31. Apa Aku Harus Menerimanya?

18 1 0
                                    

[TIGAPULUH SATU]

Saat ini, Stella pikirannya sedang kalut. Lantaran dirinya bingung harus bagaimana! Berat memang, untuk menerima. Tapi Stella memang benar-benar bimbang saat ini. Dia hanya mengusap wajah gusar. Melangkah keluar kamar menuju balkon.

Dirinya sedang melihat arah pandangan ke depan. Hiruk pikuk udara membuat dirinya merasa tenang. Pikiran jiwa yang tenang.

"Tuhan, beri petunjuk untukku. Apakah aku harus menerimanya!?" tungkasnya sembari memejamkan matanya lalu membuka kembali. Saat itu juga, dering ponsel terdengar dari pancar indera pendengaran. Segera dirinya masuk, mengambil ponsel miliknya di nakas.

Dilihatnya dari ponsel tersebut, panggilan masuk yang saat ini Stella lihat adalah Elang.

"Dia nelpon gua!?" ucapnya membatin. Segera dirinya mengangkat telpon itu. Di geserlah tombol hijau untuk menerima panggilan dari bilik ponsel tersebut.

"Ha-halo!" ucapku terbata-bata. Hingga si pendengar membalas sahutannya.

"Maaf ya, ganggu. Apa kamu sibuk?" ucapnya membuat Stella merasa gugup dengan laki-laki yang menelepon dirinya.

"Aku, enggak sibuk. Ada apa!?" ucap padanya.

"Aku cuma ingin menghubungimu saja, tidak apa-apa kan!?" tungkasnya. Elang menghubungi Stella mungkin merasakan rindu berat dari laki-laki tampan.

"Iya tidak apa-apa." ucapku.

"Oh ya, kapan-kapan boleh aku berkunjung ke rumahmu, sekadar bermain," tungkasnya. Hingga Stella terkejut akan hal yang barusan Elang bicarakan.

"Ka-kamu mau main kerumah!?" suara gugup kembali pada dirinya.

"Iya, kenapa!?" ucapnya seakan bingung tingkah Stella disaat dirinya ingin berkunjung ke rumahnya.

"Ya, eng-enggak apa-apa, Boleh kok." tungkas Stella yang sudah mengijinkan Elang untuk bermain ke rumahnya.

"ok. Mungkin besok aku akan berkunjung ke rumahmu."ucapnya.

" Baiklah."

"Ya sudah kalau gitu. Maaf mengganggumu. Selamat siang." ucapnya yang mengakhiri panggilan telepon.

"Ya, selamat siang juga,"tungkas Stella yang sudah mematikan panggilan teleponnya.

Sekali lagi, dirinya mengusap wajah gusar, bimbang dengan pilihannya yang harus dipilih. Apakah dirinya harus menerima Elang, ataukah tidak!? Sepertinya, untuk saat ini Stella di rundung ujian mengenai 'hati yang harus di terima'. Sungguh, ini sulit bagi Stella. Dia harus berpikir seratus kali, bahkan seribu kali untuk menerima cinta dari laki-laki tampan yang beranggotakan genk Nine Boy.

Hohoho...

Halo guys! Selamat pagi... Ayo bangun bangun. Udah pagi loh! Yang lagi sekolah, kerja, yuk bangun. Kalau enggak, entar kesiangan loh. 😁

Oh ya, tinggal empat bagian lagi loh ya guys cerita ini. Authornya minta bantuan kalian untuk di vote sama komentarnya.

SPIONASE "Bertemu Cinta" Part LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang