15. Taeil

25.7K 3.5K 151
                                    

MarkChan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MarkChan

Haechan dan Jeno akhirnya menginjakan kaki mereka di bandara Kansai, Osaka. Jeno tidak percaya dirinya selalu dibuat tersenyum dengan kelakuan Haechan yang mengaku belum pernah menaiki pesawat sebelumnya. Haechan akan selalu terlihat takjub pada apapun yang ia lihat di bandara dan di pesawat, bahkan sekarang Haechan sedang ber 'wow' ria ketika merasakan menghirup udara di Jepang.

"apa kita bisa melihat bunga sakura yang seperti ada di film-film itu ?" tanya Haechan, menatap Jeno dengan mata berbinar. Jeno terkekeh pelan, ini temannya kenapa imut sekali ?

"ahh tidak bisa, sekarang bukan musimnya" jawab Jeno. Haechan langsung cemberut setelahnya karena kecewa.

"ingat kita memiliki tujuan kesini dan tidak bisa meninggalkan Jaemin lama-lama" Jeno mengingatkan. Haechan mengangguk setuju dan mereka berjalan keluar dari bandara. Jeno sudah mempersiapkan semuanya, dari mulai tiket pesawat, kamar hotel, sampai Jeno menyewa mobil yang bisa mereka gunakan di Osaka. Jeno sudah pernah kesini sebelumnya jadi tidak masalah jika mereka mengemudi sendiri. Haechan saat itu berpikir, enak sekali jadi orang kaya, bisa pergi ke luar negeri secara mendadak begitu. Kalau dirinya sih mungkin harus menabung bertahun-tahun, tapi kan Haechan masih anak sekolahan, tentu saja tidak bisa jalan-jalan keluar negeri.

Haechan memperhatikan Jeno menerima kunci mobil dari seseorang dan menandatangani sesuatu sebelum menyuruh Haechan untuk masuk ke dalam mobil.

"masih takjub dengan Jepangnya ?" goda Jeno. Haechan tersenyum senang.

"Aku baru sadar seberapa hebatnya dirimu, atau mungkin uangmu. Jaemin tidak akan pernah kesusahan jika bersamamu" jelas Haechan. Jeno tertawa dibuatnya, apa ini Haechan sudah merelakan dirinya pada Jaemin sekarang ?

"hahaha. oh iya, jika kau berhasil kembali, apa yang akan kau lakukan ?" tanya Jeno penasaran. Walau apa yang Haechan alami masih tidak masuk akal tapi tetap saja Jeno penasaran.

"entahlah, apa yang temanmu lakukan sebelumnya ?" Haechan malah balik bertanya. Jeno berpikir sejenak, tidak ada yang Haechan lakukan padanya selain mendukungnya untuk mendapat Jaemin. Sepertinya mereka hidup secara normal saja sebelum Haechan bertemu Mark.

"hal-hal normal... ahhh iya, tiba-tiba kau belajar lebih giat dari biasanya, tidak ada yang menyangka kau akan memilih SNU juga, jadi kau belajar dengan gila setelah putus dengan Jaehyun" Haechan tertawa. Apa mungkin dirinya berusaha seperti itu agar bisa bertemu Mark di kampus ?

"Aku harap ini semua segera berakhir kau tau" ujar Jeno. Haechan mengangguk, tapi pergi dari sini berarti dirinya harus menunggu lebih lama untuk bisa bersama Mark, apa itu yang Haechan inginkan ?

"aku harap kau juga bisa bahagia bersama Jaemin" ujar Haechan.

"terima kasih, kau juga akan melihatnya kau tau, suatu hari nanti" Haechan mengangguk, tapi berapa lama dia harus menunggu ? disatu sisi Haechan ingin kembali ke masanya, menghabiskan waktu sekolah dengan Jaemin dan Renjun, mengunjungi rumah orang tuanya ketika libur, bernyanyi untuk ekskul paduan suara, banyak yang ingin Haechan lakukan. Tapi disisi lain, disini dia memiliki Mark, seseorang yang akan terus memeluknya ketika Haechan butuh pelukan, seseorang yang selalu peduli pada Haechan, seseorang yang selalu menomersatukan dirinya.

[END] [Markhyuck] 17 ! Not 24Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang