Part 14

11.5K 1.4K 291
                                    






"Terimakasih Dok"

"Besok lukanya akan kering, untung saja tidak terlalu dalam. Jadi tidak akan berpengaruh buruk untuknya"

Mark mengangguk, memberikan hormat pada Dokter itu sebelum keluar dari klinik. Setelah selesai mengurus semuanya, Mark kembali ke dalam mobilnya.

"Masih tidak ingin bicara denganku?"

"Kak ayo kebukit, aku ingin kesana" ucap Jeno tanpa menoleh pada Mark yang duduk disampingnya

"Baiklah"













"Jaehyun"

Yang di teriaki bukannya menjawab atau menghampiri, dia kini mencoba untuk memindahkan David dari gendongannya kepada Wendy.

"Temani David ya"

"Baik tuan" balas Wendy

Wendy berbalik dan meninggalkan Tuannya itu. Dengan hati-hati membawa David kedalam kamar.

Sedangkan Jaehyun juga berbalik untuk menemui istrinya yang sepertinya sedang dalam mood buruk untuk malam ini

Membuka pintu kamarnya, hal pertama yang Jaehyun lihat adalah Taeyong yang berkacak pinggang dengan mata tajamnya.

"Hai sayang" sapa Jaehyun semanis mungkin, mencoba untuk mengembalikan mood Taeyong

"Kenapa anak-anakmu belum menelponku dan kemana mereka. Sudah jam segini masih ada di luar"

Hal yang selama ini membuat Jaehyun bingung adalah, kenapa Taeyong selalu menyebut Mark-Jeno sebagai anaknya ketika mereka berdua salah atau berbuat hal yang Taeyong tidak suka.

"Anak-anakku baik-baik saja sayang, kita tunggu saja mereka. Ini belum tengah malam. Dan mereka juga sudah dewasa bukan anak kecil lagi jadi biarkan saja mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri, kita.."

"Bela saja terus, kamu memang tidak pernah peduli padaku. Apa-apa hanya anak-anak. Kamu selalu membelanya dan mengabaikanku"

Jaehyun terdiam, merasa ucapan jika ucapannya tadi adalah boomerang buat dirinya sendiri. Kenapa jadi dia yang salah sekarang. padahal Jaehyun hanya mencoba untuk menenangkan Taeyong. bukan untuk membuat Taeyong semakin marah.

"Aku tidak membela mereka sayang, tapi tidak bisakah kamu percaya pada mereka. Mereka bukan anak-anak lagi"

"Tapi mereka anak-anakku Jaehyun,"

Nahkan, sekarang jadi anak-anak Taeyong. jadi sebenarnya mereka itu anak siapa. Kenapa kepala Jaehyun jadi sedikit pening saat ini.

"Iya memang mereka anak-anakmu sayang, mereka.."

"Jadi kamu tidak mengakui jika mereka itu anak-anakmu"

Jaehyun menunduk, menyembunyikan rasa kesalnya pada Taeyong saat ini. mencoba bersabar dengan cobaan memiliki istri cantik seperti Taeyong.

"Apa yang harus aku lakukan sayang?"

"Cari mereka Jaehyun, jangan diam saja dirumah"

"Baiklah aku akan mencari mereka"

Selesai berkata, Jaehyun berbalik untuk pergi dari rumah ini dan mencari Mark-Jeno. Tapi baru juga melangkah satu langkah, Jaehyun merasakan ada sesuatu mengenai pungungnya. Berbalik untuk melihat itu, Jaehyun menemukan bantal di bawahnya. Sepertinya Taeyong baru saja melemparnya dengan bantal

"Ada apa la,," ucapan Jaehyun terhenti manakala matanya menemukan mata Taeyong yang basah.

Kelemahan Jaehyun adalah jika Taeyong menangis.

My Family (End) {Book 2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang