Chapter. 13

1.5K 91 0
                                    

Vote, Komen, Share

I'll repair all of the mess in your life, especially in your heart.

Akhirnya mereka memutuskan makan malam di penthouse wanita itu. Chico mengambil alih dalam urusan memanggang daging yang akan menjadi menu utama makan malam mereka berdua. Ini pertama kalinya Angel dan Chico melakukan hal ini. Sementara menunggu, Angel berinisiatif menyiapkan minuman yang akan memanjakan tenggorokan mereka berdua―benar-benar partner yang baik.

Angel melihat pria itu yang hanya diam didepan alat panggang. Dia seperti sedang melamun. "Chico." Panggil Angel dengan santai.

"Ada apa?"

"Kau melamun? Dagingnya sudah berubah warna," celetuknya. Tidak berapa lama aroma daging hangus sudah memasuki indra penciuman Chico. Belum sempat Chico mengumpat, suara tawa Angel sudah terdengar dengan keras. Wanita itu tidak bisa membendung tawanya.

"Maafkan aku," ucapnya sambil berusaha menghentikan tawanya yang selalu berakhir gagal. "Ekspresimu benar-benar lucu seharusnya tadi aku memotretnya dulu."

Mereka berdua memutuskan untuk memanggang daging di belakang rumah. Kata Chico barang-barang ini akan berakhir di tempat sampah kalau sampai tidak pernah digunakan lagi. Pria itu juga mengingatkan Angel tentang makananan cepat saji yang tidak terlalu bagus kecuali dalam keadaan terdesak.

"Kita pesan makanan cepat saji saja," putus pria itu.

"Bukankah makanan cepat saji tidak bagus–"

"Kecuali dalam keadaan terdesak."

"Termasuk daging yang baru saja berubah warna?" Tanya wanita itu dengan senyum jenakanya. Dia kembali terbahak bahkan kedua sudut matanya sampai mengeluarkan airmata.

Dalam gerakan cepat, Chico sudah berpindah tempat. Dia terus berjalan mendekat kearah Angel. Wanita itu belum menyadarinya sama sekali hingga hembusan nafas beraroma mint yang tercium olehnya.

"Chico, kau.. eumm―" Angel tergagap.

"Kenapa gugup? Ayo, tertawa lagi." Tawanya langsung hilang, fokusnya juga hancur, dan sekarang di dalam benaknya mulai muncul beberapa pikiran nakal yang langsung di usir Angel.

Chico berjalan semakin mendekat menghilangkan jarak diantara mereka berdua. Entah mengapa, malam ini angin malam juga seperti ikut berkonspirasi. Angel merasa angin yang juga terasa lebih dingin dibanding sebelumnya hingga bulu kuduknya yang terasa meremang.

"Ini juga keadaan terdesak," desisnya.

Wajah Angel berubah menjadi merah padam. Apa yang baru saja dia rasakan?

Ya Tuhan.

Sebuah benda kenyal dan sedikit lembab yang baru saja menyerang keningnya dengan kecepatan kilat. Pria itu menciumku. Astaga!

"Chico, a–apa yang baru saja kau lakukan?"

"Menciummu." Jawabnya santai. Jarak mereka juga sudah tidak sedekat sebelumnya membuat Angel bisa bernapas dengan lega.

"Tapi―"

"Aku sudah lama mencintaimu," selanya dengan cepat. Pernyataan itu kembali membungkam mulut Angel. Dadanya juga sedikit nyeri, seandainya saja Angel bisa mungkin dia akan mencoba menerima pria ini. Sudah Angel katakana, Chico pria yang baik.

"Aku tidak bisa." Dia berjalan mundur dua langkah. Angel kembali membuat jarak diantara mereka.

"Apa karena aku bodyguard?"

Angel menggeleng pelan.

"Lalu?"

"Kurasa aku tidak bisa menerima siapapun." Angel menghela napasnya. Dia duduk di kursi makannya.

Don't Touch! She's MINE [TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang