Part 8

7.6K 895 426
                                    








"Jangan murung"

Jaemin melirik Jeno, tangannya kini beralih untuk merangkul lengan Jeno. Berjalan keluar dari rumah abu perlahan Jaemin kembali tersenyum.

"Jeno"

"Iya Na"

"Terimakasih" ucap Jaemin,

"Untuk?"

"Semuanya"

Jaemin berjinjit, menyamakan tingginya untuk memeluk Jeno, tersenyum dengan tangan yang membelai belakang kepala Jeno.

"Kamu juga harus berterima kasih karena demammu pindah ke aku" cemberut Jeno

"Siapa suruh tadi melakukannya. Bukankah sudah ku peringatkan" balas Jaemin

Jeno membalas pelukan Jaemin, menyandarkan kepalanya di bahu Jaemin. Aroma Jaemin benar-benar membuatnya tenang.

"Na, kamu yang menyetir ya. Aku ingin tidur sebentar"

"Iya"








Mobil Jeno berjalan ke kediaman Keluarga Jung, Jaemin menyetir dengan Jeno yang tidur di kursi sampingnya. Sepertinya Jeno benar-benar terkena demam. Tapi Jaemin sedikit bersyukur karena demannya kini berpindah ke Jeno.

Jaemin memarkirkan mobil di garasi samping, matanya menoleh pada Jeno yang masih sangat terlelap.

Mengambil napas dalam, Jaemin seperti tidak ingin masuk ke dalam sana. ke nyataan yang dia dapat di rumah ini benar-benar membuatnya terluka. Belum lagi dia harus bertemu dengan orang itu nantinya.

"Aku harus kuat. apapun yang terjadi. Aku harus bisa menjadi kuat agar bisa di samping Jeno. Aku tidak mungkin mengecewakan Jeno lagi. Aku tidak mungkin menghianatinya lagi" batin Jaemin

Memejamkan mata, Jaemin masih berbicara dalam hati menguatkan diri sendiri. kini tangan Jaemin terulur untuk membelai wajah Jeno, matanya memancarkan kesedihan.

"Apa kamu akan membenciku jika aku jujur padamu Jeno?"

Merasa terganggu dengan tangan Jaemin, Jeno sedikit bergerak. Matanya perlahan terbuka dengan senyum di wajahnya.

"Apa sudah sampai?"

"Hmm, bangun dan ayo masuk"

Jeno diam, matanya melihat mata Jaemin. Ada sedikit keraguan dimatanya. Jeno tau jika Jaemin pasti masih marah dengan apa yang terjadi kemarin.

"Kamu yakin Na"

"Yakin Jeno" Jeno mengangguk, melepas tangan Jaemin dari wajahnya.

Jeno berjalan selangkah di depan Jaemin, walaupun tangannya memegang tangan Jaemin tapi keduanya tidak berjalan beriringan. Jika di lihat Jeno seperti sedang menarik Jaemin.

"Jaemin"

Yang di panggil tersenyum, melepas tangan Jeno dan berjalan ke arah Taeyong yang memanggilnya.

"Tante merindukanmu sayang"

"Jaemin juga"

"Kenapa baru kesini, kemarin kemana?"

Jaemin tidak langsung menjawab. Matanya melirik Jeno yang ada di sampingnya. Seperti memberi kode pada Jeno untuk membantunya menjawab

"Kemarin Jaemin menemaniku Ma, jadi baru bisa kesini sekarang" ucap Jeno

"Kemari, kita duduk disini"

Taeyong menarik Jaemin, membawanya keruang keluarga. Disana sudah ada beberapa orang penghuni rumah ini. di tambah dengan Jungwoo dan Seola yang kebetulan sedang ada di sana. bukan kebetulan, Taeyong memang menyuruh mereka datang.

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang