04 - 𝑀𝑒𝑚𝑎𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛

21.9K 817 3
                                    


~𝒞𝒾𝓃𝓉𝒶 𝒹𝒶𝓁𝒶𝓂 𝓁𝓊𝓀𝒶~

***

"Huh gue bosan berdiam diri di kamar."Batin Shabiya menggerutu kesal, sudah dua hari Shabiya hanya berdiam diri dalam kamar dan itu sangat membosankan, semua ini karena ancaman Uminya. memaksa agar Shabiya tidak masuk kuliah untuk sementara waktu karena insiden dua hari yang lalu. Padahalkan ia hanya pingsan.

Shabiya meraih ponselnya yang tergeletak di samping nakas tempat tidur. Berharap ada notifikasi dari sahabatnya, tapi ternyata tidak ada. Shabiya tersenyum kecut mengingat tidak ada yang datang untuk mengunjunginya padahal Shabiya sangat membutuhkan hiburan dari mereka.

Shabiya melempar asal ponselnya ke tempat tidur dan mengambil jilbab instan dipadukan dengan piyama motif Doraemon yang dikenakannya, lalu Shabiya berjalan keluar kamar. Shabiya sudah gak tahan, dia benar benar bosan di dalam kamar melulu. Dengan langkah yang masih lemas Shabiya segera menuju ke ruang keluarga. Disana ada Umi, Abi dan kakaknya. Huh mereka bersantai dan melupakan dirinya didalam kamar sendirian.

Tanpa memperdulikan tatapan protes Uminya, Shabiya segera duduk dan merebut remot tv yang ada di tangan kakaknya, Azzam.
Tidak sampai disitu Shabiya yang melihat ada jus di meja, segera menugukknya cepat seperti orang kehausan, membuat semua orang membelalakkan matanya melihat kelakuan Shabiya, tanpa memperdulikan tatapan semua orang Shabiya malah asik menenton kartun kesukaannya sambil mengelus bulu bulu pushy kucing kesayangannya.

"Shabiya kok diminum jus nya?" Tanya Umi Shabiya, tidak percaya dengan kelakuan putrinya itu.

"Shabiya haus Umi." Jawab Shabiya dengan menampakkan deretan giginya lalu memeluk kucingnya erat.

"Tapi itu minuman.. "

"Minuman kak Azzam? Nanti Biya ganti ya kak!" kata Shabiya memotong ucapan Uminya dan menyandarkan kepalanya di samping pegangan Sofa.

"Bukan, bukan minuman gue!" senggah Azzam cepat.

"Jadi minuman Abi?" tanya Shabiya dengan pandangan yang masih ke film kartun yang saling kejar kejaran gak ada akurnya.

"Bukan Biya, tapi itu minumannya Althaf!" jawab Umi geram melihat kelakuan Shabiya.

Shabiya tersentak kaget dan menegakkan posisi duduknya sambil melihat ke samping kanan, dan seketika Shabiya membelalakkan matanya melihat pria itu, kenapa bisa dia ada di rumahnya sepagi ini? Batin Shabiya dan segera lari terbelit belit menuju lantai atas kamarnya. Benar benar memalukan, kenapa Shabiya tidak menyadari kedatangan pria itu, jadi dari tadi dia melihat semua kelakuannya. Astaga Shabiya menangkup wajahnya yang terasa panas karena malu.

Astagfirullah, Betapa mamalukannya, bagaimana kalau Althaf ilfeel melihat kelakuannya tadi, Apalagi tadi Shabiya hanya memakai piyama tidur dan penampilan acak acakan, tidakkkk! " Pekik Shabiya dalam hati. Sungguh saat ini dia sangat malu rasanya mau cemplung ke kali aja deh. Mungkin lebih baik dari pada harus bertemu Althaf setelah kejadian tadi.

***

Semua orang yang ada di ruang kelauarga menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Shabiya. Tapi Althaf hanya tersenyum canggung dan cukup kaget melihat kelakuan Shabiya, apalagi melihat penampilan Shabiya yang hanya mengenakan piyama tidur bertema Doraemon, bagaimana seriusnya Shabiya menonton film kartun tom and jerry yang katanya memang kartun kesukaan Shabiya, di tambah tingkah laku gadis itu sangat ajaib, menurut Althaf.

"Maaf ya nak Althaf, Shabiya kelakuannya memang seperti itu!" Ucap Umi Shabiya tidak enak.

"Gak apa apa kok Umi, Althaf ngerti kok!" jawab Althaf.

"Nanti kalau sudah nikah sama Shabiya, kamu harus sabar hadapinnya, kamu tau sendiri kan kelakuan adek gue kayak gimana?" peringat Azzam kepada Althaf yang hanya dianggungi sebagai jawaban.

"Kalau begitu Althaf pamit pulang dulu, salam untuk Shabiya!" kata Althaf.

"Kok buru buru? Kata Umi Shabiya.

"Nanti ada meeting penting jadi Althaf harus datang cepat!"

Umi tersenyum lalu mengangguk mengerti.

***

Di dalam kamar Shabiya membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut tebal sampai kepala seperti kepompong, dan berguling kesana kemari sambil berpikir keras, apa yang akan di lakukan nanti kalau bertemu Althaf, Ya Allah Shabiya sangat malu. Batin Shabiya.

Biasanya kalau Shabiya gelisah seperti ini dia akan curhat dengan sahabatnya, entah itu Hisqa atau puput, tapi bagaimana bisa curhat, masa ia curhat tentang Althaf. Apa yang akan dikatakan sahabatnya, pasalnya Shabiya masih belum siap kalau sahabatnya mengetahui tentang perjodohannya dengan Althaf.

"Nih anak, ngapain kayak gitu?" Ucapa Azzam kaget saat melihat keadaan Shabiya, udah kayak pocong dan berguling kesana kemari.

"Ihh, kak Azzam ngagetin aja deh, ngapain sih masuk kamar Shabiya? Shabiya mendelik kesal karena tersentak kaget.

"Yang ada kamu tuh yang ngagetin Kakak, ngapain guling guling gitu, dan itu kenapa badannya di bungkus selimut?" tanya Azzam sewot.

"Bukan urusan kakak, kalau cuma mau ngeledekin Shabiya, mendingan kakak keluar aja deh, Shabiya tu lagi kesal tau gak!" Jawab Shabiya tidak kalah sewot.

"Kesal apa malu, masa di depan calon suami kelakuannya kayak gitu, kalau gue jadi Althaf, malu punya calon bini kayak lo!" ledek Azzam, yang mendapat pelototan tajam dari Shabiya karena tidak terima dengan ledekan Azzam.

"Yakkk!" Kak Azzam jelek, ngeselin!!" umpat Shabiya Kesal.

***

Vote & Komen ya!

Cinta Dalam LukaWhere stories live. Discover now