5. Get well soon

55 14 0
                                        

Jungkook POV

Semakin bertambahnya hari, kondisi yeonji bertambah baik. Sampai sekarang orangtuanya belum mengetahui bahwa yeonji mengalami kecelakaan.

Aku dalam tahap mengembalikan ingatan yeonji. Ya, sekarang masih pagi, udara masih dingin. Aku sudah menemani yeonji yang sedang tertidur dengan lelap.

Aku agak sedikit was-was saat keluar, mungkin sebagian orang diluar sana mengenalku. Aku adalah solois sekarang, tapi dalam beberapa minggu terakhir ini aku tidak ada kegiatan. Aku bisa sedikit free.

Dengan itu, aku bisa menemani yeonji disini. Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar. Aku menoleh ke belakang. Itu jimin hyung. Aku bergumam.

Jimin hyung terlihat kaget melihatku berada disini. Ku lihat dirinya membawa sebuah teddy bear dengan ukuran besar.

"Annyeong hyung."aku melambaikan tanganku padanya. "Annyeong."jimin hyung menaruh teddy bear besar itu di ranjang yeonji.

Aku merasa senang dengan kenyataan bahwa jimin hyung masih peduli padaku serta kondisi yeonji. "Bagaimana keadaannya?"tanya jimin hyung.

"Membaik, hyung."aku tersenyum memandang yeonji yang sedang tertidur lelap lalu kembali menatap jimin hyung.

***

Yeonji POV

Aku melihat samar-samar sepasang anak kembar tertawa dan saling mengejar. Itu aku??dan yoonjae!? Tanda tanya besar mengisi benakku.

Lingkungan yang aku tempati sekarang agak sedikit berbeda dengan daerah Seoul. Sepertinya aku berada di Australia, tempat dibesarkannya mommyku ku. Ada orang banyak berlalu- lalang, namun mereka tidak melihatku ada disini. Mereka menembusku tanpa ragu.

Sekarang rumah grandpa dan grandma ku ditutupi oleh salju. Tapi entah mengapa aku tidak merasa kedinginan berada disini. Lalu aku menoleh kearah dimana yoonjae dan diriku sendiri bermain saat kecil.

Aku dan dirinya memakai sebuah mantel berbulu tebal. Warna rambut kami terbilang sama persis dan jangan ragukan wajah kami. Aku dan yoonjae sangat mirip bedanya hanya jenis kelamin kami.

Aku sungguh rindu dengannya. Terlihat lah aku yang sedang dilempari gumpalan salju oleh yeonjae. Kami berdua terlihat bahagia. Lalu teringatlah kembali di benakku. Hari itu. Hari dimana yeonjae meninggalkanku dan dunia.

***

Yoonjae terjatuh pingsan tak sadarkan diri setelah dirinya meronta- ronta mencengkram erat perutnya dengan kedua tangannya. Aku panik dan langsung memanggil mommyku untuk segera datang.

Ku dengar suara langkah kaki yang melaju cepat kearah kamarku dan yoonjae. Syukurlah itu mommy. Yeonjae digendong dan mommy langsung menggengam tanganku erat dan berlari kearah mobil.

Dalam perjalanan aku terus menangis. Khawatir akan keadaan kembaranku ini. Untungnya jalanan hari ini tidak macet. Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumah sakit terdekat.

Ku lihat mommy ku berlari kearah UGD selagi menggendong yoonjae bersamanya. Aku hanya bisa memandang mereka dari kejauhan. Setelah sekian lama akhirnya mommy kembali. Sambil menangis?

Mommy terlihat sangat sedih,mata nya sudah bengkak dan terlihat merah padam. Aku memberanikan untuk bertanya pada eomma ku ini. "Mom, ada apa? Apakah yoonjae baik-baik saja?"aku bertanya dengan hati-hati.

Sebelum mommy sempat menjawab pertanyaanku, appa datang dalam sekejap. Raut wajahnya terlihat khawatir. Saat ini aku hanya dapat melihat kepergian kedua orangtuaku. Mommy dan appa beranjak pergi meninggalkanku disini dengan Soojin samchon. Soojin samchon adalah asisten pribadi appaku. Ia tersenyun kearahku.

Aku tidak tau apa yang orangtuaku bicarakan, tapi mommy menitikan air mata dan aku mendengar samar-samar nama yoonjae di perkataan mereka.

"Samchon sebenarnya apa yang terjadi?"tanyaku pada Soojin asisten kepercayaan appa. "Nan molla yeonji-ssi."jawabnya.

Aku masih menunggu selagi berdoa untuk yoonjae. Semoga tidak terjadi apapun padanya. Aku harap.

Saat aku mengobrol ringan dengan soojin samchon, appa datang dan menyuruh soojin samchon untuk membawaku pulang. Sebebarnya aku ingin tetap disini, menunggu yeonjae. Tapi apa boleh buat, ini sudah menjadi keputusan appaku.

Di jalan aku terus memikirkan saudara kembarku itu. Bagaimana ya keadaannya? Saat sekolah, aku seperti tidak memiliki semangat. Dulu, yoonjae dan aku selalu bermain bersama saat jam istirahat. Dan sekarang ia telah dirawat di rumah sakit.

Mommy bilang sebentar lagi yoonjae akan sembuh. Tapi ini sudah berjalan tujuh bulan dan yoonjae belum pulih. Yoonjae menjadi semakin kurus dan rambutnya sudah dipangkas habis. Yeonjae harus melawan penyakitnya.

Mommy atau appa tidak pernah membari tau kan ku tentang penyakit yang diderita yeonjae. Dalam 2 bulan terakhir ini aku juga jarang sekali bertemu dengannya. Mommy dan appa sibuk merawat yoonjae di rumah sakit. Aku ditemani aunty Michelle. Adik mommyku.

Sepupuku dari australia juga ikut berlibur kesini. Dengan adanya mereka, aku tidak terlalu merasa kesepian. Tapi aku hanya ingin yoonjae ada disini, menjagaku dan menemaniku. Aku rindu suaranya, suara tawanya, ke jailannya, terutama senyumnya.

Dia adalah karunia terbesar yang pernah Tuhan berikan padaku. Sayangnya, saat aku genap berusia sepuluh tahun. Yoonjae meninggalkan dunia dan tidak akan pernah kembali lagi. Aku sangat terpuruk pada waktu-waktu itu. Aku bahkan tidak masuk sekolah dalam waktu yang lama.

Hidupku berubah drastis sejak hari itu. Aku sangat takut dengan namanya perpisahan. Tapi mungkin ini memang jalan hidupku, yoonjae dipanggil oleh Tuhan dan aku harus rela dengan kenyataan pahit ini. Dia pasti sudah bahagia diatas sana, bersama dengan nenek dari appaku.

Terima kasih sudah menemaniku dalam senang maupun sedih. Walaupun kamu hanya hidup dengan jangka waktu yang tidak panjang, tapi akan akan tetap bersyukur akan itu. Yoonjae...

***

Aku terbangun dari mimpiku akan seseorang yang aku kasihi. Mataku mulai terbuka. Kurasakan ada benda hangat yang berada di sampingku. Ternyata itu boneka beruang besar.

Mataku menuju suara bisikan laki-laki yang ada di kursi dekat ranjangku. Itu jungkook dan seseorang yang tidak aku kenali. Matanya lumayan sipit dan kecil. Aku melihat orang itu tersenyum, ia sangat imut. Nampaknya ia terlihat lebih mungil daripada jungkook.

Sepertinya mereka tidak menyadari aku sudah terbangun dari tidurku. Mereka terlihat sangat dekat. Hubungan mereka terjalin layaknya kakak beradik mungkin...

Karena aku tidak ingin menyusik percakapan mereka, aku kembali menutup mataku. Ku harap ingatanku akan semuanya akan kembali.

***

Yeay akhirnya part ini selesai. Srry kl bnyk typonya y. Jangan lupa di vote+ comment ya.

Hoping For More Good Days (그래도 좋은 날이 더 많기를) ✔ Where stories live. Discover now