La Vie en Rose - #36

4.6K 694 21
                                    

Sakura baru saja selesai kerja part time di salah satu minimarket yang jaraknya lumayan jauh dari rumah nenek Jang. Ia menambah kecepatan kincangannya pada pedal sepeda karena tak sabaran ingin cepat-cepat sampai ke rumah. Di dalam keranjang sepedanya sudah ada Mandu yang ia dapatkan dari seorang nenek tua yang rumahnya berada tak jauh dari minimarket tempat kerjanya sebagai imbalan karena telah membantunya membersihkan bagian perapian.

Disaat sepedanya sudah memasuki pengarangan depan rumah nenek Jang, buru-buru Sakura segera memarkirnya. Tak lupa tangan kanannya dengan gesit meraih mandu yang terletak di keranjang sebelum akhirnya ia berlari kecil menuju bagian dalam rumah sembari berteriak girang memanggil nenek Jang.

"halmeoni! Coba lihat apa yang kuㅡ" Sakura menghentikan kalimatnya saat pandangannya tertuju pada sosok pria yang kini tengah duduk berhadapan dengan nenek Jang. Wanita itu menganga lebar disertai pupil yang membesar saat sadar jika orang itu adalah pria yang kemarin. Park Jimin, seorang publik figur mendunia yang kemarin tiba-tiba saja berceletuk aneh di depannya.

"Kkura-yaa, ayo duduk. Coba kau lihat ini," Nenek Jang melambaikan tangannya, memberi komando agar Sakura ikut duduk disebelahnya. Karena tak bisa membantah, wanita itupun segera mengambil posisi duduk di sebelah Nenek Jang. Sang nenek memperlihatkan kepada Sakura beberapa lembar foto lama yang warnanya sudah mulai memudar.

Ada sekitaran sepuluh foto yang kini tengah Sakura pegang dan lihat sebelum akhirnya pergerakan tangannya berhenti tepat pada sebuah foto dua orangㅡlelaki dan wanitaㅡyang mengenakan seragam SMA. Diliriknya Jimin, dan sungguh walaupun lelaki dalam foto ini pipinya terlihat lebih tembem, tapi sungguh, struktur wajahnya sangat mirip dengan pria yang ada di depannya sekarang.

"Bagaimana? Sekarang kau mempercayaiku, kan?" Tanya Jimin saat sadar jika Sakura sejak tadi memerhatikan foto dan juga wajahnya secara bergantian. Pertanyaan tersebut membuat Sakura memutuskan kontak matanya dengan Jimin dan kembali melihat foto tersebut.

"Halmeoni, coba lihat. Bukankah dia terlihat seperti tidak menyukai keberadaanku?" Tanya Sakura seraya menyodorkan nenek Jang sebuah foto dengan telunjuk yang mengarah ke wajah Jimin di dalam foto tersebut. Tak menunggu jawaban nenek Jang, Sakura pun segera mengalihkan pandangan dan menatap Jimin dengan tajam. "B-bukan begitu. Astaga, aku tidak pernah seperti itu. Hanya saja saat mengambil foto kau terlalu dempet padaku dan itu menggerahkan," tutur Jimin, membela dirinya sendiri. Ya memang, sejak kapan ia membenci Sakura? Yang ada malah ia terlalu menyukai wanita itu sampai-sampai dirinya harus rela bersikap buruk karena dilahap oleh kegengsian.

"Halmeoni, kau tidak akan membiarkanku pergi dengan dia kan? Kita tidak tahu apa yang ia rencanakan. Siapa tahu dia adalah pria jahat yang akan menㅡ"

"Pulanglah, dia menunggumu," potong nenek Jang seraya mengusap puncak kepala Sakura lembut. Sesaat sebelum Sakura pulang ke rumah, Jimin lebih dulu datang. Ia datang sekitar dua puluh menit lebih awal dari Sakura dengan peluh yang bercucuran dari dahi. Mobil tidak bisa masuk ke dalam gang, karena itu Jimin mencari rumah nenek Jang dengan berjalan kaki.

Jimin bercerita jika sejak pagi ia sudah berada di kantor data kependudukan dan mencari dokumen kependudukan yang ada nama Sakura disana. Karena komputer yang ada di kantor tersebut tengah diperbaiki, jadinya Jimin harus mencari data tersebut secara manualㅡdibantu dengan petugas disana. Butuh perjuangan untuk mencari nama Sakura dari sekian banyak data penduduk disana. Dan disaat matahari sudah berada tepat di atas puncak kepala, ia berhasil menemukan nama Sakura dan kediaman nenek Jang.

Jimin juga tidak melupakan cerita tentang bagaimana ia kehilangan Sakura. Mulai dari ia balik dari Geoje, mendapati Sakura yang hilang, mencari wanita itu diseluruh penjuru kota Seoul dengan bantuan Taehyung, hingga akhirnya memutuskan untuk vakum sementara dari dunia hiburan. Setiap hari ia selalu berada di dalam apartemen, menunggu Sakura yang siapa tahu muncul dengan tiba-tiba dan mengejutkannya. Ia takut jika dirinya meninggalkan apartemen, Sakura akan kembali dan pergi lagi tanpa sepengetahuannya. Tapi, yang Jimin dapat dari menunggu dan menunggu tersebut adalah kekosongan. Tidak ada tanda-tanda Sakura akan kembali ke apartemennya. Orangtuanya bahkan sudah melaporkan hilangnya Sakura pada polisi, tapi para penelik tidak menemukan Sakura dan menganggap jika itu adalah masalah remeh.

FANGIRL : La Vie en Rose [ PJM ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang