Part 15

11.3K 1.4K 130
                                    






Mengerjapkan mata, Mark terbangun dari tidurnya. Sinar matahari yang langsung mengenai wajahnya mambuat dia menyipitkan matanya.

Menegakkan tubuhnya di kursi mobil, mata Mark melirik Jeno yang masih tidur di kursi sampingnya. Entah jam berapa mereka tidur tadi malam yang jelas mata Mark masih sangat mengantuk saat ini.

Drrttt...drrrtt

Mark melihat ponsel Jeno berdering. Mata Mark membaca nama Jaemin di layar itu

"Iya Jaem,"

"Jeno"

"Aku Mark, Jeno masih tidur"

"Ah kak Mark. Bilang pada Jeno nanti suruh menelponku ya kak"

"hmmm"

Melempar ponsel Jeno asal, Mark memposisikan dirinya untuk kembali tidur. Percuma dia pulang sekarang jika rasa kantuknya masih sangat terasa.

Tapi baru memejamkan mata sebentar, kini giliran ponselnya yang bergetar. Tanpa melihat siapa yang menghubunginya, Mark langsung mengangkatnya

"Iya"

"kak Mark"

Mark menjauhkan ponselnya, saat mendengar teriakan disebrang telponnya

"Ada apa Baby?"

"Kak Mark, dimana Jeno?"

"Masih tidur kenapa?"

"Aku ingin berbicara dengannya"

"Nanti saja ya."

"Ist kak Mark"

Mark mematikan ponselnya, melempar ponselnya seperti apa yang dia lakukan pada ponsel Jeno. Mark sedikit kesal, kenapa orang-orang malam mencari Jeno bukan dirinya.




Mark mematikan mesin mobilnya. Bersiap untuk keluar dari mobil tapi sial, lengannya di tahan. Menoleh sebentar, Mark menahan tawa melihat wajah Jeno saat ini

"Ada apa?"

"Kak Mark saja ya yang masuk, aku langsung pergi"

"Kamu tidak ingin pulang?"

"Nanti kalau Mama marah gimana kak?"

"Ya gimana, yang di marahi kan kamu bukan kakak"

Jeno mencibirkan bibirnya, percuma dia bicara dengan Mark jika seperti ini. Masalah tidak selesai, yang ada masalah tambah karena kini Jeno merasa sangat kesal dengan Mark

"Kak Mark serius"

Mengambil napas dalam, Mark kini merubah posisinya menjadi menghadap ke Jeno. Senyum Mark tidak hilang dari tadi. Berbeda dengan Jeno yang terlihat begitu tegang.

"Mama marah itu wajar. Kamu bertindak tidak sopan tadi malam. Tapi apa kamu tau, Mama marah karena dia menyayangimu Jeno. Mama hanya tidak ingin kamu terluka sama sepertiku. Kita selesaikan semua masalah ini. masalah Mama marah atau tidak itu tidak penting. Yang terpenting kamu pulang kerumah minta maaf sama Mama. Itu yang terpenting. Aku yakin Mama khawatir denganmu"

Jeno menunduk, kenapa semua yang di ucapkan Mark selalu benar. Kini Jeno mulai sadar jika memang dia tidak bisa seperti Mark. Mark terlalu sempurna untuk Jeno gapai.

"Tapi kak,,"

"Tidak ada alasan lain. Ayo turun atau aku yang akan menyeretmu"

"Baiklah"

Jeno menatap sendu pada punggung Mark. Sebenarnya banyak pikiran yang jeno sembunyikan saat ini. dan tidak tau harus mengatakan hal itu pada siapa. Tidak mungkin pada Jaehyun ataupun Mark. Itu sangat tidak mungkin.

My Family (End) {Book 2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang