SEPULUH

519K 70.5K 8.8K
                                    

Vote-nya jangan sampai ketinggalan 😍

                               ****

Ilona tersenyum lebar ke arah Areksa yang berjalan ke arahnya. Tangan kanannya melambai untuk menyapa cowok itu. Jam istirahat memang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, tepat ketika Syeila menghantam kepada Ilona dengan bola.

Jarak mereka semakin dekat. Hingga keduanya benar-benar saling berhadapan. Areksa refleks mengelus puncak kepala Ilona. Gadis itu mendongak untuk menatap wajahnya.

"Sakit?" tanya Areksa sembari terus mengelus kepala Ilona.

"Lebay lo. Dilempar batu bata pun nggak bakalan mempan," balas Ilona dengan sombongnya.

Areksa tertawa sempurna. Ia menautkan jemarinya dengan milik Ilona. "Mau ke UKS?"

"Mau. Capek banget soalnya, gerah," balas Ilona yang membuat Areksa mengangguk. Wajah gadis itu memerah karena sengatan sinar matahari yang begitu terik. Apalagi bulir-bulir keringat di dahi Ilona itu membuat Areksa merasa tidak tega.

Tanpa Ilona sangka, Areksa malah berjongkok di depannya. "Naik, gue gendong."

Ilona tersenyum geli. Tidak ingin menolak, ia pun naik ke atas punggung Areksa. Kelakuan mereka tidak luput dari perhatian siswa-siswi yang kebetulan lewat di sana. Ini bukan hal pertama, Areksa dan Ilona sudah sering melakukan ini semua.

"GO!" teriak Ilona seraya mengacungkan kepalan tangannya ke udara.

Tanpa lama-lama, Areksa langsung membawa lari Ilona yang berada di punggungnya. Keduanya tertawa lepas, membuat siapa pun yang menyaksikan pasti ikut merasa senang. Hubungan erat yang tercipta antara keduanya memang terasa begitu hangat.

Sesampainya di ruang UKS, Areksa langsung menurunkan Ilona ke atas brankar. Dua orang siswi yang berjaga di sana itu langsung Areksa suruh pergi.

"Gue ambilin minum," ujar Areksa lalu berjalan ke arah tempat penyimpanan makanan yang ada di sana. Cowok itu mengambil satu botol air mineral kemudian berjalan menghampiri Ilona lagi.

"Makasih, Eksayang!" kata Ilona disertai senyuman lebar di bibirnya. Gadis itu membuka tutup botolnya kemudian meneguk isinya. Hanya air putih biasa, tapi itu akan terasa sangat menyegarkan ketika haus seperti sekarang.

Areksa tersenyum tipis, ia mengambil satu lembar tisu yang terletak di atas nakas. Dengan penuh telaten, ia mengusap peluh yang ada di kening Ilona menggunakan tisu itu. "Kenapa bisa dihukum, hm?" tanyanya.

"Masalah sepele. Gue cuma mau ngingetin Bu Kaina supaya mau jelasin materi di kelas. Nggak cuma main HP mulu." Ilona mencebikkan bibirnya kesal.

Areksa menepuk dua kali puncak kepala gadis itu. "Anak pintar," ujarnya lalu mencubit kedua pipi Ilona.

Ilona menepuk dadanya bangga. "Kesayangannya Eksa gitu loh!"

Areksa tertawa hingga matanya menyipit. Ia mendekatkan tubuhnya ke arah Ilona, lalu menempelkan kepala cewek itu pada perutnya. Ilona dengan senang hati melingkarkan tangannya di pinggang Areksa.

"Nggak tau kenapa, bagi gue ... lo itu bener-bener berharga banget, Na," gumam Areksa yang masih bisa didengar oleh Ilona.

                                 ♥    ♥    ♥

Malam ini, seluruh anggota Diamond Gang berkumpul di markas kebanggaan mereka. Anggota Diamond sendiri berjumlah 200 orang, dengan 7 inti di antaranya. Samuel sebagai ketua mereka itu berdiri gagah di depan barisan dengan Areksa yang berada di sampingnya.

AREKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang