"Sebenarnya... kami ingin menjodohkan Taehyung dan Soona."
***
Semenjak kata-kata itu terdengar di telingaku, semenjak itu juga aku telah membenci takdirku.
Takdir yang selama ini ku syukuri kini aku merasa menyesal akan takdir itu, takdir di mana aku harus menikah dengan orang lain tanpa dasar cinta sedikitpun. Jangankan cinta, sayangpun tidak ada. Bahkan aku dengannya hanyalah sebatas senior dan juniornya di kampus.
Lantas apakah aku salah jika aku membenci takdir ini? Katakan, apa aku salah jika aku menolak perjodohan ini. Dan apa aku salah jika aku ingin tidak ada lagi di dunia ini.
Iya! Jawabannya pasti iya, tapi untuk apa aku hidup? Jika aku terlahir dengan takdir yang seperti ini. Jika aku tiada maka perjodohan itu pasti tidak akan berlanjut. Tapi, bagaimana dengan orang tuaku? Papaku, mamaku, kakakku, yang selama ini telah mendukungku hingga sebentar lagi aku akan mencapai cita-citaku. Bagaimana dengan perasaan orang tuaku jika tau putrinya yang selama ini mereka besarkan dengan kasih sayang dan penuh pengorbanan telah tiada, dan itu hanya karena mereka menjodohkanku. Aku tau pasti yang ada di benak mereka hanyalah sebuah perasaan kecewa, kecewa terhadap diriku yang lemah ini.
Lantas sekarang aku bisa apa? Kini peluang keinginanku untuk lari dari kenyataan ini telah tiada. Karena sekarang aku Park Soona telah resmi menjadi seorang istri dari Kim Taehyung seniorku yang sama sekali tidak memiliki rasa terhadapku bahkan sebaliknya. Bagaimana aku akan lari dari kenyataan ini lagi? Jika ini semua telah resmi, bagaimana?! Sungguh aku membenci semua ini, aku benci hidupku, aku benci takdirku, tapi aku tidak bisa benci terhadap kedua orang tuaku.
Aku yang kini telah menjadi seorang istri dari lelaki yang sama sekali tidak ku cintai, hanya bisa pasrah akan kemauan mamaku yang begitu menginginkan perjodohan ini. Karena jika aku tidak menerima perjodohan ini, aku tidak lagi di perbolehkan memanggil sebutan mama kepada mamaku sendiri.
Lantas aku bisa apa? Lagi-lagi aku hanya bisa berkata aku bisa apa? Karena aku lemah tak berdaya akan semua hal yang menimpaku dalam sekejap ini, dan kini yang ku takutkan hanya satu. Bagaimana jika pernikahan ini tidak berjalan mulus dengan semua impian orang tuaku itu? Lantas mengapa aku cemas? Dan seharusnya aku senang akan hal itu, namun rasa ibaku kembali melanda di dalam benakku. Aku takut mamaku akan kecewa denganku yang sama sekali tidak bisa menjaga apa yang ia impikan, aku takut akan hal itu. Dan kini aku hanya bisa berdoa semoga takdirku akan baik kedepan, amin.
🍃🍃🍃
"Soona, Taehyung. Lebih baik kalian pergi ke kamar sana, ini kan sudah malam." Suruh tante Ji Hyun mamanya kak Tae, yang sekarang telah menjadi mamaku juga.
"Iya, ma." Ucap kak Tae seraya bangkit dari duduk dan berjalan menuju kamarnya namun sebelum itu ia sempatkan menarik lenganku dengan lembut terlebih dahulu agar aku ikut dengannya.
Saat aku baru akan masuk ke kamarnya, aku sempat sedikit terpesona. Hanya karena susunan kamar yang begitu elegan, semua barang yang ada di kamarnya di tata rapi. Tanpa ada berantakan sedikitpun, jujur aku sedikit salut akan kerapian yang kak Tae miliki. Bahkan bisa di bilang sepertinya kamar miliknya lebih rapi ketimbang kamar milikku di rumah.
Ah iya, semenjak kami menikah hari ini di hari minggu tepatnya tanggal 9 Juni 2019, dan satu lagi fakta yang aku benci akan hari ini. Karena hari ini adalah hari ulang tahunku, dan di hari ini juga aku menikah dengan kak Tae. Lagi-lagi hari ini adalah hari yang ku benci. Bagaimana tidak? Jika orang tuaku memberikanku sebuah hadiah yang amat sakral dalam kehidupanku, sungguh aku benar-benar tidak akan menduga pasal semua ini.
"Ekspresinya biasa saja, Soona? Aku tau kamarku ini memang indah." Sombong kak Tae seraya masuk ke dalam kamarnya, karena sejak tadi kami hanya berdiri di depan pintu saja.

YOU ARE READING
My Perfect Husband || Kim Taehyung ✔
Fanfiction"Sebenarnya... kami ingin menjodohkan Taehyung dan Soona." Sebuah kata sakral yang ku denger di malam itu, sungguh hatiku hancur. Bagaimana bisa kedua orang tuaku menjodohkanku dengan seseorang yang sama sekali tidak ku cintai. Lantas bagaimana hubu...