

"Aku juga. Tapi hyung tidak memberiku uang hari ini."

Jimin menatapku dan merogoh sakunya. "Kita bisa berbagi." ucapnya sambil memberikan senyuman manisnya.

Aku menyetujuinya. Kami bergegas pergi ke kantin dan aku tidak sengaja melihat Namjoon-hyung disana bersama gengnya.

Dia mendatangiku. "Maaf tadi hyung buru buru, dan lupa membangunkanmu, Tae-ah."

Apa yang ku dengar? Dia memanggilku dengan kata "Tae-ah". Kata kata yang sangat jarang aku dengar darinya. Aku merasa sangat senang, begitu juga Jimin. Ia tersenyum juga saat melihatku tersenyum.

"Hyung, nanti kita pulang bareng ya?"

"Iya."

Namjoon-hyung kembali bergabung dengan temannya di sana.

"Kenapa gak sekalian aja minta jajan sama hyungmu itu?"

"Males. Kamu mengajakku berbagi kan, Jimin-ah?"

"Ya! Seharusnya minta sama kakakmu!"

"Oh jadi sekarang kamu tidak mau berbagi? Yasudah."

"Aish.."

Pelajaran hari ini selesai. Sesuai janji aku akan pulang bersama naik mobil Namjoon-hyung, jadi aku membiarkan Jimin pulang lebih dulu.

"Hyung menyuruhku menunggu di depan gerbang sekolah, tapi kenapa hyung tidak datang ya?"

Sudah 30 menit aku menunggunya. Ku rasa hyung sudah pulang, tapi perasaanku mengatakan kakakku tidak sejahat itu. Aku akhirnya memutuskan menunggunya lagi.

Apa yang harus aku lakukan? Aku mencoba menelponnya untuk menjemputku. Sudah ke-6 kalinya aku menelponnya tetapi selalu ditolak.

Hingga panggilan ke-7, akhirnya dia mengangkat telponku.

"Hyung, dimana? Kita jadi pulang bareng kan?"

"Eoh? Maaf hyung lupa. Hyung sangat lelah jadi tadi langsung pulang. Kamu pulang naik bus saja."

"Oh begitu. Baiklah hyung."

Dadaku terasa sesak. Tapi untuk melawan pun aku tidak berani. Dan itu sudah sangat larut malam, jadi aku memutuskan untuk pulang jalan kaki saja, karna uangku sudah habis.

 Dan itu sudah sangat larut malam, jadi aku memutuskan untuk pulang jalan kaki saja, karna uangku sudah habis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


[12:06]

HATE - KIM TAEHYUNG Where stories live. Discover now