Part 18

7.3K 921 361
                                    











Hari ini Jeno terlihat berbeda, tidak seperti biasa wajahnya terlihat lebih segar dan ceria. Bahkan beberapa anak buahnya bisa merasakan perbedaan Jeno saat ini. sibuk dengan ponselnya Jeno tersenyum saat ada lengan melingkar di pundaknya.

Masih mengabaikan Jaemin di belakangnya, mata Jeno fokus ke depan. Membuat Jaemin jadi kesal

"Jeno~"

"Ada apa Na?" tanya Jeno tanpa menolah

Tangan Jaemin meraih ponsel Jeno, mengangkatnya tinggi-tinggi, Jeno yang duduk langsung saja berdiri.

"Jangan di banting. Oke aku melihatmu. Matikan saja ponselnya" ucap Jeno pelan.

Kakinya memutari sofa dan mendekat kearah Jaemin. meraih ponselnya tadi dan menyimpannya di saku. Tangannya kini digunakan untuk mengelus punggung Jaemin.

"Ada apa? Butuh sesuatu?"

Jaemin hanya diam. Matanya menatap Jeno dengan lembut, bibirnya mengerucu kedepan. Tangannya kini memainkan kaos yang di pakai Jeno.

Jaemin tampak menggemaskan, tapi di balik wajah imut dan menggemaskannya ini Jeno perlu waspada. Jaemin yang sekarang benar-benar berbeda, bisa saja Jaemin sekarang bersikap manis tapi bisa juga detik berikutnya dia membunuh Jeno di tempat

"Apa yang kamu inginkan Na?"

"Jeno"

Kini Jaemin memeluk Jeno, mengendus tubuh Jeno layaknya seorang kucing. Dan Jeno menahan agar tidak tergoda saat ini.

Bagaimana tidak menahan diri jika kekasihnya sedang seperti itu dan dia hanya memakai kemeja tanpa bawahan. Untung saja mereka di kamar, jadi tidak ada yang melihat Jaemin kecuali Jeno saat ini.

"Iya ada apa?"

"Aku ingin memberi makan Anjing Pitbull dengan abalon goreng" ucap Jaemin lirih

Jeno memejamkan mata, mencoba untuk tidak mengumpat atau marah atau berteriak atau kesal sekuat tenaga Jeno mencoba untuk mengumpulkan kesabarannya detik ini juga. Walaupun rasanya jantung Jeno mau lepas saat ini juga.

"Hanya itu?" balas Jeno dengan nada di buat sesantai mungkin

"Iya hanya itu"

"Tidak ingin kadal lagi?" tanya Jeno lembut

"Tidak, kadalnya terlihat jelek"

"Baiklah kamu akan mendapat semua itu nanti malam"

Jaemin tersenyum, melompat kecil dan memeluk Jeno begitu saja. Untung Jeno siap, jika tidak mungkin dia akan terjungkir kebelakang.

"Jeno terbaik" ucap Jaemin sambil menciumi wajah Jeno

"Apapun untukmu Na"

~~

Taeyong yang merasa lebih baik kini ikut bergabung dengan yang lain, makan siang di meja makan bersama Jaemin dan Yeeun. Menyiapkan beberapa makanan untuk Jeno.

"Dimana Jeno?" tanya Taeyong

"Tadi sedang menelpon seseorang" jawab Jaemin.

Tak lama Jeno datang, ikut bergabung dan duduk disana. Tapi tak lama Jeno mengerutkan keningnya saat melihat apa yang ada di depannya.

Detik berikutnya Jeno menatap Jaemin, "Na~"

"Aku ingin makan itu diam dan jangan protes. Nikmati makananmu" balas Jaemin sambil mengerucukan bibir.

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang