7. Bali Scene

1.1K 66 4
                                    

Angin berhembus dari timur, jendela terbuka karena terbawa haluan angin. Gadis bernama Dara itu lantas terbangun tenang. Dilihatnya jam menunjukkan pukul 04.00, masih ada waktu untuk merapihkan barangnya menuju Bali.

"Dara, ibu senang kamu ikut."

"Ibu ini sama aja kayak Yumi, ibu gak apa-apa sendirian? Biar Dara suruh Bi Anah temenin ibu di sini?"

Bi Anah adalah tetangga yang begitu dekat layaknya saudara bagi keluarga Sandara.

"Gak apa-apa kok Dara, kamu pergi aja. Hati-hati, ibu bakalan sering telepon kamu di sana. Bahagia ya nak." Bu Dian mengelus pipi lembut milik Dara.

--(•••)--

Semua mahasiswa sudah berada di bandara Husein sastranegara, Bandung. Senyuman memancar dari seorang Afta kala melihat Dara di balik kacamata hitamnya.

"Hai lo ikut?"

"Hemm, dia lagi dia lagi," batinnya jengkel melihat Afta yang selalu menyapanya lebih dulu, bahkan walau mereka tak saling kenal.

"Kenapa lo ninggalin adek lo sendirian?" tanya Dara membuat Afta melotot kaget, pasalnya baru kali ini mendengar suara Dara yang tengah bertanya padanya.

"Bagus? Papa sama Mama gue ada di sana, dan gimana sama Eresa?"

"Kedua orangtuanya libur dari pekerjaan mereka, jadi gue temenin dia kalau ada senggang."

Detik itu sangat berharga bagi Afta. Dara yang dikenalnya jutek juga tak pernah bicara dengan orang asing, ia mulai mengeluarkan suara di depannya.

Pesawat keberangkatan menuju Bali sudah lepas landas, tak ketinggalan walaupun satu kampus dengan sang mantan tidak membuat Dara merasa tidak nyaman.

"Lo kenapa?" tanya Dara.

"Aduh gue kayaknya mabuk deh Dar, gue belum sarapan." Ucapan Yumi terdengar oleh Mark yang duduk di depannya.

"Gue punya roti, makan aja dulu " Mark menyodorkan sebungkus roti membuat Yumi seketika blushing.

Sedangkan Afta hanya sibuk mendengarkan earphone di telinganya. Gevan terus menatap Dara yang duduk di sisi kiri kursinya. Dara hanya membuang pandangannya ke kaca jendela pesawat. Bahkan lebih indah menatap awan-awan yang berlalu lalang dari pada menatap masa lalu yang kelam.

Sampai di Bali mereka lantas mencari tempat penginapan. Dara juga Yumi sibuk membereskan barang-barangnya.

"Karena kita trip satu kampus, jadi jangan ada yang mencar ataupun pisah dari grup ini," ucap Panitia trip.

Mereka lantas menuju pantai Kuta, pantai yang begitu terkenal di Bali. Mereka bersuka riang bersama, membuat kekonyolan, tertawa juga tersenyum bersama. Sedangkan Dara hanya memainkan pasir di bawah pohon kelapa.

"Percuma kalau trip ke Bali cuma mainin pasir, lo bukan kucing." Afta mengagetkan Sandara.

"Apa urusan lo?" ketus Dara.

"Ayo, gue bakalan tunjukin trip yang sebenarnya." Afta menarik paksa tangan Sandara.

"Apa-apaan sih lo?"

"Bu es kelapanya satu," ucap Afta pada pedagang es kelapa di sekitaran pesisir pantai.

"Nih buat lo."

"Gue gak suka air kelapa dan gak pernah minum itu."

"Belum coba bukan berarti lo gak suka, ini bagus buat tubuh."

UNTITLED, 2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang