8. Getting to Know

32.8K 4.5K 551
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


MarkChan



Keesokan paginya Haechan menatap Mark yang masih tertidur pulas sambil memeluk dirinya, sangat kencang sampai Haechan kesulitan untuk lepas dari cengkraman Mark. Walaupun debaran jantungnya tidak karuan dan dirinya yang tidak nyaman dengan posisi intim seperti ini tapi dirinya tidak tega membangunkan atau kembali menendang Mark karena suaminya ini pasti lelah karena kejadian kemarin. Karena tidak dapat melakukan apapun lagi Haechan memutuskan untuk menatap wajah Mark yang sebenarnya benar-benar tampan, bagaimana dirinya bisa mendapatkan pria yang setampan ini ? Pikirnya. Karena dari wajah saja Mark ini sudah memiliki nilai yang tinggi. Tiga puluh menit kegiatannya menatap Mark harus berhenti karena hp Mark yang berbunyi. Entah itu alarm atau ada seseorang yang menghubungi Mark, Haechan tidak peduli karena apapun itu membuatnya kesal karena sudah membuat Mark terbangun dan melepaskan pelukannya dari Haechan.

"Lebih baik kau memiliki alasan yang baik karena mengganggu kami sepagi ini" Mark langsung memarahi siapapun yang menghubungi saat itu, membuat Haechan hampir tertawa.

"hmmm, tidak, tidak usah kau tidak usah datang, nanti aku akan mengabarimu lagi" ujar Mark lagi "aku tutup ya" dan Mark langsung mengakhiri percakan mereka, dirinya langsung menatap Haechan yang ternyata sudah duduk sambil menatapnya dengan tatapan penasaran.

"Jaemin, dia tetap ingin kesini sekarang tapi aku sudah melarangnya" jawab Mark tanpa Haechan bertanya. Haechan hanya mengangguk, di dalam hatinya ia bingung kenapa Mark melarang Jaemin bertemu dengannya ? Mereka kan sahabat, Jaemin pasti sangat khawatir.

"Mark" panggil Haechan tiba-tiba, suaranya pelan dan terdengar risau membuat Mark yang khawatir kembali memeluk dirinya dengan erat. Haechan membalas pelukan Mark sama eratnya, ia tiba-tiba ingat kejadian kemarin, dan yang ada di dalam pikirannya hanya ada ketakutan.

'percayalah pada Mark'

Perkataan Jaemin membuat dirinya lebih mengeratkan pelukannya lagi, entah kenapa pelukan itu membuat dirinya menjadi lebih tenang.

"maaf" ucap Mark tiba-tiba "kau pasti kaget dan takut kalau kau belum mengingat apapun" Haechan mengangguk di leher Mark, sedikit demi sedikit air mata keluar.

'Hiks'

Mark hanya memeluk Haechan, tidak mengatakan apapun lagi sampai Haechan puas dengan acara menangisnya. Ia ingin Jaemin, ia ingin Renjun, ia ingin ayah dan ibunya dan saudara-saudaranya, ia ingin pulang. Tapi pelukan Mark rasanya cukup untuk membuat semua rasa itu hilang dalam seketika.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Jaemin menatap Jeno dengan tatapan yang ia percaya paling tajam yang pernah dirinya miliki. Jaemin butuh penjelasan dan sepertinya Mark tidak akan menghubunginya dalam waktu dekat hari ini. Renjun dan Lucas sudah menceritakan apa yang mereka tau dan Haechan, sang korban tidak bisa diharapkan.

[END] [Markhyuck] 17 ! Not 24Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang