Part 16

7K 870 569
                                    




"Kamu tidak pergi?"

"Tidak, Jeno ingin disini"

Jeno meletakkan nampan makanan dimeja. Tubuhnya kini bergerak melompat untuk bisa berbaring di ranjang. Meletakkan kepalanya di paha Taeyong, Jeno tersenyum nyengir saat tangan Taeyong membelai rambutnya.

"Kamu terlihat kurus, apa kamu tidak makan?"

"Bagaimana mau makan, Mama saja sakit"

Taeyong tersenyum saat Jeno meringkuk, mengelus punggung anaknya Taeyong sedikit membungkuk untuk mencium kepala Jeno.

"Bagaimana Mama bisa sampai disini?"

"Aku yang membawa Mama," jawab Jeno singkat.

Taeyong mengerutkan keningnya, "Untuk apa? Bagaimana jika adik dan kakakmu mencari Mama?"

"Biarkan saja, Jeno hanya ingin dengan Mama. Biar Daddy yang mengurus mereka."

Jeno cemberut, matanya menatap Taeyong saat ini. melihat bagaimana mata Jeno, Taeyong tau bagaimana perasaan anaknya itu.

"Mama tetap disini ya, temani Jeno"

Taeyong mengangguk, rasanya begitu sakit melihat bagaimana Jeno saat ini. Jeno yang selalu ceria kini berubah dimatanya. Selain dewasa dia juga terlihat semakin mirip dengan Jaehyun. sebenarnya Taeyong senang Jeno semakin bisa di andalkan tapi ada rasa khawatir lain pada hati Taeyong. dia takut jika Jeno tidak bisa di kendalikan atau berburuknya, Jeno melewati batas.

"Jeno"

"Iya Ma"

Taeyong sedikit ragu untuk bertanya, tapi setidaknya dia harus bertanya untuk mendapat kepastian dari semua pertanyaannya.

"Apa kamu membenci kakakmu?"

Jeno diam, tidak langsung menjawab. Merubah posisi kini Jeno tidur menyamping. Menghindari tatapan mata dari Taeyong.

"Entahlah ma, Jeno tidak tau"

"Bagaimana dengan Jaehyun, apa kamu juga membencinya?"

Jeno menghela napas, menutup mata sebelum membenamkan wajahnya ke pada Taeyong. tangannya meremas seprei yang ada di bawahnya.

Pertanyaan Taeyong terlalu susah untuk di jawab. Tapi sejujurnya Jeno juga tidak tau apa yang harus dia katakan pada Taeyong.

"Mama mengerti posisimu, Mama tidak menyalahkanmu. Apa yang dilakukan Mark memang salah. Tidak seharusnya dia melakukan hal itu terlebih lagi pada Jaemin."

Taeyong masih memainkan rambut Jeno, matanya menerawang kedepan.

"Tidak peduli apapun yang terjadi, Jangan menghalangiku,biarkan aku mendidik anakku dengan caraku sendiri. ku mohon, kali ini percaya padaku"

Taeyong memejamkan matanya saat bayangan itu kembali terulang di pikirannya. Kini dia melihat Jeno yang sedang melamun.

"Jaehyun terlalu percaya pada Mark, dia memiliki ambisi yang kuat padamu dan juga Mark. Mama tidak tau apa yang di pikirkan Daddymu itu"

Jeno masih diam, sama sekali tidak ingin menjawab atau menyela ucapan Taeyong. dia masih menikmati bagaimana elusan Taeyong pada kepalanya.

"Sejujurnya, di antara kalian bertiga. Jaehyun menaruh harapan banyak padamu. Mama tidak tau kenapa bisa Jaehyun memilih dirimu."

Mata Taeyong memanas saat mengingat bagaimana keluarga mereka tumbuh, bagaimana perlahan Jaehyun masuk dan menetap di antara mereka.

"Kamu ingat pertama kali Jaehyun membentak Minki karena merendahkan kalian. Mama yakin kamu bisa merasakan bagaimana Jaehyun melindungi kaliankan waktu itu"

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang