[vol. 1] 2. Cinta dalam Diam

15.3K 1.8K 166
                                    

Satu dari sekian juta detik yang kumiliki, selalu ada tentangmu yang terselip di antaranya.

***

Sakura melirik jam tangannya. Masih ada tiga jam lagi sebelum lanjut ke kelas berikutnya. Untuk menghabiskan waktu tiga jam itu, Sakura memilih taman belakang kampus yang sepi dengan satu cup milk shake di tangannya. Namun belum sampai di sana, tiba-tiba di area depan gedung utama Universitas Nusa, Sakura diherankan dengan keramaian anak-anak kampus yang dapat Sakura pastikan semua angkatan dari berbagai jurusan bahkan berkumpul di sana. Membuat Sakura menghentikan langkahnya sesaat.

Di tengah-tengah sana, Sakura melihat Lola bersama dengan seorang cowok yang tidak dapat dijangkau jelas oleh penglihatannya, dari jarak yang cukup jauh dari tempatnya berdiri. Lola Rahardja. Penyandang gelar Drama Queen di Univesitas Nusa. Cantik, cukup berprestasi, dan anak semata wayang dari keluarga Rahardja.

Satu dari segelintir keluarga kaya raya di Indonesia, yang dikenal memiliki aset kekayaan tak bernominal lagi adanya. Yang lantas saja membuat Lola nyaris seperti seorang tuan putri kerajaan yang dapat memiliki segalanya yang ia mau dengan cara membelinya. Tidak heran kalau Lola paling diidam-idamkan oleh para lelaki yang tidak hanya dari fakultasnya saja, banyak juga dari fakultas lain.

Perlu digarisbawahi, sudah ada puluhan bahkan nyaris seratus cowok yang menyatakan cintanya pada Lola terhitung sampai detik ini. Akan tetapi tidak ada satu pun yang diterima oleh Lola. Semuanya mendapat tolakan mentah-mentah, terkecuali cowok yang satu itu. Yang sekarang malah memutuskannya dengan suara lantang di area teramai kampus.

"Tapi, Sa, aku nggak mau kita putus." Lola berucap pelan. Salah satu tangannya berupaya untuk menahan lengan cowok itu. Akan tetapi cowok itu keburu menghindar sambil mendecak. Menunjukkan ketidaknyamanannya akan perilaku Lola. Lalu berlalu begitu saja mengabaikan Lola yang masih belum bergerak dari pijakannya. "Sa, kamu nggak bisa putusin aku gitu aja!" Merasa tak diacuhkan, Lola memekik lebih keras. "Angkasa! Tunggu, aku belum selesai bicara sama kamu!"

Lengkingan suara Lola yang memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya membuat orang-orang semakin betah menjadikannya sebagai tontonan gratis. Alih-alih menyadari hal tersebut, Lola segera berlari seakan sedang mengejar cowok yang mengabaikannya itu. Meski sebetulnya ia berlari hanya untuk menarik diri dari keramaian demi menghindari rasa malu.

"Ceweknya bego, cowoknya sok kecakepan. Klop banget, deh, pasangan itu," komentar Sakura, seraya melanjutkan langkahnya yang tertunda menuju taman belakang kampus.

Sesuai dengan dugaan Sakura, tidak ada satu orang pun selain dirinya di sana sekarang. Sehingga artinya, ia bisa berpuas diri menikmati waktu senggangnya walau hanya tiga jam, untuk memejamkan mata sejenak.

"Sa!" panggil seseorang. "Sakura!" Sampai ketika panggilan yang kedua, barulah Sakura menoleh. Didapatinya sesosok cowok berkepala gundul berlarian dengan lambaian tangan ke arahnya. Membuat Sakura mendenguskan napas cukup panjang.

Rasanya baru sekian detik Sakura mendapat posisi nyaman untuk duduk, sekarang sebuah pemandangan yang dapat Sakura prediksikan akan merusak segala kenyamanan yang baru ia rasakan, terlihat. "Apaan?" sahutnya.

"Kak Galen, Sa!"

💕

Koridor gedung Fakultas Ekonomi. Di sanalah Lola berada sekarang. Tidak memunculkan diri setelah tadi pacarnya―ralat, mantan pacarnya sendiri sukses besar mempermalukannya di muka umum. Sukses merendahkan harkat dan martabatnya sebagai perempuan. Sukses menginjak-nginjak harga dirinya secara tidak langsung, di depan puluhan mungkin ratusan pasang mata.

Cold EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang