4. Mark

42K 5.7K 552
                                    

MarkChan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MarkChan

Haechan terbangun dengan perasaan berat di hatinya. Dirinya masih berada di dalam kamar Jaemin, jadi benar dia masih belum bangun dari kejadian aneh ini. Jaemin sudah tidak ada di tempat tidur, itu artinya sahabatnya itu sedang menyiapkan sarapan. Akhirnya setelah sepuluh menit melamun Haechan memutuskan untuk keluar dari kamar Jaemin.

"Kau sudah bangun ? Sikat gigi dan cuci muka dulu sana" perintah Jaemin. Perkiraan Haechan benar karena ia melihat banyak makanan di atas meja makan.

"Kau ingin membuatku gemuk ?" tanya Haechan sambil menatap makanan di atas meja. Ada beberapa makanan kesukaannya.

"Kau sepertinya sangat sedih semalam dan hanya makanan yang akan membuatmu senang" Haechan tersenyum, apa yang ia lakukan di masa lalu sehingga memiliki sahabat seperti Jaemin ? Perlahan Haechan mengambil sumpit dan duduk di depan meja, tapi dirinya malah mendapat pukulan dari sendok yang ada di tangan Jaemin.

"Cuci muka dan sikat gigi, dasar jorok" perintah Jaemin galak.

"Iya iya eomma !" Haechan kembali bangkit dan berjalan ke kamar mandi. Setelah beberapa menit akhirnya Haechan selesai dengan urusannya dan kembali ke meja makan, Jaemin sudah duduk disana dengan sambil membaca pesan di hp nya.

"Mark hyung bilang dia baru bisa menjemputmu sebelum makan siang" Haechan hanya mengangguk pelan, berusaha terlihat tidak peduli pada apapun yang berhubungan dengan Mark.

"Tiba-tiba aku lelah" keluh Haechan. Jaemin menatapnya khawatir "tiba-tiba saja badanku panas, kepalaku sakit, dadaku sakit, mungkin aku harus ke rumah sakit, bagaimana ini ?" Jaemin melempar sendok yang sedang ia gunakan.

"Kau ini ingin menghindari atau bertemu dengan Mark hyung sih ? Dia kan kerja di rumah sakit!" ketus Jaemin.

"Oh iya" Haechan hanya berpura-pura bersikap bodoh lalu kembali memakan makanannya.

"Kau tau aku sangat bersyukur" ujar Haechan tiba-tiba, Jaemin melihat ke arah Haechan heran "kau, hubungan kita, rumahmu, adalah satu-satunya hal yang tidak berubah disini.. Terima kasih" Jaemin langsung berdiri dan berjalan ke arah Haechan lalu menyentuh keningnya.

"Jangan-jangan kau memang harus dibawa ke rumah sakit" Haechan menyingkirkan tangan Jaemin dari wajahnya dengan kasar. Sahabatnya ini benar-benar menyebalkan. Haechan sadar, dirinyalah yang tidak rasional disini, sekarang dirinya berumur 24 tahun dan yang pasti mimpi atau bukan ia harus menghadapi ini.

"Berbaikanlah dengan suamimu, aku tidak tau masalah kalian tapi ingat kata-kataku, percayalah pada Mark hyung apapun yang terjadi" Haechan hanya mengangguk pada perkataan Jaemin, karena percuma juga kalau ia menjawab lagi "good" lalu Jaemin kembali duduk dan memakan makanannya.

"Jisung bilang kau akan berkencan dengan Jeno malam ini" ujar Haechan. Tiba-tiba saja hatinya sakit, tentu saja hatinya sakit. Jaemin ini adalah orang yang disukai Jeno, tapi Haechan tentu saja tidak bisa menyalahkan Jaemin.

[END] [Markhyuck] 17 ! Not 24Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang