10. The Final Stage

2.7K 246 28
                                    

~ My Regret For Him ~
- RivaEre -


- Maria Senior High School, 14 January 2016 -

Suram. Muram. Buram. 3 kata yang cukup mengekspresikan suasana hati seorang Veno Jaeger. Wajah yang sudah datar makin datar. Aura yang sudah dingin makin dingin. Tatapannya semakin tajam. Kata-katanya semakin pedas.

Sudah sangat memenuhi syarat untuk dirinya, jika ingin mencalonkan diri sebagai Iblis pencabut nyawa.

Saat tatapannya bertemu dengan manik Obsidian milik Rivaille, aura hitam yang mencekam semakin menjadi-jadi. Teman-temannya enggan bertanya. Sedikit mendekat padanya, sudah dipastikan mereka akan menjelma menjadi es. Atau lebih parahnya lagi--tidak bisa bernafas karna auranya terlalu mencekik.

Yang menjadi korban tatapan tajam Veno hanya acuh. Tak peduli. Whatever. Bodoamat.

Veno mendengus kasar, ia mengalihkan tatapannya. Aku harus tenang, tidak boleh gegabah. Batin Veno. Ia berjalan menuju bangku miliknya. Duduk dengan tenang.

Wajah boleh datar. Sikapnya boleh tenang, acuh dan tak peduli sekitar. Tapi otaknya tidak bisa berbohong. Pikirannya masih melayang kemana-mana. Rivaille. Eren. Rivaille. Eren. Rivaille--

"Oi!"

Veno mengerjap, baru kali ini ia merasakan kaget. Siapa yang berani mengagetkannya? Kurang ajar. Veno melirik sekilas.

Oh.

"Oops, aku tidak menyangka kau bisa Kaget juga. Pfft.."

"Diamlah, Church."

"Bagaimana aku bisa diam? Aura negatif-mu ini yang sangat menggangguku! Oh ralat, maksudku, sangat mengganggu teman-teman lainnya juga bro!"

Veno memutar bola matanya malas, "Aku tak peduli."

"Dasar orang dingin! Bisa-bisa aku mati membeku berada didekatmu setiap hari!"

"Tidak ada yang menyuruhmu mendekatiku."

"Aku tahu, aku tahu! Mungkin ini adalah sebuah kesialan karna sekelas denganmu. Oh, ralat lagi, maksudku sekelas dengan duo orang dingin."

Veno menaikkan 1 alisnya, sedetik kemudian ia paham. "Jangan samakan aku dengan si bangsat Ackerman itu, Church."

"Jangan menyangkalnya, bung! Jelas-jelas kalian mirip! Kukira kalian Saudara, ternyata bukan--Aduh!"

Veno memukul kepala Farlan memakai buku Fisika yang tebalnya seperti Tripple Cheese Burger kesukaan Eren.

"Gila! Kau pikir ini tidak sakit, hah?!"

"(1)Chut, Kau berisik."

"Sok-sok pake bahasa Prancis, kau ini memang benar-benar mirip Rivaille!"

"Sekali lagi kau bicara begitu, kupastikan besok kau tidak akan bisa melihat Matahari lagi."

"Ouh, seram sekalii~"

My Regret For Him [RivaEre] END ✔Where stories live. Discover now