82. Story 47

1K 122 0
                                    

Soonyoung lagi santai-santai di halaman belakang sama si Chan. Chan nya sibuk curhat dan Soonyoung sudah cukup baik untuk menjadi pendengar setia.

"Jadi gitu hyung! Menurut hyung, aku harus gimana? Aku kan gatau cara pedekate yang baik dan benar." Chan memeluk lengan Soonyoung erat.

"Kayaknya salah nih kalo lu nanya gua. Tanya tuh si Seokmin. Gebetan lu setipe lah sama Jisoo hyung. Lah gua tipenya yang pendiem, garang, terus tsundere. Beda lah cara pedekatenya." Bibir Chan mengerucut lucu.

"Cih, rugi curhat panjang lebar sama hyung. Chan mau ke rumah Seokmin hyung aja! Eh Jihoon hyung halo!" Badan Soonyoung menegang seketika saat Chan menyapa Jihoon yang ada di belakangnya dengan ramah.

"Halo Chan! Hati-hati ya pergi ke RUMAH Seokmin!" Sengaja menekankan satu kata untuk membuktikan bahwa ia baru saja mendengar semua ucapan Soonyoung.

Dengan berat hati Soonyoung membalikan tubuhnya dan memberikan senyuman pasrah.

"Hai Ji hehe." Jihoon cuma membalas dengan lirikan tajam. Tapi ia tetap mendudukan dirinya di sebelah Soonyoung walau tanpa suara.

"Kok diem aja?" Jihoon tetap tutup mulut. Matanya sibuk memperhatikan angin sore yang membelai daun-daun dengan kencang.

"Ji?"

"Hoonie~"

"Sayangku kenapa?"

"Jihoonnn~"

"Kwon Jihoon?"

"Ji, kamu kenㅡ"

"APA?!" Jihoon menoleh dengan wajah kesal.

"Ebuset kaget akang dek."

.
.
.
.
.

Jihoon sedang menata lemari bajunya, memasukkan baju-baju yang baru selesai dicuci. Soonyoung sendiri hanya duduk di atas kasur sambil bermain handphone.

"Ji, appa nanya, kapan mau fitting baju? Gimana?" Jihoon mengernyitkan dahinya. Menatap Soonyoung dengan ekspresi bingung.

"Appa siapa nih? Terus baju apaan? Mau ada undangan?" Soonyoung menggeleng. Tangannya membuka chatnya dengan appa Lee. Jihoon mendekat dan ikut duduk di kasur untuk membaca chat Soonyoung dengan appa nya sore tadi.

"Oh baju nikah toh. EH?! BAJU NIKAH KITA?!" Seru Jihoon panik. Seketika mulutnya bergetar. Ingin berbicara tapi tak bisa.

"Apa sih panik amat. Iya nih disuruh buruan. Katanya your beloved mommy mau gendong bayi-bayi lucu." Otak Jihoon sudah berkeliaran kemana-mana. Mata sipitnya menyipit kala otaknya mulai bereaksi dengan kata 'bayi'.

"What theㅡ"

"Eits no cursing baby." Tangan Soonyoung buru-buru menutup mulut sang kekasih tercinta.

"Jadi appa Lee bilang besok bakal ada private dinner. Hanya ada aku, kamu, dan orang tua kita. Kosongin jadwal dari jam 6 sore ya sayang." Ujar Soonyoung. Jihoon mengangguk pasrah. Kepalanya mulai berdenyut kembali.

"Ash.."

"Sakit lagi? Udah diminum belom obatnya? Kamu sih maksain banget selesaiin satu project." Tangan Soonyoung terulur memijat bagian belakang hingga tengkuk Jihoon dengan perlahan.

"Kalo ga diselesaiin secepatnya, gua ga dapet bonus. Waktu itu sempet ambil libur buat ke nikahan kan." Soonyoung tertawa.

"Bonus diincer terus ya? Kesehatan sampe ga di perhatiin. Kalo ga ada aku, siapa coba yang mau merhatiin kamu?" Kali ini Jihoon yang tertawa mendengar kalimat yang seperti sedang membanggakan diri.

"Kan untuk tabungan. Stop pake aku-kamu, gua ga biasa." Soonyoung hanya tersenyum dan kembali memijat kepala Jihoon.

"Lama-lama ngantuk. Lu pinter banget mijetnya." Jihoon memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan Soonyoung di kepalanya.

"Ya udah tidur sini. Gua tetep pijetin." Jihoon merebahkan tubuhnya di atas kasur. Paha Soonyoung dijadikan bantal sementara.

Selang beberapa menit, Jihoon tertidur. Dengan berhati-hati, Soonyoung menaruh kepala Jihoon di atas bantal. Ia membuka roomchatnya dengan Mingyu dan mengetikkan beberapa kalimat.

Terlibatlah obrolan seru antara Mingyu dan Soonyoung di malam hari yang dingin.

Kira-kira chat apaan ya?

Cupidsoon
10-03-2019

🍃EX「Mantan」✅Место, где живут истории. Откройте их для себя